Sebuah mimpi yang lebih layak sebagai suatu pertanda akan masa depan yang akan datang. Sebuah mimpi di mana dunia sudah menjadi sebuah tempat yang mengerikan.
Semua ras di dunia ini sudah kehilangan harapan untuk bisa menang melawannya.
Dia bukanlah sosok yang terlihat jahat, bahkan dia terlihat seperti sosok seorang dewa yang suci. Tetapi ada yang membuat itu menjadi lebih buruk, dia sama sekali tidak sendirian, ada beberapa sosok yang terlihat seperti dirinya.
Tetapi ada satu sosok yang menjadi pusat akan segalanya, dia menunjukkan dirinya sendiri di dunia yang kotor ini dan seketika itu dunia berubah drastis.
Bahkan Glaudis yang melihat mimpi itu merasa sangat ketakutan dengan munculnya satu sosok itu.
Di sana ada seorang sosok perempuan yang mendekatinya dan mengatakan sesuatu. Glaudis masih teringat dengan jelas apa yang dikatakan oleh sosok itu dengan sangat jelas.
"Dies...Irae..."
Setelah saat itu dia melihat satu persatu orang menghilang dari dunia ini di depan matanya.
Rasa keputusasaan dari setiap-setiap orang yang dia lihat tergambar dengan sangat nyata di dalam mimpinya.
Mereka tidak bisa melawan, sembunyi, juga kabur.
Keputusasaan yang melanda dunia di waktu itu, ketika tidak ada seorang pun yang mempunyai hasrat untuk melawan, mereka hanya menanti giliran mereka menghilang dari dunia itu seperti yang lainnya.
Dunia di mana tidak ada penyelamat yang bisa menyelamatkan mereka...
Gambaran itulah yang memaksanya sampai sejauh ini, dia sangat yakin kalau mimpinya itu akan benar-benar terjadi suatu saat di masa depan yang dekat ini.
Sambil mengingat-ingat tentang itu, kesadaran Glaudis mulai menghilang. Glaudis seorang ksatria perlahan dan perlahan mulai tenggelam ke dalam kegelapan abadi bersama dengan segala ketakutannya.
Air mata mulai mengalir dari dirinya yang akhirnya mendapat ketenangan itu.
Glaudis bukanlah seorang pengecut yang takut kepada musuhnya selama ini, tetapi dia...dia sangatlah berbeda dengan apapun yang dia temui selama ini. Tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkannya, bahkan semua orang-orang terkuat di dunia sekalipun hanya akan menjadi debu di depannya.
Perlahan demi perlahan Glaudis semakin kehilangan kesadarannya.
[Persembahkan jiwa dan ragamu kepadaku...aku akan memberikan ketenangan kepadamu...]
Suara yang tiba-tiba muncul di dalam kepala Glaudis, suara yang entah kenapa membuat dirinya tenang dari ketakutannya selama ini.
[Catch but a wink in peace...
thy art safe and well...
th're's nay dang'r n'r square...
caterwauling not...
and catch but a wink in peace..]
Akhirnya kesadaran Glaudis pun hilang sepenuhnya. Seluruh tubuhnya sekarang sudah diselimuti oleh aura kegelapan yang berwarna hitam pekat.
Okein yang melihat itu merasa merinding karena Glaudis yang sekarang sudah benar-benar terasa seperti orang yang berbeda dari dia yang tadi.
"A-apa yang terjadi sebenarnya?"
Semua perhatian tertuju kepada Glaudis yang telah terbalut oleh kegelapan itu.
"Nona, apa Anda tahu sesuatu?"
"Dia sudah tidak bisa diselamatkan lagi, dia sudah tertelan di dalam kegelapan abadi."
"Kegelapan abadi?"
"Intinya dia akan mulai menyerang secara membabi-buta, kalau kau tidak mau mati maka menjauhlah dari dia, dia sudah berada di luar kemampuanmu sekarang."
[ROOOOAAARR!]
Benar, setelah Yulia berkata seperti itu Glaudis mulai menyerang satu persatu Dwarf baik kawan maupun lawan, dia sudah tidak peduli lagi dengan itu, apapun yang ada di depannya dia akan menyerang mereka.
Melihat hal itu, salah seorang Dwarf pun mendekati Glaudis.
