Download App
5.66% THE BELOVED ONE / Chapter 25: SEGERA BERTUNANGAN

Chapter 25: SEGERA BERTUNANGAN

Dengan pelukan bahagia,..Nicky di peluk erat mama papanya. Nicky adalah putrinya semata wayang keluarga Hendra henardi. Keduanya sangat menyayangi putrinya itu. Airmata bahagia keluar dari pelupuk mamanya Atika. Melihat moment itu, Raka ikut terharu. Sungguh ingin sekali dia secepatnya menjadi keluarga besar Hendra hinardi.

" Mandilah dulu Kak,....dan istirahat pasti kamu sangat lelah,..." kata Atika pada putrinya.

Nicky mengangguk, dan berlalu ke dalam kamarnya untuk melepaskan lelahnya sebentar. Raka mengikuti Nicky dengan membawa tas besarnya Nicky. Di dalam kamar Nicky menghempaskan tubuhnya dalam ranjang empuknya, Sungguh sangat nyaman sudah berada di kamarnya kembali. Di lihatnya Raka masuk dan meletakkan tas besar di samping lemari. kemudian Raka mendekati Nicky.

" istirahatlah dulu,...aku akan pulang,...besok pagi aku mampir sebelum berangkat kerja,..." elus Raka pada rambut Nicky. Nicky bangkit dan duduk di sisi tempat tidur.

" Trimakasih Ka,..." kamu juga istirahat ya,

Raka mengangguk, kemudian mencium kening Nicky dan berlalu keluar dari kamar Nicky.

Nicky kembali membaringkan tubuhnya , melepaskan semua rasa capeknya. Dia melirik tas kecilnya yang tergeletak di sampingnya. Di raih tasnya, kemudian di keluarkan HPnya dari tasnya. Di lihatnya banyak sekali notif pesan masuk dari Bagas. Di buka dan di bacanya dengan tersenyum. " Sungguh Bagas sangat manja dan menjengkelkan " batin Nicky

" Syukurlah kalau sudah sampai dengan selamat,...aku cemas memikirkanmu,.." lanjutan jawaban Bagas menyambung percakapan tadi.

" Nick,...kenapa diam,..apakah kamu sibuk hingga tidak membalasku,.."

" Nicckkkkkkk,.... ada apa sih,...kok diamm,...aku cemas tahu ...!" lanjutan pesan Bagas dengan marah.

Nicky tertawa lebar,..sungguh Bagas sangat pemarah. di bacanya lagi lanjutan pesan Bagas dengan bibir yang masih tersenyum.

" Nickkkk,....jika kamu mau istrihat bilang dong,...biar aku tidak kepikiran,...Nicckk please balas,..." pesan Bagas memelas.

" Oke ,...fine,...jika kamu tidak segera membalasku,....jangan salahkan aku jika besok pagi aku sudah berada di rumahmu,..."

Nicky terkesiap, langsung bangkit dari berbaringnya. " Ini anak sungguh menjengkelkan,.." rutuk Nicky. di balasnya pesan Bagas dengan hati dongkol,

" Hai Bagas yang pemarah ...!" bisa tidak bersabar hati ...aku capek dari perjalanan jauh,...dan lagi aku masih melepas kangenku dengan mama dan papa,..jadi aku tidak sempat melihat HP....." Nicky segera mengirim balasannya. Selang beberapa detik, HP nya berbunyi, Bagas menelpon. Di tekannya tanda menerima di dengarkannya suara Bagas di seberang.

" Syukurlah kamu segera membalas pesanku,...jika tidak,...aku pasti sudah di rumah besok pagi .." kata Bagas dengan nafas memburu.

Nicky tidak membalas ucapan Bagas, tetap diam mendengarkan kata-kata Bagas.

" Nicky,...kenapa kamu diam ....apakah kamu tidak mendengarkanku,....!" teriak Bagas. Nicky menghelas nafas jengkel.

" Gas,...aku kan sudah menjelaskan di pesanku,...kenapa aku tidak bisa langsung membalas pesanmu,... " jawab Nicky mencoba sabar hati.

