Download App
71.42% Time Leaps / Chapter 5: •> Jalur Waktu

Chapter 5: •> Jalur Waktu

Alvien masih berkutat dengan pekerjaannya yang entah kapan akan selesai. Alvien memasang sebuah benda penyimpan energi yang ia beli di pasar gelap ke tabung waktu miliknya.

Sampel yang ia temukan hanyalah sebuah pembuktian mengenai relativitas khusus. Masih tidak bisa membuktikan apakah melompati waktu bisa dilakukan.

Alvien harus bersiap-siap untuk pergi meninggalkan laboratorium karena dirinya harus mengajar di jam siang. Setelah menyimpan tabung waktunya di sebuah penyimpanan dengan suhu dingin didalamnya dan ditenagai oleh ICYTP, barulah Alvien pergi meninggalkan laboratorium nya.

Sekolah tempat Alvien mengajar tak jauh dari laboratorium tempat ia bekerja. Alvien memasuki kelasnya dan melihat murid-muridnya yang bersemangat dalam kelas kali ini.

Senyum lebar terlihat jelas di wajah Alvien, bahagia karena muridnya antusias dengan pelajaran yang ia ajarkan. Alvien menyapa seluruh anak didiknya sebelum memulai pembelajaran.

"Kali ini kita akan membahas benua, dulu bumi memiliki 7 benua. Diantaranya adalah Asia, Eropa, Amerika Selatan, Amerika Utara, Afrika, Australia. Setelah peristiwa yang disebut 'kiamat' terjadi, bumi mengalami banyak perubahan…" jelas Alvien sembari memperlihatkan bentuk bumi pada anak didiknya.

"Perubahan itu membuat ke-7 benua ini bergabung menjadi 3 benua besar saat ini. Ada yang bisa sebutkan ada benua apa saja saat ini?" Alvien memberikan pertanyaan ditengah penjelasannya, Alvien ingin tahu apakah penjelasannya yang sebelumnya diterima oleh muridnya.

Terlihat seluruh anak murid Alvien mengangkat tangannya tanda ingin menjawab pertanyaan yang baru saja ditanyakan oleh Alvien. Hal itu tentu saja membuat Alvien senang, karena apa yang dijelaskan oleh dirinya dapat diterima baik oleh muridnya.

"Tenth, silahkan jawab." Alvien mempersilahkan anak muridnya yang bernama Tenth untuk menjawab pertanyaan yang diajukannya. Murid lain pun menurunkan tangannya karena gurunya sudah menentukan siapa yang harus menjawab.

"Novanius, Primeva dan Generxis, pak." Tenth menjawab dengan lantang dan sangat yakin dengan jawabannya.

Alvien memberikan tepuk tangan, teman sekelas Tenth pun juga bertepuk tangan. Mereka melakukan itu untuk menghargai jawaban dari Tenth, tentu saja jawaban Tenth benar.

Alvien kembali menyelesaikan penjelasannya, setelah selesai dengan tugasnya di sekolah, Alvien kembali menuju laboratorium untuk menyelesaikan apa yang harus diselesaikan.

Samuel melihat Alvien begitu bekerja keras pada tabung waktunya, hal itu membuat Samuel sedikit takjub dengan kegigihan Alvien. Lelaki yang hanya berbeda beberapa bulan dengan Alvien mendatangi Alvien dengan secangkir kopi susu.

Samuel memberikannya pada Alvien dan mengisyaratkan untuk beristirahat sejenak. Alvien menerima pemberian Samuel dan pergi ke luar laboratorium bersama Samuel. Menikmati secangkir kopi susu di taman laboratorium yang berisikan banyak tumbuhan.

"Vin, kulihat kamu begitu gigih mengerjakan proyek ini. Apa yang akan terjadi jika kamu gagal?" Samuel sedikit ketakutan untuk menanyakan hal ini pada Alvien.

Dirinya takut jika Alvien akan tersinggung dengan perkataannya, karena kalimat 'gagal' bisa menjadi petaka. Tapi nyatanya, Alvien hanya tersenyum ketika mendengar perkataan itu keluar dari mulut Samuel.

"Sepertinya aku akan dikeluarkan dari laboratorium ini dan tidak dapat dipercaya lagi oleh laboratorium manapun terkecuali laboratorium milik ku." Jawab Alvien sembari menatap kopi susu nya yang mulai mendingin.

Samuel hanya terdiam, Alvien tak dapat ditebak oleh pikirannya. Apa yang dikatakan Alvien membuat Samuel sedikit merasa kasihan dengan apa yang akan terjadi dengan Alvien ketika ia gagal.