"Tuan Glaudis, sebenarnya ada apa dengan-"
Dengan sekejap Dwarf itu dicabik oleh cakar kegelapan yang terbuat dari aura kegelapan yang menyelimuti Glaudis itu.
Semua Dwarf yang melihat itu pun seolah-olah tidak percaya, mereka bahkan tidak melihat serangan Glaudis yang sangat cepat itu.
Di dalam situasi itu Okein pun mengambil langkah cepat.
"SEMUANYA, SEGERA MENJAUH DARI GLAUDIS KALAU KALIAN TIDAK MAU MATI!"
"Ta-tapi-"
"DIA TIDAK PEDULI KAWAN MAUPUN LAWAN, DIA SUDAH KEHILANGAN KESADARAN SEPENUHNYA JADI CEPAT PERGI MENJAUH!"
Tentu tidak ada satu orang yang mau mati, mereka semua langsung menjauh sedangkan Glaudis tetap terus membantai satu persatu Dwarf yang ada di sana.
"Tch!"
Melihat itu Okein pun tanpa pikir panjang langsung menuju ke arah Glaudis dan mencoba menyerangnya. Serangannya memang berhasil mengenainya tetapi itu sama sekali tidak melukai Glaudis.
[ROOOAAARR]
Glaudis mencoba menyerang balik Okein tetapi Okein yang sekarang bukanlah orang biasa lagi, dia bisa menghindari serangan Glaudis yang nyaris membunuhnya itu.
"Tch! Seranganku sama sekali tidak berguna ya?"
Tiba-tiba dari arah atas, muncullah Gewitter Unit-E1195 yang dengan senjata jarak jauhnya dia menembaki Glaudis. Tetapi seperti yang sudah diduga kalau semua yang ditelan oleh kegelapan akan menjadi seperti Zombie.
Glaudis mencoba menyerang balik Gewitter Unit-E1195 tetapi dia tidak bisa mengenainya karena seperti yang pernah dibilang, melawan para Valkyrie di dekat Yggdrasil sangatlah sulit terutama seperti Gewitter Unit-E1195 yang jelas-jelas level 5.
"Gewitter unit-E1195 melapor: Serangan jarak jauh tidak mempan, memulai mode Analisis."
Setelah Gewitter Unit-E1195, kali ini muncullah Unit Schwarz, sebuah Unit khusus dengan anggota semuanya memakai armor berwarna hitam.
Unit Schwarz, mereka adalah Unit khusus yang bisa dibilang mempunyai spesifikasi lebih tinggi dari Unit Gewitter maupun Auge. Berbeda dengan para Valkyrie yang lainnya mereka tidak dilengkapi dengan meriam atau sejenisnya karena memang mereka adalah spesialis untuk pertarungan jarak dekat.
"Gewitter unit-E1195 diperintahkan mundur, perintah baru segera atasi kapal udara yang ada di dekat Yggdrasil."
"Gewitter unit-E1195 dimengerti, segera menuju ke lokasi."
Gewitter unit-E1195 pun berteleportasi menuju ke kapal-kapal udara.
Kali ini gantian Unit Schwarz yang melawan Glaudis, dengan tameng besar berwarna hitam dan Merah gelap sama seperti armor yang mereka kenakan.
Glaudis pun tanpa pandang bulu mulai menyerang Unit Schwarz dengan tangan-tangan dari aura kegelapannya yang memanjang mencoba meraih Unit Schwarz.
Unit Schwarz memblok serangan itu dengan tameng besar yang mereka kenakan dan menebas tangan dari aura kegelapan itu dengan pedang mereka sehingga putus.
Memang aura kegelapan itu terasa lebih alot seperti karet sehingga senjata biasa tidak bisa memotong benda itu tetapi pedang dari Unit Schwarz itu juga bukan pedang biasa melainkan sudah Yulia sesuaikan agar bisa memotong aura kegelapan yang menjijikkan baginya.
Dengan tiba-tiba ada salah satu Unit Schwarz yang berada di belakang Glaudis, dia menebas Glaudis dari belakang sehingga membuat tubuhnya terpotong menjadi dua bagian.
Meskipun seperti itu Glaudis masih belumlah mati, aura kegelapan itu menyambungkan badan Glaudis lagi menjadi utuh tetapi bayaran untuk itu juga harus setara dengan penyembuhannya itu. Tubuh Glaudis yang berada di dalam aura kegelapan itu mulai disedot energi kehidupannya sebagai bayaran sama seperti orang yang menggunakan aura kegelapan lainnya.