" Yaaa,...aku sudah baca,..tapi aku masih marah padamu ...kamu tahu kecemasanku ...aku takut kamu kenapa-kenapa,..!" suara bagas terdengar parau. Nampak kecemasan pada suaranya, membuat hati Nicky kembali merasa bersalah. Kenapa perasaan hatinya pada Bagas selalu muncul tiap kali ada interaksi dengannya.

" Ya maaf yaa,....tidak akan aku ulangi lagi ..." Nicky mengalah.

" Di maafkan ..." suara Bagas memelan di sana. Belum satu hari dia jauh dari Nicky, tapi hatinya sudah merindu dan meraskan kehampaan.

" Nick,....segera kembali ...mama merindukanmu,....apakah kamu sudah mengabari Mama,..?" tanya Bagas.

" Hanya Mama ya,..yang merindukanku,...apakah yang sedang menelponku ini tidak merindukanku,..." Nicky menggoda Bagas,.dia ingin menghilankan rasa cemas Bagas.

" Hukk,..hukkk ,.." terdengar di sana suara Bagas terbatuk-batuk.

Nicky tertawa terbahak, sangat senang berhasil mengerjai Bagas.

" Jelas ,....aku sangat merindukan sekertarisku yang bawel,..." jawab Bagas akhirnya.

" Gas,....aku mau mandi dulu ya,....nanti kita sambung lagi,..." kata Nicky kemudian,..saat mendengar suara mamanya dari luar menanyakan dia sudah mandi atau belum.

" Oke, ..." balas langsung jika aku mengirim pesan ya,...tidak boleh lama,.."

" Siap,...pak Bos,..." kata Nicky, dan segera memutuskan panggilan Bagas. Bergegas Nicky segera turun ke bawah menuju ke kamar mandi. Bagas yang di sana masih belum mematikan HP nya. Hatinya masih belum rela percakapannya terhenti. Dia masih ingin mendengar suara Nicky , suara yang akan mulai di rimdukannya terus menerus selama seminggu ke depan. " Nicky segeralah kembali aku tidak bisa hidup tanpamu " batin Bagas menahan sesak di dadanya.

***

Esok pagi, Nicky bermalasan di tempat tidurnya, semalaman dia mengobrol dengan mama dan papanya. Banyak sekali yang di ceritakan Nicky pada kedua orang tuannya. perihal pekerjaannya, murid-muridnya, tentang kebaikan sahabat barunya Hana, dan juga mengenai Mamanya Elina dan Bagas. Atika mama Nicky sampai menitikkan airmatanya menahan haru, sungguh dia sangat bersyukur pada Alloh yang telah melindungi dengan di dekatkan pada orang-orang yang baik hati.

Nicky melirik jam beker yang ada di atas mejanya, waktu menunjukkan pukul tujuh lebih lima belas menit, sehabis sholat subuh tadi Nicky melanjutkan tidurnya lagi. Sungguh sangat menyenangkan dia bisa merasakan udara pagi surabaya lagi. Nicky turun dari ranjangnya masih dengan perasaan malas, dia ingat jika pagi ini Raja akan mampir ke rumah sebelum berangkat kerja, tapi sampai jam tujuh lebih Raka tidak muncul. " Mungkin dia langsung berangkat kerja,." pikir Nicky.

Dengan perasaan senang Nicky keluar dari kamarnya , turun ke bawah menuju dapur, harum makanan yang dia cium berasal dari sana. Pasti mamanya sedang memasak menu kesukaanya yaitu kare ayam. Hemmmmm perut Nicky kelaparan. Di lihat mamanya sedang mengaduk-aduk sesuatu. Nicky mencium pipi mamanya sekilas. Mamanya tersenyum melihat sikap manja Nicky.

" Masak kare ayam ya ma, ..?" tanya Nicky.

Atika mengangguk dengan sedikit repot mengaduk telor yang akan di gorengnya.

" Siapkan makanannya di meja Kak,..bentar lagi selesai dadar telornya..." lanjut Atika.

" Siap , mama sayang, .. " kembali Nicky mencium pipi mamanya, terus mengambil masakan yang sudah siap untuk di letakkan di meja makan.

