Don't share your weakness with anyone. Learn to descipline your emotions beacuse if you don't. You never know who is going to use it agains you. ~ John
Flash on
"Hei cepat kerja dia!"
"Jangan biarkan dia kabur!"
Draco berlari sekencang mungkin
"Mau lari kemana kau! Kau sudah tak punya jalan keluar lagi anak kecil !!!"
"Ayo hajar dia!"
Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug!
"HEI TINGGALKAN DIA SENDIRI!!!" Kata salah satu pria tersebut sambil melempar batu pada segerombolan anak itu.
"Sialan ayo cepat pergi!!" Ucap salah satu anak SMA itu. Seketika itu juga segerombolan anak itu langsung pergi.
"Kau tak apa nak!"
"Aku rasa begitu."
"Dimana orang tuamu?"
"Ibuku selalu berpergian, ayahku selalu sibuk di perusaahannya."
"Kenapa kau tak bilang soal ini pada mereka?"
"Mereka tak akan peduli."
"Begini aku baru saja tinggal beberapa block dari tempat tinggalmu. Kalau butuh sesuatu atau jika anak anak berengsek itu mengganggumu lagi bilang saja padaku. Ayolah beri aku Hi Five."
"Baiklah."

"Namaku Leonard Hunt. Kau bisa memanggilku Leo. Siapa namamu?"
"Draco, Lucious Draco Kingstone."
"Kau mau ke suatu tempat denganku?"
"Tempat seperti apa?"
"Entahlah ikut aku ke festival sekarang, naik beberapa wahana seperti naik roller coaster dan makan permen kapas atau semacamnya mungkin?"
"Baiklah aku rasa itu akan menyenangkan."
Beberapa jam kemudian.
"Terimakasih telah mengantarku Paman Leo. Itu pertama kalinya aku naik roller coaster."
"Apa?!"
"Maksudku mungkin aku sudah beberapa kali ke festival tapi mereka tak mengijinkanku untuk naik."
"Hahaha kau tau kenapa mereka tak mengijinkanmu naik? Itu karena mereka tak pernah menyuap petugasnya Hahaha. Apa kau sering ke festival seperti tadi."
"Jarang hampir tak pernah. Semuanya sibuk dan aku tidak mau merepotkan kakakku hanya untuk menemaniku ke festival, memancing,ataupun yang lainnya. Dia sibuk mengerjakan tugas sekolahnya."
"Ah aku mengerti. Bagaimana kalau ayah dan ibumu."
"Mereka tak pernah mengajakku kemana mana, mereka tak punya waktu untukku."
"Besok sepulang sekolah aku akan menjemputmu,kita akan bersenang senang besok. Kita seharusnya melakukan hal hal yang menyenangkan tiap harinya."
"Benarkah?"
"Ya tentu saja."
"Terimakasih Paman Leo."
"Sekarang pergilah ke mansionmu mungkin kakakmu mengkhawatirkanmu."
"Baiklah."
Keesokan harinya setelah Draco pulang sekolah. Draco pun menunggu sendirian di luar sekolah.
"Dimana dia? Aku rasa belum datang." Kata Draco pada dirinya sendiri
"Hei itu dia!!" Teriak salah satu gerombolan anak dari seberang.
"Serahkan uangmu anak kecil!!" Kata segerombolan itu sambil membokar tasnya.
"Hanya ratusan dollar. Sedikit sekali biasanya kau membawa ribuan dollar ke sekolah. Aku yakin pasti ada lagi." Remaja itu mencengkram, mengangkat, dan menghantamkannya ke dinding.
"Itu saja tak ada yang lain."
"Pasti kau sengaja membawa sedikit uang karna kau tahu kami akan merampasnya kan?!"Sambil mendorong Draco hingga terjatuh.
"Habisi dia!!"
Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug! Bug!
"HEI BERENGSEK!!!"
BUAAKK!!!
Leo menghantamkan pukulannya dan menghajar habis habisan salah satu anak yang menghajar Draco. Leo juga memukul keras kepala anak lain dan menghantamkannya ke aspal. Kemudian Leo menendang anak yang satunya lagi dan membantingnya ke aspal. Leo terus terusan menghajar mereka.
"Pilih seseorang yang sepandam dengan kalian. Kalian SMA sedangkan kalian menghajar anak berumur 7 tahun sungguh memalukan. Kalian tak pantas disebut sebagai pria. Kalian memang tak punya malu." Kata Leo
Kemudian Ia mengangkat salah satu anak yang kesakitan, mengeluarkan pistolnya dan menodongkannya ke kepalanya.
"JIKA ADA YANG BERANI MENYENTUHNYA SEDIKIT PUN AKU BERSUMPAH AKAN MENDATANGI RUMAH KALIAN DAN MEMBUNUH KALIAN SERTA KELUARGA KALIAN!!!! KALIAN MENGERTI!?!?!?" Amuk Leo lalu melemparkan anak itu ke aspal.
"Ayo Drac kita pergi!" Kata Leo dan menggendong Draco membawanya ke mobilnya.
"Kemana kita akan pergi?"
"Melatihmu tentu saja. Aku akan membuatmu menjadi tak terkalahkan di sekolahmu. Aku tidak bisa terus terusan membantumu mengatasi pembully karena aku yakin aku tak bisa selalu ada di sisimu."
Flash Off
Bug! Draco terjatuh dari tenpat tidurnya.
"Awwww... sialan!"
"Aku jadi mimpi pria yang baik itu. Aku ingin tahu sekarang dia pindah kemana setelah melatihku dulu." Kata Draco sambil memegangi kepalanya.
***
"Vic, buka pintunya."
"Pergilah aku tak mau menemuimu."
"Kumohon aku minta maaf. Aku hilang kendali."
"Aku tak akan membuka pintunya! Kau monster!"
"Aku menyesal aku minta maaf. Aku tak tahu apa yang terjadi. Aku tiba tiba hilang kendali!!"
Tak ada jawaban dari Victoria hanya suara isakan tangis dari balik pintu.
"Vic kumohon! Aku minta maaf karena membuatmu takut. Aku minta maaf karena hampir membunuhmu! Kumohon! Percayalah padaku!"
"Kau selalu berbohong Charlie! Kau selalu menutupi. Apa yang sebenarnya terjadi denganmu. Bagaimana aku bisa mempercayaimu!?"
"..."
"Sudah kuduga kau masih menyembunyikan sesuatu. Apa kau tak bisa mempercayaiku? Kenapa kau tak memberi tau segalanya padaku? Aku adalah pacarmu Charlie kau seharusnya jujur dan mengatakan semuanya padaku!"
"Karna aku belum siap. Aku tak bisa menceritakan rahasiaku sekarang. Aku belum siap kehilangan kamu. Jika aku menceritakan rahasiaku. Aku sangat yakin kau pasti akan lebih takut padaku. Aku takut kau membenciku. Aku takut kau tak mau menemuiku lagi. Aku takut kau akan ketakutan padaku."
"Memangnya apa yang kau sembunyikan?!"
"Rahasia yang sangat besar. Jawaban sebenarnya dari mengapa aku menghilang bersama Luke dulu. Mengapa aku selalu menghilang."
"Kalau begitu pergilah! Tinggalkan aku sendiri!"
"Vic! Kumohon!"
"Tidak! Tinggalkan aku sendiri!! Jangan temui aku lagi!!"
Charlie pun pergi dengan ekspresi sedihnya.
***
"Sial! Jangan bilang Charlie buat ulah lagi." Kata Ray
"Kenapa kau mengatakan seperti itu?"
"Instingku yang mengatakannya."
"Mari kita lihat dia di GPS saja."
"Dimana dia?"
"Aku rasa di rumah temannya."
"Ngomong ngomong lukamu cepat sekali sembuhnya." Kata Draco
"Yah begitulah. Entah kenapa dalam beberapa hari saja sudah seperti tak terjadi apa apa lagi."
"Aku hampir lupa kita belum memberitahukan hal ini pada anggota anggota lain. Bagaimana ini? Apakah kita harus memberi tahu mereka?"
"Tidak, lebih baik jangan dulu."
"Baiklah." Ucap Draco sambil menyalakan Ferari F8 Tributonya menyusul ferari 458 special A milik Ray.
***
"Charlie ada apa dengan wajahmu!"
"Dia mabuk dan menghajar beberapa orang di bar. Jadi aku membawanya kesini." Kata teman Charlie
"Kenapa harus kesini?"
"Karna rumahmu lebih dekat daripada rumah sakit."
Duduklah disini Charlie akan kuambilkan obat obatan.

