A time will come in your live when some people will regret why they treated you wrong. Trust me, it will definitely come. ~ Ray
Dalam perjalanannya Tom baru sadar bahwa James biasanya berada di kasino karena sang ketuanya itu gemar sekali berada di kasino dan saat ini James tidak memiliki urusan apapun. Seketika itu ia langsung menelepon James.
"..."
"Maaf mengganggu kesenanganmu James, tapi anak muda itu sekarang berada di salah satu kasinomu. Mungkin, dia baru saja sampai kesana."
"..."
"Baiklah, jadi aku tidak perlu mengawasinya malam ini?"
"..."
"Baiklah James, Kali ini semua tergantung padamu."
"..."
Sementara itu pria paruh baya berambut cokelat tua, bermata cokelat tua, dan bekas luka di mata sebelah kirinya yang tak lain bernama James Fallsdeath terlihat bosan dan malas untuk bermain kemudian berkata pada anak buahnya.
"Cari anak 14 tahun di kasino ini lalu bawa dia kepadaku. "
Draco yang baru sampai kesana langsung terkejut, karena tiba tiba ada beberapa anak buah James berkata pada Draco untuk mengikutinya karena dia dipanggil oleh Tuan James Fallsdeath, padahal Ia tidak punya urusan apa apa. Lalu ia pun didudukan di depan James.
Wajahnya lebih seram dibanding yang kubayangkan. Batin Draco
"Jadi apa kau seorang mafia?" Tanya James
"Bukan, aku hanya pengedar dan pembunuh bayaran baru."
"Ahh, I see."
"Apa kau tertarik untuk bergabung ke mafia?"
"Ya, tapi aku tidak punya kelompok."
"Aku akan menawarimu kerja sama bisnis nak, itu berkaitan dengan kokainmu, ditambah lagi aku menawarimu untuk melatihmu menjalankan sebuah perusahaan bagaimana?"
"Akan kuterima apapun itu, Tuan James."
"Sebelum kau pergi apakah kau mau main beberapa permainan? Tenang saja, tidak ada taruhan, ini hanya untuk bersenang senang."
"Baiklah."
Setelah itu bermainlah Draco disana Ia berbicara tentang bisnis. Permainannya diakhiri dengan kekalahan Draco karena James adalah mafia yang terhebat dalam permainan permainan judi, dia tidak pernah kalah dalam satu permainan pun.
"Hah... maaf aku kurang pandai dalam hal seperti ini, Tuan James."
"Tidak apa apa, permainanmu cukup hebat untuk seorang anak 14 tahun."
"Terima kasih, ngomong ngomong kenapa anda tiba tiba menawariku bekerja sama?"
"Tidak ada, aku hanya tertarik pada mu karena seorang sejak berumur 13 tahun sudah menjadi pengedar narkoba dan pembunuh bayaran, dan melawan 5 orang bersenjata di Las Vegas, mengingatkanku pada masa kecilku hanya saja aku baru saja menjadi seperti itu saat usiaku 17."
"Bagaimana anda tahu tentang semua itu?"
"Apakah kau tidak tahu dunia gelap saat ini sedang membicarakanmu? Mereka menjulukimu Lone Wolf dan satu lagi, aku adalah ketua Nostra Santino. Tidak mungkin aku tidak mengetahui soal itu, karena itu berhati hatilah nak."
Apa dia bercanda? Aku dibicarakan?! Itu berarti nyawaku terancam. Aku harus waspada mulai dari saat ini. Batin Draco
"Baik, aku akan pulang dulu. Ini sudah larut terima kasih atas semuanya."
Setelah Draco pulang. James menelepon Tom dan bertanya tentang Draco. Tom pun menceritakan semua yang Ia tahu tentang Draco, kemudian Ia juga menceritakan kepada James bahwa saat ini dia dan Draco dekat.
"Jadi kalian dekat?"
"..."
"Aku akan mengetes kemampuan anak itu mulai besok."
"..."
"Aku tidak gila Tom. Kau tahu Charlie dan Luke kuperlakukan sama kan? Aku tahu dia hanya berusia 14 tahun, tapi aku yakin dia bisa mengatasinya. Tenang saja, aku tidak akan bawa bawa sniper terbaikku saat mengetesnya. Aku juga tidak akan membawa pasukan khususku."
"..."
"Apa bedanya mereka melawannya berdua dibandingkan Draco yang seorang diri melawan?" Kata James sambil tersenyum
"..."
"Jangan sampai dia tau siapa kamu sebenarnya Tom. Ingat dalam Nostra Santino yang boleh diketahui identitasnya hanya ketuanya. Kau tidak ingin Istrimu dalam bahaya bukan?"
