"Tuan Castor." Para penjaga itu membungkuk hormat pada sosok Castor yang berdiri tak jauh di belakang Namara.
Sementara itu, Namara hanya bisa merutuki nasibnya. Bagaimana dia bisa bertemu dengan Castor di sini? Sungguh sial.
"Hm? Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?" tanya Castor lagi.
Akhirnya dengan perlahan Namara menoleh. Dia menunduk hormat. Pikirannya menjadi kacau. Apa yang harus dia katakan? Alasan apa yang harus digunakan untuk menipu Castor?
Dalam kondisi seperti itu, dia tidak bisa terlalu lama berpikir. Sekarang di otaknya hanya berkelebat satu nama …. Earl.
Akhirnya dengan asal-asalan dia menjawab, "Tuan Earl memintaku untuk menyampaikan pesan pada Tuan Nores."
Oh, Dewa. Namara hanya bisa berharap semoga Eros tidak mengetahui perbuatannya ini. Jika pria itu mengetahuinya, maka sesuatu yang buruk mungkin akan menjemputnya.
"Tuan Earl? Mungkinkah kau …."