"Harus kuakui teman kau sungguh gila. Bagaimana bisa kau bisa menghajar orang orang di bar itu. Kau terlalu hilang kendali."
Charlie masih saja sibuk dengan ponselnya dan tak mempedulikan ocehan temannya.
Tok! Tok! Tok!
"Hei bung kurasa kau kedatangan tamu!"
"Sebentar aku buka pintunya." Ucap salah satu temannya sambil menghampiri pintu dan membukanya.
"Permisi maaf mengganggu aku mencari Charlie."
"Dia sedang berada di kamarku. Silahkan masuk."
"Terimakasih." Ucap Ray sambil melangkah masuk.

"Charlie ayo pulang. Apa yang terjadi dengan wajahmu?"
"Dia mabuk dan menghajar orang orang di bar."
"Apa?! Jesus Christ Charlie! Bagaimana kau bisa melakukan itu?! Charlie hanya tersenyum dengan aura psikopatnya."
"Aku rasa dia bertengkar dengan pacarnya."
"Kau tahu apa? Lebih baik aku akan membawa Charlie pulang saja. Terimakasih telah menjaganya." Ucap Ray sambil menggandeng lengan Charlie keluar.

"Charlie tak seharusnya kau lakukan itu. Aku mengerti jika kau marah pada dirimu tapi bukan begini caranya."
"Aku tak tahu harus berbuat apa Ray. Dia sudah membenciku dan tak mau menemuiku. Apalagi jika nanti aku ceritakan pekerjaanku sebenarnya apa. Aku tak bisa bayangkan jika dia mengetahui itu."
"Maksudmu sekarang dia tahu?"
"Tidak tapi dia tahu aku menyembunyikan sesuatu."
"Aku juga tak tahu harus bagaimana Charlie."
"Hhhhh... Aku menyesal telah pergi ke mansionnya. Coba saja aku tahu bahwa aku akan berubah hari itu."
"Anggota lain pasti akan mencari kita. Kita harus bisa mengendalikan kekuatan itu sebelum bertemu dengan mereka. Sebelum sesuatu yang buruk terjadi."
"Seharusnya aku mendengarkan perkataanmu saat itu. Tapi aku menghiraukannya dan datang ke mansion Victoria akibatnya dia membenciku. Coba saja saat itu aku mendengarkanmu dan tidak pergi ke mansionnya. Ini semua tak akan terjadi."
"Sudahlah Charlie jangan terlalu menyalahkan dirimu. Kesalahan apapun yang sudah kau buat di masa lalu kau tak akan bisa mengembalikan waktu dan memperbaikinya. Hidup itu penuh cobaan dan ujian, jadi jangan terlalu salahkan dirimu."