Download App
12.41% The Lyminael: Tyra and Noah / Chapter 19: Dua Orang Menyebalkan

Chapter 19: Dua Orang Menyebalkan

Tyra melipat tangannya di depan dada, bersandar pada lemari terdekat sembari memperhatian Levin yang bergerak gesit di pantry membuatkan hot latte untuk mereka berdua. Tyra tentu saja bukan tipikal manja yang meminta dibuatkan kopi seperti itu, hanya saja Levin yang berbaik hati. Katanya ingin memamerkan resep baru. Tyra mengiyakan saja, meski tak terlalu mempermasalahkan detail soal inovasi minuman, yang terpenting adalah minuman itu enak dan menahan kantuk di jam kritis.

"Ini dia ..." Levin selesai, memberikan secangkir latte panas untuk Tyra.

"Wow, Kau ahli juga membuat latte art seperti ini Vin? Berbakat sekali," puji Tyra, membuat Levin tersenyum bangga seiring mereka yang melangkah keluar pantry, sudah berjanji hendak membicarakan beberapa hal di sesi coffee break.

"Jadi bagaimana? Kau sudah mempersiapkan line-up model dan pakaian untuk fashion week bulan depan?" tanya Levin.

Tyra mengangguk, "Tentu saja, tapi Aku harus memastikan sekali lagi bahwa empat model baru, dua orang pria dan dua orang wanita itu dapat bekerja dengan baik. Pasalnya Aku tidak melihat rekam jejak mereka, pun tak andil dalam perekrutan," jelasnya panjang lebar, terdengar sedikit kekesalan disana.

Karena Dira, juga Eric.

"Baiklah. Tapi sepertinya baru kali ini Kau meragukan model yang diserahkan oleh tim marketing. Ada apa? Apa sangat khusus spesifikasi model yang Kau minta?" Levin penasaran, disesapnya kembali latte miliknya sebelum dingin.

Tyra menghela nafasnya agak berat, "Terlepas fashion week ini atau bukan, Aku akan memperketat kualitas kedepannya, Vin. Standar akan ditingkatkan," ujarnya tegas.

"Wow, Kau mulai menunjukkan taringmu rupanya? Apa ini karena Eric yang memintamu?"

"Kenapa harus karena Eric? Karena dia Direktur Utama saat ini?"

Levin mengangguk, "Ya, apakah karena itu? Kau kan selalu berkompetisi dengannya sejak dulu dalam urusan apapun meskipun kalian berpacaran," ujarnya setengah tertawa.

Tyra hanya tersenyum miring, "Kau seolah mengingatkanku, padahal Aku tak bermaksud begitu, karen toh ini perusahaannya sendiri. Tapi baiklah ... biar kulakukan lagi," ujarnya antusias.

Levin hanya menggelengkan kepalanya, "Bagaimana bisa ada pasangan seperti kalian ini? Bermesraan di kantin, bergandengan tangan di lift, dan berdebat hebat di forum rapat. Luar biasa."

"Itulah yang terjadi jika Kau mencintai pasanganmu sepenuh hati, hingga Kau yakin bahwa kata-kata menyakitkan dengan tujuan membangun diri lebih baik untuk satu sama lain bukanlah untuk menyakiti sesungguhnya. Kau harus paham itu jika memutuskan untuk berpacaran dengan atasanmu sendiri." Tyra memberikan nasihat gratisnya pada Levin si lajang abadi.

"Pantas saja Eric sangat kewalahan jika Kau marah, apalagi meninggalkannya. Mungkin dia akan mati," cibir Levin, sangat yakin Eric tak mungkin mendengar karena sedang di Eropa.

"Kau ini, berhenti meledeknya seperti itu!" bela Tyra.

Levin mengedikkan bahunya tak acuh, membuat Tyra memutar matanya malas.

"Tapi Tyr, Aku dengar Dira adik tirimu itu menjadi salah satu model untuk fashion week bulan depan. Bagaimana reaksimu?" tanya Levin yang baru sadar.

"Tentu saja Ia masuk dalam agenda pengetatan standar modelling. Apa lagi?"

"Ah ... begitu kah?"

"Ya. Kenapa memang?"

Levin menggeleng, "Tidak, hanya saja visualnya sangat bagus untuk menjadi model, meski Aku tidak tahu sisanya."

Tyra meredam jengkelnya susah payah. Tidak Eric, tidak Levin, sepertinya mendukung sekali Dira berkarir di perusahaan ini, "Visual saja tidak cukup jika Ia tak punya attitude dan prinsip bekerja yang baik. Kita mengharapkan kerjasama dengan talent yang berkelanjutan dan jangka panjang."

"Penjilat tidak termasuk dalam kriteria itu ..."

