Download App
71.42% This is our Second World / Chapter 5: Ruby & teman temannya bertemu dengan five boys!

Chapter 5: Ruby & teman temannya bertemu dengan five boys!

Masih di tempat yang sama...

Aldiano menekan tombol putih sehingga semuanya kembali normal.

"Akhirnya aku bebas! Taro aku akan memperbaiki mu nanti! Terimakasih Aldiano! Aku tahu kau yang menyelamatkan ku terimakasih! Terimakasih!" alay Kyo.

"Ayolah Aldiano! Kenapa kau mengembalikan semuanya seperti sedia kala!" dumel Damian.

"Kita ada pelajaran Sains ingat?" tanya Aldiano.

"Ingat sih tapi misi kita belum selesai nanti saja!" jawab Rain.

"Aku belum bertemu dengan Brontosaurus" murung Lyora.

"Sinar laser! Tidak ada dinosaurus! Brontosaurus dan apa lagi namanya aku akan membuat Taro ulang awas saja dia konslet lagi! Langsung kubuang!" sebut Kyo.

"Memang pelajaran sains tentang apa sih?" tanya Amora.

"Pembuatan anak langsung praktek" jawab Aldiano enteng, Amora memundurkan langkahnya.

"Menjauh dari ku! Dasar otak mesum!" sebal Amora.

"Aku hanya bercanda" jahil Aldiano.

"Sudah!! Sebaiknya kalian pergi biar aku yang mengurus semua nya kalian lebih baik pergi ke sekolah" usir Kyo.

"Hah tega nya kau mengusir kami?!" tanya Ruby tidak terima.

"Bukan itu maksud ku! Salah lagi" jawab Kyo merutuk.

"You take my breath away

With everything you say

I just wanna be with you

My baby, my baby, oh

Promise I'll play no games

Treat you no other way than you deserve

'Cause you're the girl of my dreams

My prized possession

One and only

Adore ya

Girl, I want ya

The one I can't live without that's you, that's you

You're my special little lady

The one that makes me crazy

Of all the girls I've ever known, it's you, it's you" nyanyi Damian.

"Jika kau ingin bernyanyi buat panggung sana berisik Damian!" kesal Kyo sambil menutup telinganya.

"Kau tidak punya telinga tidak punya hidung dan tidak punya kaki tapi kau punya mulut untuk mengoceh syukurlah" ingat Damian.

"Diam Damian!!" teriak Kyo marah.

"Peut-être que Matthew et moi ne pouvons pas revenir, non" celetuk Stephanie.

"Bisa tapi paling seminggu atau tiga hari lagi bahkan bisa berbulan bulan sabar ya" kekeh Louis.

"Sommes-nous piégés ?! Oh non hah" pasrah Matthew.

"Louis bilang sabar? Mau?" tawar Rain.

"Non merci, je suis rassasié" tolak Matthew.

"Makanan sudah siap! Hati hati ini adalah daging robot!" pekik Ruby, mereka semua kaget & terkejut.

"Ruby dimana kamu mendapatkan nya?" tanya Chelsea.

"Ada sekotak penuh ini!" jawab Ruby.

"T-Taro!! Tega sekali kau membunuh nya Ruby! Dia sudah seperti anak yang ku rawat dengan penuh kasih sayang tahu!" tangis Kyo mendramatisir.

"Ayolah itu hanya rongsokan tua! Lagipula dia mengatakan bunuh berulang kali!" sinis Ruby, bertolak pinggang.

"Hua Taro!!" panggil Kyo berteriak.

"S-selamat ti-tinggal a-yah a-ku a-akan merin-dukan! Mu!.... Bunuh bunuh bunuh!" kepala Taro yang sudah di penggal Ruby mengucapkan kata-kata terakhirnya

"TIDAK!! TARO!! Padahal Ayah sudah menemukan calon ibu baru mu!" lebay Kyo.

"Apa aku keterlaluan?" tanya Ruby berbisik, gadis itu merasa bersalah.

"Tidak Ruby kau sudah benar karena memusnahkan robot dinosaurus yang kurang ajar itu!" jawab Sabiru.

"Tapi Sabiru aku merasa sangat bersalah!" sendu Ruby.

"Aku akan buat yang baru semoga kali Ini tidak konslet jangan dimakan!" larang Kyo.

"Huh! Aku baru ingin memakannya" renggut Damian.

"Itu keras gigimu akan sakit nanti Damian" beritahu Emilie perhatian.

"Emilie! Kamu perhatian sekali" goda Lyora.

