Sebuah dadu berwarna putih terlempar, melayang, dan berputar di udara berdebu dengan begitu tenangnya sebelum sang gravitasi menariknya dengan paksa ke bawah, ke atas permukaan yang keras dan kasar dengan sangat cepat dan tajam bagaikan sebuah meteor yang jatuh menghantam Bumi dan menghancurkan serta melenyapkan seluruh kehidupan yang ada.
***
Tokyo, 01-01-2024
Pagi itu, pagi pertama pada tahun baru 2024 di pusat ibu kota negeri matahari terbit, Jepang, sekaligus di jantung kota terpadat di dunia, Tokyo, sebuah pohon apel emas raksasa setinggi 50 meter tiba-tiba muncul begitu saja dan menghancurkan bangunan-bangunan di sekitar lokasi kejadian serta membunuh ribuan warga, tumbuhan, dan binatang dalam sekejap.
Bak petir di siang bolong, kemunculan pohon apel emas raksasa itu benar-benar mengejutkan seluruh dunia setelah lelah berpesta semalaman suntuk selama setahun penuh dari tanggal 31 Desember 2023 hingga tanggal 1 Januari 2024 dengan berbagai pesta kembang api yang meriah di seluruh dunia tak terkecuali di Tokyo, Jepang.
Kemunculan pohon apel emas raksasa tepat saat sang matahari terbit di pagi yang tenang dan tentram itu benar-benar menyingkirkan sang Dewa dari singgasananya secara paksa lantaran kemunculan pohon tersebut selain menghasilkan suara dentuman serta daya ledak yang besar, yang mengingatkan warga Jepang akan jatuhnya Little Boy dan Fatman pada perang dunia kedua serta kemunculan Colossal Titan pada manga Attack on Titan, pohon tersebut juga menghasilkan pancaran cahaya yang besar dan sangat menyilaukan bahkan membakar apapun yang disentuhnya termasuk kegelapan malam sekalipun.
Setelah itu, sebuah suara misterius terdengar dari atas langit kelam kota Tokyo yang mulai terselimuti oleh kombinasi dari sebuah kehancuran dan kematian. Namun, tidak hanya di Tokyo atau Jepang tapi seluruh dunia juga bisa mendengar suara misterius di atas langit itu. Seluruh umat manusia bahkan binatang serempak terpaku di tempatnya dan mendongak ke atas langit terang, cerah tanpa awan, kecuali di Tokyo dan sekitarnya, pertama pada tahun itu, tahun terakhir bagi peradaban terakhir umat manusia, binatang, dan tumbuhan saat itu, sebelum sebuah permainan para Dewa mengubah dan memulai ulang segalanya kembali untuk yang kesekian kalinya.
Dengung suara dari sebuah terompet di ruang angkasa menggema, mengguncang, dan menggetarkan seluruh alam semesta sekaligus sebagai sebuah penanda bahwa, permainan para Dewa baru saja dimulai.