Setelah sarapan pagi bersama, Papa Nicky berangkat kerja, tinggal Atika sama Nicky berada di rumah. Sambil duduk santai di teras depan , nampak mobil Raka memasuki halaman rumah. Raka keluar dari mobilnya, dengan memakai kaos warna pastel dengan celana jeans , sungguh di mata Nicky Raka sangat sempurna. Teringat jelas , banyak sekali rekan kerja Raka ,terutama yang wanita yang sering sekali mencuri perhatian seorang Raka. Tapi sayangnya Raka meletakkan hatinya pada Nicky seorang.

Raka tersenyum ,menghampiri Nicky dan Atika .

" Assalamualaikum,... " ucap Raka sambil meraih tangan Atika dan mencium punggung tangannya.

" Waalaikum sallam, " jawab mereka berdua bersamaan.

" Mari duduk Nak,... " Atika menyilahkan Raka untuk duduk di kursi yang kosong.

" Tidak berangkat kerja Ka,..." tanya Nicky heran sudah pukul sembilan , tapi Raka malah datang dengan berpakaian santai.

" Ambil cuti mendadak,... " ada perlu soalnya sama Mama,..." jawab Raka sambil melirik ke Atika.

Atika terkejut ,jarang-jarang Raka ada sesuatu yang melibatkan dirinya.

" Ada apa Nak,....pasti ada sesuatu yang sangat penting,..." tebak Atika.

" Saya ingin,... hubungan saya dan Nicky lebih saya perjelas Ma,. .saya ingin bertunangan dengan Nicky,... " jawab Raka tanpa ragu. Matanya menatap Atika dan beralih menatap mata Nicky dengan wajah yang sangat terkejut. " Gimana Ma,....menurut Mama,..." lanjut Raka penuh harapan semoga Mama Nicky setuju.

" Mama sih , sangat senang dengan keseriusan Nak Raka,... semua keputusan tetap ada pada Kakak,...." Mata Atika menatap Nicky.

" Bagaimana Kak,...?" Nak Raka ingin melamarmu sayang,.... ?"

Nicky merasa tidak perlu lagi berpikir,.. bukankah selama berhubungan dengan Raka hal inilah yang di tunggunya selama ini. Dengan pasti Nicky menganggukkan kepalanya. Raka sangat bahagia melihat Nicky setuju dengan keinginannya.

" Terus rencana Nak Raka kapan, untuk acara pertunangannya, minggu depan Kakak sudah balik lagi ke Bandung,..." tanya Atika lagi

" Hari ini saya persiapkan semuanya dengan Ayah bunda dan saudara saya,... Insyaallah besok malam saya beserta keluarga besar akan kemari,..." Raka menjelaskan. Nicky menyentuh lutut Raka,

" Baiknya ,...yang datang Ayah sama Bunda dan dedek aja Ka,...keluarga besar jangan dulu,..." yang penting pertunangan kita sudah resmi dan sudah ada ijin dari Ayah bunda, dan Mama papa,..."

Raka mengangguk ragu, sebenarnya dia ingin semua kekuarga besarnya ikut, tapi karena keinginan Nicky sudah seperti itu maka Raka sudah pasti menurut apa kata Nicky.

" Baiklah,...kalau begitu Mama akan memberitahu papamu sekarang ya Kak, biar nanti siang bisa pulang untuk mempersiapkan acara besok,.." kata Atika sambil berdiri dan masuk ke dalam. Sebelum masuk, Atika menoleh ke arah Nicky lagi.

" Kak, .... Nak Raka di suruh masuk gih,...ajak untuk sarapan,...." lanjut Atika kemudian berlalu.

Raka berdiri dari tempat duduknya yang agak jauh dengan Nicky, dan kembali duduk di kursi yang dekat Nicky.

" Nick,...apakah kamu senang dengan keinginanku ini,...maaf aku tidak bertanya dulu padamu,. "

" Kenapa harus tidak senang,...hal inilah yang aku tunggu dari seorang Raka, kamu tidak perlu minta maaf,..semua keputusanmu pasti yang terbaik,..." jawab Nicky dengan tersenyum bahagia.....


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C25
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login