"Sangat" imbuh Chelsea ikutan menggoda Emilie.

"Kalian berdua berhenti menggoda ku! Huh!" kesal Emilie.

"Dinosaurus yang bisa terbang adalah..." potong Amora.

"Ptorosaurus" cetus Aldiano.

"Oh selesai! Akan ku kirimkan pada Nattlas Aldiano! Kamu tolong bantu ya!" pinta Amora.

"Tidak akan pernah" geleng Aldiano.

"Ayolah Aldiano apa harus ku rayu dulu supaya kamu mau?!" tanya Amora.

"Boleh aku kirimkan pada si Nattlas itu tapi harus cium aku disini" jawab Aldiano sambil menunjuk pipinya, Amora berkeringat dingin.

'Duh pemuda ini benar benar ingin mengerjai ku rupa nya! Awas aku membalas mu nanti!' geram Amora dalam hati.

"Selesai! Lihat ini! Dia robot dinosaurus baru ku namanya Bolu!" ucap Kyo.

"Ah kue Bolu dan es jus Taro" ucap Damian.

"Mana ada es jus Taro Damian?!" tanya Ruby.

"Ada Ruby!" jawab Damian.

"Bolu jangan dengarkan dia Damian awas saja kau! Ayo Bolu Ayah akan menceritakan tentang awal Ayah dan ibu baru mu bertemu" tajam Kyo.

"Cih Emilie! Kira kira yang duluan telur atau dinosaurus?" tanya Damian.

"Oh iya setengah dinosaurus bertelur ya? Baiklah duluan telur Damian tentu saja" jawab Emilie.

"Sisilia perkenalkan dia anak ku yang kedua yah karena anak pertama ku bernama Taro sudah mati, Bolu dia adalah ibu baru mu!" panjang Kyo menjelaskan.

"Halo Ibu baru!" sapa Bolu bersemangat.

"Dia sangat menggemaskan juga!" gemas Lyora.

"Lyora kau itu aneh juga ya? Masa mesin berkarat ini menggemaskan" heran Rain.

"Rain! Apa kau bilang?! Aku tidak dengar!" delik Kyo.

"MESIN BERKARAT! Perlu ku ulangi lagi?" tekan Rain.

"Wah semakin seru ini dan sialnya aku lupa popcorn!" ucap Damian.

"Keripik kentang lebih enak aku punya banyak tidak bisa menghitung nya" ucap Sabiru.

"Mau satu!" mohon Chelsea.

"Silahkan Chelsea" balas Sabiru.

"Terimakasih! Oh tidak lihat jam nya! Kita akan terlambat!" panik Chelsea.

Mereka ber sepuluh mengambil tas mereka setelah itu pergi ke sekolah meninggalkan Stephanie Matthew & Kyo yang masih memperkenalkan putra keduanya.

Di sekolah...

"Nattlas" panggil Aldiano cuek, jika bukan karena Amora dia tidak akan mau membicara dengan pemuda di depannya ini.

"Kau Aldiano kan?! Ad- apa?!" tanya Nattlas setengah kaget karena Aldiano melemparkan buku Amora hampir kena wajahnya.

"Ini tugas Amora sudah selesai berikan nanti kepada pak guru" jawab Aldiano.

"Baiklah tapi jangan seperti itu lagi ku mohon mungkin aku harus memberitahu Amora tentang ini?" sengit Nattlas mengancam.

"Jangan coba coba mengancam ku tuan Nattlas! Aku tidak takut okey?" smirk Aldiano.

"Yuhu aku sudah dapat stiker ini dan posternya! Oh Al aku sangat mencintaimu! Semoga five boys segera mengeluarkan album baru mereka!" harap Ruby.

"Aku juga sangat suka Rave! Kalian tahu? Dia keturunan darah biru!" oceh Chelsea.

"Tapi mereka sekarang punya kesibukan masing-masing! Oh aku merindukan Gala!" sedih Emilie.

"Apa hebat nya mereka?" bingung Louis.

"Tentu saja hebat! Mereka sangat terkenal! Karena suara mereka dan ketampanan mereka! Five boys yang terbaik!" jelas Ruby.

"Kalau masalah ketampanan kami lebih tampan dari mereka" sombong Damian.

"Yeah ku akui tentang itu tapi mereka bisa bernyanyi sementara kalian tidak bisa" balas Emilie.

"Kami bisa bernyanyi Emilie ya kan teman teman?" tanya Rain.

"Tentu saja aku sedikit ragu Rain" jawab Sabiru.

