Download App
46.39% The Hidden Smile / Chapter 45: Alex #14

Chapter 45: Alex #14

Alex segera berdiri dan membersihkan seragamnya begitu juga Daniel yang melakukannya sambil tersenyum, melihat Nadia yang sedang melipat tangannya sambil memperhatikan mereka berdua.

"Bukannya lo tadi sama Steven? Kenapa malah di sini pacaran sama Alex? Ato lo cuman ketemu Steven buat minta nomor gue?" tanya Nadia bertubi-tubi pada Daniel.

"Kalo gue minta ke Alex, bakal lama banget sampe gue ngedapetin nomor lo. Sebenarnya tadi gue mo ngajak si Steven maen, tapi si Alex keburu dateng, jadi gue maennya sama dia aja." jelas Daniel. "Kenapa? Lo cemburu?" tanyanya santai.

Steven akhirnya tiba di atap kemudian melihat Daniel dan Alex yang sudah memiliki beberapa luka memar. 'Ternyata mereka nggak ngerokok, tapi mereka berantem. It's even worse!' Ia juga melihat Nadia yang sedang berdiri di antara kedua pemuda itu.

"Iya. Karena lo nggak ngajak gue juga. Mungkin bakal lebih seru." Jawab Nadia dingin. Ia lalu berbalik sebentar pada Alex, memberikan tatapan kesalnya lalu pergi.

Alex merasa tidak nyaman dengan tatapan Nadia barusan. Ia segera berlari mengikuti Nadia dan melewati Steven yang hanya melihat mereka. Alex mengikuti Nadia perlahan agar gadis itu tidak menyadarinya, begitu juga Steven yang mengikuti di belakang tanpa suara. Mereka hampir melewati klinik saat Alex tiba-tiba menarik Nadia masuk dan membuat Steven terperanjat.

"Apaan, sih?!" tanya Nadia kesal. Alex menempelkan telunjuk ke bibirnya, mengisyaratkan untuk tenang. Ia lalu menuju sebuah tempat tidur dan segera berbaring saat Nadia datang mendekatinya.

"Lo ngapain, sih?" bisik Nadia. "Tidur." Jawab Alex santai.

"Maksud gue tadi. Gue dapet sms dari si Daniel kalo dia mo minjem Steven tapi kenapa jadi sama elo di atap?!" tanya Nadia kesal.

Alex berbalik padanya kemudian segera bangun dan duduk. "Gue liat dia sengaja ngobrol sama Steven tadi bukan untuk dapetin nomor lo. Minta nomor lo ke si Steven cuman taktik aja. Kalo tadi Steven nggak mau ngasi nomor lo, itu baru bisa jadi alasan dia buat macem-macem sama Steven. Tapi ternyata si Steven santai aja ngasi nomor lo ke si mesum gila itu. Dari pada dia nyari alasan lain buat macem-macem sama ketua kelas lo itu, trus akhirnya lo yang harus nemuin si mesum gila itu, ya mending gue. Biar fair aja." Jelas Alex serius.

Steven yang berdiri di depan pintu jelas bisa mendengarkan penjelasan Alex barusan. Ternyata Alex benar-benar bisa menjadi partner yang baik.

"Lagian, si Steven dapetin nomor lo dari mana?" tanya Alex tiba-tiba.

"Lo lupa kalo gue sama dia sekelompok kemaren?" jawab Nadia datar, dan Alex hanya mengangguk.

"Trus, lo nggak mau ngapa-ngapain muka gue, nih? Atau entar kalo tambah parah, trus ditanyain mami, gue bilang aja lo yang mukul. Gimana?" tanya Alex santai.

Nadia menatapnya kesal lalu memukulnya. "Cari mati, lo?!" katanya lalu mengambil kotak P3K.

Steven yang sudah menetapkan hatinya untuk berterima kasih pada Alex, akhirnya memutuskan untuk ikut masuk ke klinik. Pemuda itu baru saja menutup pintu di belakangnya perlahan kemudian berbalik, namun langsung terdiam di tempatnya. Ia bahkan sudah tidak mempunyai niat untuk mendekati Alex saat melihat mereka.

Alex duduk diam di tempat tidur sementara Nadia di hadapanya dengan tenang mulai membersihkan memar di wajahnya. Alex meringis beberapa kali karena perih namun kemudian kembali tenang saat Nadia meniup luka memarnya agar tidak terasa perih. Gadis itu kemudian mengoleskan obat ke luka Alex sambil terus meniupnya. Setelah selesai gadis itu langsung menyimpan kembali kotak P3K.

"Laen kali nggak usah sok pahlawan!" kata Nadia dingin lalu kembali meniup luka di wajah Alex dan tiba-tiba berhenti saat mendengar suara pintu yang ditutup dengan keras. Keduanya sama-sama berbalik ke arah pintu namun tidak ada siapapun yang masuk.

Steven yang sudah berada di luar segera berjalan cepat ke kelas sebelum Nadia menyadari bahwa tadi Ia juga berada di klinik bersama mereka.

Alex turun dari tempat tidur lalu merangkul Nadia dan membawa gadis itu keluar dari klinik. 'Gue bakal selalu sok pahlawan sampe babak belur, asal jangan lo yang kena masalah lagi.' Batinnya sambil tersenyum.

Steven sampai di kelas dan hanya duduk diam di bangkunya. Ia kembali mengingat kejadian di klinik itu. 'Gimana caranya gue ngalahin si teman kecil kalo mereka bahkan udah kayak kembar dempet gitu?'


CREATORS' THOUGHTS
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C45
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login