"Schwarz Unit-E1111 menkonfirmasi target belum mati."
Setelah tubuhnya tersambung kembali, Glaudis masih berusaha menyerang Unit Schwarz yang menebasnya tadi tetapi serangannya itu berhasil ditahan dengan tamengnya lagi malahan kali ini dari belakangnya juga ada Unit Schwarz yang menebas tubuhnya lagi berkali-kali bersama dengan unit Schwarz yang tadi sehingga sekarang tubuh Glaudis menjadi potongan kecil-kecil tetapi sekali lagi Glaudis masih belumlah mati, dia masih beregenerasi secara terus-menerus.
Sudah ratusan, bahkan ribuan kali dua Unit Schwarz itu terus menebas Glaudis secara terus menerus dengan sangat cepat tetapi hasilnya tetap sama. Tetapi ada yang berbeda, Glaudis yang diselimuti oleh aura kegelapan itu mulai berkurang kekuatannya.
"Sudah Yulia duga kalau itu masih sama."
Yulia yang melihat itu sudah menduga kalau orang yang sudah tertelan dalam kegelapan tidak bisa dibunuh dengan cara biasa. Setahu Yulia, cara membunuh orang yang seperti itu adalah dengan membakarnya dengan api suci lalu membunuhnya, melenyapkannya dengan sihir cahaya, dan yang terakhir terus memberinya luka fatal sampai aura kegelapan itu tidak punya sesuatu untuk diambil lagi dari inangnya.
"Kalau begitu baiklah, Yulia akan menggunakan kekuatan api suci."
Yulia menjentikkan jarinya dan di masing-masing pedang dari Unit Schwarz muncul api suci yang membara.
Unit Schwarz pun menebaskan pedangnya itu kepada Glaudis dan benar kalau api suci itu langsung membakar aura itu dengan cepat.
Tetapi meskipun seperti itu Glaudis yang tertelan oleh aura kegelapan itu masih belum kalah, ia melepaskan bagian yang terbakar api suci itu dan menggantikannya dengan yang baru.
Setelah itu mungkin ini sudah takdir kalau kegelapan sangat takut akan api suci, aura kegelapan itu segera berlari begitu melihat api suci yang ada di pedang masing-masing unit Schwarz sama seperti yang Kenaz lakukan dulu.
Glaudis berlari layaknya hewan, dia berlari dengan sangat cepat menjauh dari pedang yang berlapis api suci yang terus mengejarnya dari belakang berusaha untuk membakarnya lagi tetapi di sana tiba-tiba muncullah Naga yang telah tertelan oleh aura kegelapan yang mencegat Unit Schwarz.
Naga itu berusaha menyerang Unit Schwarz dan melihat itu Unit Schwarz segera menangkis serangan Naga itu dengan tamengnya dan menusuk tangan Naga itu dengan pedang yang berlapiskan api suci yang membara.
Karena naga-naga itu sekarang sudah ada di sana itu berarti Unit Valkyrie level four sudah kalah? itu tidak sepenuhnya benar. Walaupun hanya Unit Valkyrie level Four tetapi kekuatan mereka juga tidak bisa diremehkan sama sekali, mereka bahkan bisa mengalahkan orang sekelas petualang tingkat tinggi hanya dengan satu Unit saja apalagi jika mereka berada di dekat Yggdrasil di mana mereka bisa memperoleh kemampuan yang lebih baik, tetapi mereka memang diperintahkan untuk tidak melawan Naga-naga itu dan bergabung dengan Gewitter Unit-E1195.
"Schwarz Unit-E1111 melapor, terdapat pengganggu yang mengganggu misi awal. Berdasarkan analisa kemampuan, musuh memiliki kemampuan yang jauh lebih tinggi dari target awal."
"Ratatoskr menerima laporan. Perintah baru kepada Unit Schwarz, kalahkan Naga-naga di sana, penggunaan kemampuan maksimal diperbolehkan."
"Roger, perintah diterima."
Unit Schwarz menancapkan ujung bawah tameng mereka yang runcing ke tanah.
Tameng mereka itu pun mulai berubah, tameng yang semulanya hanya sebuah tameng biasa itu terpisah-pisah menjadi beberapa bagian dan melayang menuju ke punggung mereka.