"..."
"Kita lihat saja besok."
James memang lebih gila daripada John. Bagaimana jika Draco mati? Aku sangat kasihan pada anak itu. Batin Tom
Sementara itu Ray yang baru saja pulang rumah langsung disambut oleh anak anaknya.
"Ayah!!!" Ucap kedua anaknya sambil memeluk ayahnya tersebut
"Kalian kenapa belum tidur? Ini sudah sangat larut."
"Kami menunggumu untuk dibacakan dongeng sebelum tidur." Ucap Jackson putra sulungnya
"Iya! Kami juga tidak mau ayah meninggalkan kami seperti ibu." Ucap Jason putra bungsunya
"Ayah tidak akan pernah meninggalkan kalian. Tenang saja, ibu juga tidak meninggalkan kalian. Ibu sedang berada di surga menjaga kalian dari jauh. Ibu tidak akan kemana mana, ibu selalu berada di hati kita. Ayo! Ayah akan membacakan dongeng, tapi sebelum itu gantilah baju kalian dan gosok gigi kalian."
"Besok kalian harus sudah mengganti piyama kalian, dan menggosok gigi kalian sebelum ayah pulang."
"Oke."
Setelah membacakan dongengnya dan anak anaknya terlelap Ia keluar dari kamar anaknya tersebut dan memandang fotonya bersama istri dan anak anaknya 6 yang bulan lalu.
"Aku terlalu bodoh Grace, aku terlalu lemah tidak bisa melindungimu saat peluru menembus tubuhmu, anak anak sangat merindukanmu. Oh Tuhan apakah ini karena aku selalu membunuh orang orang tidak bersalah jadi kau mengambil Grace sebagai gantinya? Kenapa kau mengambilnya? Ia tidak bersalah, seharusnya kau mengambil nyawaku yang bersalah, tangan ini sudah menjadi tangan pencabut nyawa dan sudah menjadi milik iblis tetapi kau malah mengambilnya. Setiap perbuatan pasti selalu ada konsekuensinya kan? Tapi kenapa yang kau ambil dia bukan aku?"
"Coba saja aku tidak mengajakmu ke pesta itu aku tidak akan kehilanganmu, coba saja aku menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres disana semua itu pasti tidak akan terjadi, Grace. Ini semua adalah salahku, aku minta maaf Grace." Ucap Ray menyesal
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri soal itu. Yang berlalu biarlah berlalu. Cobalah berhenti untuk memikirkan hal itu. Mau sampai kapan kau menyalahkan dirimu sendiri?" Ucap Vincent
"Sejak kapan kau dirumahku?"
"Sekitar 5 menit yang lalu. Pintunya tidak terkunci."
"Ada urusan apa kau kesini Vincent."
"Menyerahkan berkas berkas penting dari John untukmu." Sambil memberikannya pada Ray .
"Lain kali bisakah kau ketuk dulu pintunya atau memencet belnya?"
"Aku tidak mau membangunkan anak anakmu, setidaknya jawab teleponku dan kunci pintunya, Ray. Bagaimana jika musuh musuhmu datang lewat pintu yang tidak terkunci? Hahaha."
"Berengsek! Pelankan suaramu bodoh! Anak anakku bisa saja terbangun."
"Baiklah baiklah, aku pergi dulu mengunjungi para gadis di club hahaha."
"Pervert." Ucap Ray sambil memutar bola matanya.
Setelah Vincent pergi, Ray langsung menerima panggilan dari Tom.
"..."
"Yah, besok aku bebas tidak ada jadwal apapun dan tidak ada rapat dan wawancara perusahaan."
"..."
"Bicara denganku? Tentang apa?"
"..."
"Baiklah, sampai besok."
"..."
Ray menutup teleponnya lalu pergi berbaring di kamarnya lalu melepas jaketnya dan mengganti bajunya
"Akhirnya aku dapat istirahat, ini sudah jam 00.03."
"Ini adalah hari yang panjang Hhhh..." Kata Ray sambil berbaring di kasurnya.
"Aku sangat merindukanmu, Grace."
Disaat dia ingin tertidur. Pintu kamarnya tiba tiba terbuka dan dia melihat Jason sedang membawa teddynya dan berjalan ke ayahnya.
"Jangan bilang kau tidak bisa tidur lagi."
"Aku ingin tidur denganmu, yah." Ucap Jason
"Hhhh... baiklah cepatlah tidur."
Setelah itu terlelaplah Ray dan anaknya. Lalu Ia bermimpi tentang Grace menarik tangan Ray dan mengajaknya berdansa di suatu pesta yang meriah...