"Wah, apa Kau tidak terlalu kasar pada adikmu sendiri?"

"Tidak. Memang begitu faktanya, meski Aku akan tetap membuka mata dan pikiran demi keberhasilan fashion week ini."

****

Varischa keluar ruangannya begitu jam kerja usai di jam lima sore. Direktur Operasional yang baru menjabat itu menyapa baik para bawahan dan asistennya sepanjang jalan menuju lift dan basement parkir. Paras ramah dan anggun itu membantunya akrab dan menyesuaikan diri di lingkungan kerja baru dengan cepat.

Termasuk, dengan seorang wanita yang sejak awal ingin didekatinya ...

"Elleanor!" panggil Varischa, setengah berjalan cepat menuju lift sebelum Tyra menutupnya.

"Oh? Kau juga baru selesai rupanya?" sapa Tyra ramah. Lift tertutup kemudian, membawa mereka berdua turun dari lantai 21.

"Bagaimana rasanya dua minggu bekerja disini?" tanya Tyra memecah keheningan. Varischa rupanya sangat pendiam kecuali di ruang rapat, pikir Tyra.

Varischa tersenyum simpul, "Sangat menyenangkan bekerja disini. Aku menyesuaikan diri dengan baik. Eric pun rupanya sangat membantuku menggantikan posisinya, tidak seperti dugaanku saat Kita pertama bertemu waktu itu," jelasnya.

"Ah ..." angguk Tyra, "Eric membantumu meski dia sedang berada di luar negeri?"

"Ya, dia sangat baik."

Tyra hanya mengangguk kembali sebagai respon, mencegah berpikir negatif lantaran Eric yang sulit sekali dihubungi belakangan ini, termasuk di jam kerja, meskipun Tyra sudah menyesuaikan dengan perbedaan zona waktu mereka.

"Kau sendiri bagaimana, Elleanor? Apakah persiapan fashion week sudah matang dan siap dialihkan ke Departemenku lusa sesuai rencana?" tanyanya.

"Oh. Ya, sudah. Hari ini Aku telah mengeliminasi apa saja yang tidak diperlukan, termasuk formasi akhir model dan pakaian yang akan ditampilkan."

"Kau mengeliminasi model?"

"Ya, ada tiga dari lima belas yang tidak memenuhi kriteria."

"Wah, memang sepantasnya begitu. Kau sudah sangat senior, Elleanor."

TING!

Lift berhenti, membuat mereka segera keluar, masih berjalan beriringan menuju mobil masing-masing. Hingga akhirnya Tyra berhenti lebih dulu, meski sebetulnya belum sampai di titik tujuan. Varischa beberapa langkah didepannya pun ikut berhenti, "Ada apa, Elle?" tanyanya penasaran, lantaran Elleanor yang menatap dengan ekspresi seperti marah ke sisi kiri basement tempat mobilnya diparkirkan.

Tampak dua orang bergaya pakaian nyentrik berdiri disana. Satu diantara mereka lumayan familiar bagi Varischa meski tak ingat siapa namanya.

Elleanor menghela nafasnya berat, "Maaf Varischa, Aku pergi duluan. Sampai jumpa besok," pamitnya, lalu melangkah cepat menuju mobilnya, meninggalkan Varischa yang masih menatapnya heran.

"Untuk apa kalian disini? Apa tidak cukup mengusik rekening dan aset-asetku saja?" Tyra menatap tajam dua orang yang tiba-tiba muncul di dekat mobilnya itu; Dira dan Maria.

Maria balik menatap anak tirinya tajam, "Bisakah Kita bicara? Ini soal Dira, dan Kau yang mendepaknya dari line-up model fashion week besar itu."

Tyra melirik Dira yang berlindung selangkah di balik bahu Maria, tersenyum meremehkan, "Kau mengadu rupanya? Dasar anak kecil," ketusnya, membuat Maria membulatkan matanya, "Kau ..."

"Aku tidak pernah punya waktu untuk kalian, jadi silakan pergi," potong Tyra seraya membuka kunci mobilnya dengan remote.

"Kau ini memang tidak punya sopan santun, Elleanor! Apa Kau tidak malu? Kau ini public figure," ujar Maria setengah memaki.

"Kau kira Kau punya?" tantang Tyra kemudian, "Kurasa tidak. Silakan pergi," lanjutnya kemudian masuk ke dalam mobil.

Maria menahan pintu mobil Tyra dengan payungnya, "Aku ingin berbicara soal Ayahmu. Kau yakin tidak ingin mendengar?"

Tyra mendelik tajam, "Apalagi? Bisakah Kau berhenti bertindak seolah Kau istrinya?"

"Tidak bisa."

"Menyebalkan. Apa yang ingin Kau bicarakan?"

"Tidak disini."


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C19
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login