Ujung bawah dari tameng yang terpisah-pisah itu pun mengeluarkan cahaya merah yang membuat itu sekarang menjadi seperti sayap.
Ujung runcing dari tameng mereka itu setelah terpisah dari anggota-anggota yang lain tidak lain dan tidak bukan adalah pedang yang sekarang beberapa Unit Schwarz pegang di tangan kiri mereka sedangkan selain yang menggunakan dua pedang itu, mereka menggabungkan kedua gagang pedang itu dan merubahnya menjadi tombak dengan dua ujung lancip.
Dengan armor berwarna hitam dan merah gelap yang menyala, sayap yang indah di punggung mereka dan dua pedang yang mereka pegang di masing-masing tangan, mereka para Unit Schwarz sudah siap untuk menunjukkan kekuatan mereka kepada semua orang yang ada di sana.
Aura yang dikeluarkan oleh Unit Schwarz sudah berbeda dengan yang sebelumnya, mereka sekarang sudah benar-benar terlihat seperti sebuah pasukan yang akan membuat siapapun merasakan perasaan tidak enak jika mau berhadapan dengan mereka semua.
"Memulai...Alles-Gute."
Sementara itu di dalam Yggdrasil, tepatnya di dalam sebuah ruangan yang ada di sana terlihat satu sosok yang baru saja terbangun.
Carmilla yang sekarang menjadi pengawas dari tempat itu pun tersenyum ketika melihat sosok itu telah terbangun.
Dengan tubuh yang basah telanjang tanpa sehelai kain pun, sosok itu mulai berjalan mendekati Carmilla yang berada di sana.
Dia adalah seorang sosok wanita yang mempunyai tanduk, dia terlihat bertubuh pendek juga dia mempunyai rambut putih yang agak panjang yang menutupi sebagian punggungnya.
Satu sosok yang mempunyai kekuatan yang sangat besar, satu sosok yang dulunya hanyalah seorang yang lemah, dia adalah sang Einherjar...mantan salah satu dari tujuh dosa mematikan yang telah mengkhianati raja iblis dan menjadi anak buah dari salah satu Dragon God Quetzalcoatl, dia adalah The Lady of Fire, Fiezayr.
"Akhirnya kau bangun juga, bagaimana rasanya tertidur selama berhari-hari di dalam sana?"
"Aku..."
Tatapan mata yang penuh dengan rasa haus darahnya terpancar ke seluruh arah, bahkan Carmilla bisa merasakan dengan jelas rasa haus darahnya.
Fiezayr tersenyum dengan senyuman yang seperti orang jahat, dia melihat ke arah dua tangannya dengan tatapan mata jahatnya.
"Aku...kembali!"
Rasa haus darah itu, bahkan Yulia juga merasakannya.
"Akhirnya dia bangun juga."
"Pertanyaan: Tuan putri, apa yang Anda mau rencanakan dengan gadis itu?"
Ini memang agak aneh melihat Yulia yang memutuskan untuk tidak menghapus perasaan gadis itu sama sekali walaupun dia menjadikannya sebagai Einherjar. Ini adalah pertama kalinya Ratatoskr melihat Yulia berbuat seperti ini.
"Pertanyaan: apakah Anda berbelas-"
"Jangan bodoh, mana mungkin Yulia berbuat sesuatu seperti ini hanya dengan berbekal belas kasih. Yulia hanya ingin melakukan percobaan tentang sesuatu yang membuat Yulia tertarik. Yang jelas kamu akan segera tahu sebentar lagi."
"Dimengerti, Tuan putri."
"Kamu hanya perlu persiapkan saja Unit Odin yang lain, kita akan kirim Einherjar sendiri buat menghadapi si kadal raksasa itu."
Ini adalah sesuatu yang sangat ingin Yulia coba setelah melihat itu, dia ingin sebuah bukti yang menunjukkan bahwa apa yang dia lihat itu benar.
Njirr w gak nyangka klo nih cerita dh setahun :" padahal awalnya nih cerita cmn w rencanakan sepanjang 50 chap 6 bulan tapi sekarang udah sampe 100 lebih cmn w gabung-gabungin jadi 58 chap biar gak kebanyakan :" btw w akan mulai cerita cepat biar Arc masalah Rubah ekor 9, Yulia, dan satu lagi chara yg akan muncul cepat selesai dan lanjut ke Dark Arc 3:)