"Jangan ragu begitu" bisik Rain.

"Amora! Kamu suka siapa di antara mereka? Five boys?" tanya Lyora.

"Em si dokter Dave" jawab Amora.

Aldiano menjatuhkan bukunya semua orang terkejut namun Ruby malah bernyanyi.

"Tentang diriku ini! There is love above the clouds!" nyanyi Ruby.

"Sudah Ruby aku tidak mau mendengar mu bernyanyi" suruh Louis.

"Saat kamu berada disini merasakan hal yang sama!" Ruby tidak peduli gadis itu masih bernyanyi.

"Oh baby! Sweet call for me" lanjut nya.

"Apa lagu baru five boys sudah keluar?!" tanya Gendis.

"Belum ini lagu lama Gendis" jawab Ruby.

"Oh ya yang You are sweet?" tebak Gendis, Chelsea mengangguk pelan.

"The angel keren banget apa lagi Alvi suaranya lebih berat" kagum Lyora.

"Mereka lagi bicarakan apa?" Louis Radius.

"Five boys" jawab Louis dengan malas.

"Oh mereka yang sedang populer? Hei kurasa mereka akan berkunjung ke sekolah kita" beritahu Radius.

"Benarkah? Dimana kau tahu?!" tanya Lyora.

"Asyik! Aku akan bertemu Al!" heboh Ruby.

"Dari pak kepala sekolah" jawab Radius.

"Gala kita akan bertemu! Semoga dia belum punya pasangan atau kekasih" khayal Emilie berharap.

"Kalau dia tidak punya kekasih berarti dia gay ada ada saja" sahut Damian enteng, Emilie tidak terima.

"Selamat pagi semuanya kalian pasti berharap five boys akan berkunjung ke sini bukan? Sayangnya bus mereka terjebak dan tidak mau berjalan jadi terlambat" jelas pak guru memberitahu.

"Tidak!!" teriak Ruby kecewa.

"Apa yang terjadi?! Tapi pak! Hari ini mereka datang kan? Kami mohon pak!" tanya Amora.

"Seperti yang bapak jelaskan Amora mereka akan terlambat sembari menunggu five boys kita bisa mulai pelajaran Sains terlebih dulu" jawab pak guru.

"Baiklah pak guru!" serempak mereka semua.

Sedangkan di sisi lain..

"It will never be the same as it used to be hoh hoh ooh My heart trembled when I saw you" nyanyi seseorang, lalu salah satu temannya bertanya pada ketua.

"Hey Al! Do we have a date?" tanya teman nya.

"Jangan sok sokan bahasa Inggris kita akan ke sekolah Gala hari ini dokter Dave akan menunjukkan arahnya" jawab Al.

"Lupa dengan bus yang tidak bergerak ini?" sinis Dave.

"Keren! Rave jangan membuat ulah lagi ya seperti sebelumnya" ucap dia.

"Tentu saja Alvi aku bukan anak kecil" ucap Rave.

"Maaf Pak apakah masih lama?" tanya Al sopan.

"Sebentar tuan muda ini memerlukan waktu agak sedikit lama" jawab sopir bus tersebut.

"Penggemar kita pasti sudah menunggu kedatangan kita hah" hela Gala.

"Sudah selesai tuan muda! Ayo berangkat!Ternyata ada yang rusak saya sudah memperbaiki nya" semangat Pak supir bus.

"Bagus kalau begitu aku akan menunjukkan arahnya" cetus Dave.

"Membosankan! Kapan five boys akan tiba" bosan Ruby.

"Bus mereka pasti sudah di perbaiki" lesu Amora.

"Aku sangat ingin bertemu dengan Rave" celetuk Chelsea.

"Sama aku juga ingin bertemu Gala tapi jika lama seperti ini aku ingin tidur saja" renggut Emilie.

"Astaga Emilie dunia tidak akan kiamat jika kau tidak bertemu dengan Gala apa lagi kalian ini" lelah Damian.

"Damian kau tidak mengerti perasaan ku terhadap Gala" balas Emilie cemberut.

"Dunia sepertinya mau kiamat!" oceh Ruby.

"Bidadari! Turun ke hati ini apakah kamu baik baik saja?!" tanya Lyora.

"Iya aku baik baik saja" jawab Rain menyahut, Lyora menatap sinis ke arah nya.

"Seperti nya pak guru sedang keluar oh aku haus! Teman teman aku pergi keluar dulu ya!" izin Ruby.

"Aku ikut!" pekik Amora.

