"Gua yakin gua menjanjikan Lu rasa yang dialami tokoh novel yang gua tulis," kata Radit sambil melepaskan sepatunya.
Aku membuka mulut karena terkejut dan berkata, "Lu beranda kan?"
Radit mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam saku jaketnya.
"Di mana Lu ingin melakukan ini?" Dia bertanya. Aku melompat ke atas tempat tidur dan duduk bersila di kakinya. Aku menunjuk ke kepala tempat tidur. Radit menyeringai dan melepas jaketnya, lalu duduk di tempat tidur dengan punggung menempel di kepala ranjang. Dia menjulurkan kakinya dan kemudian berusaha keras untuk merogoh jaketnya yang telah dibuang lalu mengeluarkan kacamata besar. Aku hampir tertawa karena sebenarnya tidak ada kaca di dalamnya. Tapi mereka benar-benar terlihat sangat mirip dengan jenis kacamata yang dipakai penyihir.