Kopi susu Alvien sudah habis, Alvien kembali menuju laboratorium nya dan kembali mengerjakan proyeknya. Satu-satunya prioritas nya saat ini adalah proyeknya, hidupnya berada di mesin waktu itu.

Alvien kembali membuka catatan kecilnya serta file yang ia buat yang berisikan banyak teori waktu dan rumus. Ia melihat dan mempelajari file-file miliknya, menelaah setiap ilmu yang diperlukan dan tidak. Memilah mana yang harus ia lakukan dan pasti berhasil.

Dengan barang yang ia beli di pasar gelap membuat Alvien semakin giat untuk menyelesaikan proyeknya, barang itu adalah harapan terakhir Alvien dalam proyeknya.

Kali ini Alvien memutuskan untuk mengambil lembur karena dirinya perlu menjaga tekanan dan suhu yang ada di barang ilegal tersebut. Samuel berpamitan pada Alvien karena dirinya tidak mengambil jam lembur.

Dean ikut menemani Alvien lembur, Dean sudah seperti bagian dari hidup Alvien. Karena adanya Dean, Alvien masih bisa bertahan di pekerjaannya.

Jam sudah hampir menunjukkan pukul 12 malam, mata Alvien hampir sepenuhnya tertutup dan Dean sudah terlelap dalam tidurnya sedari tadi. Alvien tak lagi merasa kantuk ketika dirinya melihat benda ilegal miliknya menunjukkan perubahan.

Alvien bangkit dari duduknya dan mendatangi benda tersebut, dilihatnya secara teliti, dan benar saja. Alvien benar-benar akan melintasi waktu!

Benda ilegal miliknya menunjukkan sebuah jaringan waktu yang akan membawanya pergi melintasi waktu. Entah akan berhasil atau tidak, hal itu membuat Alvien sangat senang.

Alvien hendak membangunkan Dean, namun niat itu ia urungkan ketika melihat Dean yang sangat nyenyak dalam tidurnya. Alvien bekerja sendirian di tengah malam yang senyap, Alvien memindahkan benda ilegal tersebut ke dalam tabung waktu yang sudah dilapisi tenaga ICYTP.

Hanya perlu beberapa materi dan kerja kerasnya akan terlihat sebentar lagi, benar-benar sebentar lagi dan setelah itu waktu yang menentukan.

Alvien tidur di laboratorium nya tepat pada pukul 2 pagi. Ia dapat tertidur tenang setelah eksperimen nya menunjukkan hasil yang luar biasa.

Dean terbangun lebih dulu, ia melihat Alvien yang masih tidur disebelahnya. Dean membangunkan diri dan melihat ke arah tabung waktu, Dean menganga tak percaya, tabung waktunya berhasil, hanya perlu beberapa materi.

"Semua kerja keras kita akan terbayarkan." Kata Alvien yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Alvien begitu bahagia melihat reaksi Dean yang ternganga tak percaya. Dean langsung memeluk Alvien dengan senang, seperti merayakan kemenangan setelah pertempuran.

"Kau, kita akhirnya berhasil." Ujar Dean terharu dan menitikkan air mata.

Rekan tim Alvien yang baru saja datang juga tak percaya dengan apa yang dilihatnya, bahkan Samuel juga tak menyangka akan secepat ini.

"Kita hanya perlu menyempurnakannya. Dean, kau bikin laporan dan serahkan pada ketua lab." Nada kemenangan terdengar ketika Alvien berbicara.

Samuel hanya bisa tersenyum tanpa mampu mengatakan satu kata pun. Samuel juga lega bahwa Alvien benar-benar berhasil kali ini.

Flora datang menemui Alvien ketika Alvien memberitahukannya apa yang terjadi. Hal itu membuat Flora sangat bangga dengan Alvien. Ketua laboratorium juga sudah mengetahui apa yang terjadi, anggap saja seluruh manusia yang berada di laboratorium turut bangga dengan pencapaian Alvien.

Eiger juga telah dihubungi dan membuat lelaki tua itu berteriak senang di telepon. Kerja keras tim Alvien membuktikan lompatan waktu menjadi bisa dilakukan, namun belum ada bukti kuat bahwa manusia bisa melewati apa yang terjadi di dalam aliran waktu.

Alvien kembali ke mejanya dan membaca kembali seluruh file yang memiliki sangkut pautnya dengan apa yang ia kerjakan.

"Masih ada kemustahilan lainnya." Ujar Alvien pelan pada dirinya sendiri.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login