"Kami juga aku sangat lapar! Aku tidak sarapan pagi tadi karena kamu membuat makanan dari daging robot" ucap Chelsea.

"Hehehe lelucon di bulan Juni! Maaf Chelsea jangan marah" cengir Ruby.

"Tolong jaga tas kami agar tidak hilang" ucap Emilie sambil melemparkan tasnya ke wajah tampan Damian.

"Shit Emilie kau?! Wajah tampan ku!" ucap Damian, gadis itu tidak peduli ia keluar dari kelas bersama teman temannya.

"Seperti biasa! Aku ingin ayam goreng!" ucap Ruby.

"Spaghetti" nada Lyora.

"Kamu kira ini restoran?" tanya Amora.

"Ayolah mungkin ada kan? Em ini sangat enak" jawab Lyora.

"Permisi" suara itu membuat mereka menoleh.

"F-Five B-Boys?!" kaget mereka terbata bata.

"Sut diam saja kami mohon bisa tunjukkan jalan Dave tidak handal seperti nya" tunjuk Alvi.

"Aku seorang dokter bukan si petunjuk jalan bagi kalian okey?" judes Dave.

"Kenapa kalian bisa disini?" tanya Chelsea.

"Bukankah pak guru kalian sudah memberitahukan kami akan berkunjung ke sekolah kalian? Masa lupa kami duduk bersama kalian dulu ya boleh kan?" jawab Al terkekeh kecil.

"Tentu saja! Boleh! Al ini terakhir ku lihat kamu berbicara panjang seperti" ucap Ruby terpesona.

"Benarkah manis?" goda Al, menggedipkan matanya dengan genit.

"Kyaa!!" teriak Ruby seperti orang gila.

"Mau berfoto G-Gala?" tanya Emilie masih sedikit gugup.

"Boleh berfoto berdua ya? Ayo mendekat Emilie jangan takut aku tidak akan memakan mu" jawab Gala.

'Gala tahu nama ku?! Ini pasti mimpi! Aws ternyata tidak! Sungguh nyata!' batin Emilie tidak percaya.

"Jangan terlalu banyak makan permen nanti sakit gigi" tegur Dave lembut, Amora mendiamkan permen tersebut dalam mulutnya.

"Aku tidak percaya kalian datang kesini bertemu dengan kami lagi! Kami sangat beruntung" celoteh Chelsea.

"Kami jauh lebih beruntung karena bertemu bidadari yang cantik dan manis disini" balas Rave tersenyum menggombal.

"Hua Rave! Jangan menggombali ku seperti itu! Aku malu!!" rengek Chelsea malu malu kucing, Rave tertawa pelan.

"Alvi aku membuat ini sendiri" serah Lyora.

"Coklat? Kelihatan ya sangat enak mari kita makan bersama" manis Alvi.

"Baik!" angguk Lyora, gadis itu sangat senang.

"Jadi mereka lama karena five boys?!" emosi Damian.

"Dasar para gadis nakal itu" geleng Louis.

"Hachiu!" Amora tiba-tiba bersin Dave segera memeriksa nya.

"Maaf jika aku tidak sopan karena menyentuh tubuhmu aku hanya memeriksa mu" lirih Dave.

"Apa pun itu tidak apa apa dokter Dave" balas Amora.

"Syukur lah hm tidak ada apa apa kamu tidak kena flu" dehem Dave.

"Terimakasih dokter Dave kamu perhatian sekali" riang Amora.

"Tolong panggil aku Dave saja Amora" suruh Dave.

"I-iya b-baiklah Dave" gugup Amora.

"Kami ingin sekali lama disini tapi kami harus kembali ke kelas kami Five boys" sendu Ruby.

"Kalau begitu kami ikut kalian" putus Al.

"Wah kita bisa pamer ke lainnya! Tentu saja boleh!" balas Emilie.

"Emilie kamu gadis yang lucu" gumam Gala.

Di kelas....

Semua orang terkejut karena Ruby & teman teman nya bersama five boys kecuali Louis Aldiano Damian Sabiru & Rain.

"Dave! Al! Rave! Gala dan juga Alvi?!" sebut Gendis.

"Yeah itu kami" balas Alvi sambil menjentikkan jari nya, semua murid perempuan pingsan kecuali Ruby & teman temannya.

"Wow mereka pingsan waktunya foto mereka" jahil Ruby.

"Ruby kamu jahil juga ya ternyata" kekeh Al, hanya dibalas cengengesan oleh dia.

$$


CREATORS' THOUGHTS
DaoistXFwn0O DaoistXFwn0O

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!

next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login