"Aku rasa sudah waktunya kau memberitahuku, dari mana kau mendapatkan kekuatanmu itu?"
Steve terus menyantap makanannya tapi fokusnya mulai beralih pada percakapan kedua orang itu.
Vasile menatap tajam Lauren. Lauren juga membalas tatapan itu dengan sengit. Kata 'aku membencimu' terpampang jelas di wajahnya.
"Hmph! Sudah kukatakan, kau tidak perlu tahu!"
Vasile telah merecokinya dengan pertanyaan itu sejak pertama kali mereka bertemu. Lauren berkali-kali tidak mau menjawab tapi Vasile benar-benar sangat gigih hingga menjengkelkan.
Mendengar jawaban yang isinya begitu konsisten, Vasile mengernyit dalam. "Lauren, kau tahu bahwa kita …."
"Aku tahu. Lalu kenapa? Apa hubungannya denganmu, ha? Kau ingin bilang aku melanggar janji?" Senyum miring menghiasi wajahnya tapi kedua mata merah Lauren gelap.
Bulu kuduk Vasile berdiri tegak tapi ia tidak menciut. "Bisa dibilang begitu," jawabnya tegas.
Halo semuanya! Aku update hari ini karena kemarin aku mengambil waktu untuk beristirahat sebentar.
Semoga kalian suka dan enjoy membaca cerita ini. Terima kasih banyak bagi yang mau membuka chapter menggunakan koin :)