Download App
3.17% THE BELOVED ONE / Chapter 14: CEMBURU TANDA CINTA

Chapter 14: CEMBURU TANDA CINTA

Nicky memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa, dia baru tahu jika Raka mengunjunginya. Sebenarnya minggu pagi Nicky sama Bagas sudah sampai di rumah, berhubung Nicky harus memastikan keadaan Bagas dari sarapan sampai minum obatnya, Nicky sampai rumahnya hampir siang.

Nicky sama sekali tidak mengeluarkan HP dari tasnya, karna HP nya sudah lowbat dia lupa untuk mengisi daya karena kejadian Bagas yang sakit, yang sangat menguras tenaganya, sehingga dia langsung tidur lelap setiba di kamarnya.

Nicky membuka pintu rumah dengan cepat, matanya mencari keberadaan Raka. Sungguh Nicky merasa bersalah karena Raka harus menunggunya.

Mata Nicky melihat sosok Raka yang duduk dengan kepalanya bersandar di sofa dan matanya terpejam, satu tangannya berada di keningnya.

Nicky mendekati Raka dengan langkah pelan, seakan dia tidak ingin menganggu ketenangan Raka.

Dengan diam, Nicky duduk sangat dekat di samping Raka. Di raihnya tangan Raka yang di keningnya, dan di letakkannya dengan pelan di pangkuannya.

Di usap nya punggung tangan Raka berulang, dengan penuh perasaan di angkatnya tangan Raka dan di tempelkan di pipinya, kemudian di ciumnya penuh kerinduan.

"Aku sangat merindukan tangan kokoh ini, tangan yang selalu membimbingku berjalan, yang selalu menghapus airmataku di saat aku sedih, dan tangan ini pula yang selalu membelaiku, yang membuatku tenang di saat aku marah." batin Nicky menjerit terasa sesak mengingat kebaikan Raka selama ini.

Di genggamnya erat jemari Raka, dan Nicky terkejut saat jemari itu juga menggegamnya erat, dan berganti mengusap punggung tangan Nicky.

Nicky menoleh ke wajah Raka, di lihatnya mata Raka sudah terbuka , dengan tatapan mata yang penuh kerinduan.

Raka menarik badan Nicky ke arahnya dan mendekap tubuh Nicky dengan erat. Nickypun membalas dekapan Raka tak kalah eratnya. Sungguh rasa rindu itu sangat menyesakkan. Raka menatap mata Nicky lekat-lekat , di raihnya dagu Nicky mendekat ke wajahnya, di lumatnya pelan bibir Nicky yang memerah. Nicky sama sekali tidak menolaknya bahkan dia merasakan sesuatu yang indah di hatinya, Nicky membalas lumatan Raka dengan hati yang berdegup kencang.

Keduanya saling membalas lumatan yang penuh rindu itu. Hingga terasa menyesakkan dada keduanya. Nicky berlahan menarik bibirnya, kemudian menyatukan keningnya dengan kening Raka. Nicky berbisik pelan.

"Maafkan aku Ka, karena tidak melihat HP sama sekali, hingga tidak tahu jika kamu datang. Maafkan aku." Nicky menatap mata Raka dengan mata penuh penyesalan.

"Kamu tidak salah Nick, rencanaku memang ingin memberimu kejutan untuk datang kemari." Raka menangkup kedua pipi Nicky dengan senyuman manisnya.

Sambil mengambil tempat duduk dan menarik Nicky ke dalam pangkuanya Raka menatap Nicky.

"Sekarang ceritakan padaku , kenapa kamu baru pulang siang ini? apakah kamu ada pekerjaan keluar kota?" tanya Raka

Pertanyaan Raka sangat mengena.

Nicky tidak akan pernah membohongi Raka, dan itu berlaku sampai kapanpun. Nicky bergeser dari pangkuan Raka, duduk dekat di samping Raka.

Di gemggamnya salah satu tangan Raka, kemudian Nicky menceritakan kejadiannya dari awal saat bu Elina mengatakan dia akan menemani Bagas keluar kota yang mendadak, dan Nicky yang tidak menerima pemberitahuan dari Bagas, sampai kejadian Bagas yang sakit.

Tepat menginjak cerita, di mana nicky yang terpaksa menemani Bagas dan menjaganya. Nicky bercerita dengan perasaan takut, takut jika Raka ada salah paham dan marah.

Di genggamnya erat jari-jari Raka dengan kepala tertunduk. Tiba-tiba genggaman tangan Raka terlepas, Raka menarik tangannya dari genggaman Nicky.

Nicky mendongak menatap Raka dengan rasa bersalah. Mata sayunya memohon maaf pada Raka. Raka diam, tanpa berkata-kata kejadian hal seperti inilah yang di takutkan Raka.

Rasa cemburu yang di rasakannya sangat beralasan. Hati siapa yang tidak cemburu jika wanitanya menjaga laki-laki lain yang bukan kekasih ataupun sanak family.

Memang Raka tahu, Nicky sudah di anggap Bu elina sebagai putrinya. Tapi dengan Bagas apa hubungannya? selain hanya sebagai atasan dan bawahan.

Raka memejamkan matanya, beberapa kali menghela nafas mengeluarkan rasa sesak di dadanya.

Raka mencoba menenangkan hatinya. Dia selalu percaya pada hati Nicky, tapi apakah dia bisa percaya dengan hati Bagas? yang bisa - bisa juga mencintai Nicky? karena Nicky adalah wanita yang sangat banyak pemujanya.

Raka tidak sama sekali tidak bisa marah dengan sikap yang di ambil Nicky. Namun demikian ada sesuatu yang di rasakan di dadanya rasa yang amat sakit.

"Nicky apakah hatimu bisa bertahan sampai nanti?" tanya Raka dalam hatinya, dalam kegelisahannya.

"Ka." panggil Nicky dengan suara serak menahan tangis.

"Apakah kamu marah? dengan sikap yang aku ambil untuk membantu Bagas?" lanjut Nicky masih dengan suara paraunya.

Raka mencoba memberikan senyuman pada Nicky, dia tidak mau melihat Nicky merasa bersalah apalagi bersedih.

Di peluknya Nicky dengan penuh sayang, di belainya rambut Nicky yang hitam panjang. Kemudian di hadapkannya wajah Nicky tepat di wajahnya.

Dengan senyum tulus dan tatapan penuh cinta Raka, mencium kening Nicky dan berkata pelan.

"Kenapa harus marah, jika Wanita yang aku cintai, melakukan suatu kebaikan untuk membantu sesama yang membutuhkan."

"Sungguh? kamu tidak marah Ka?" Nicky masih belum percaya sepenuhnya, hatinya masih ketir-ketir karena takut kehilangan seorang Raka.

Raka mengangguk pasti dan mencium bibir Nicky sekilas.

"Tapi, ada sesuatu yang ingin aku katakan Nick. Aku tidak bisa menahan hal ini." lanjut Raka.

"Apa itu Ka? jangan sekali- kali kamu mengatakan ingin meninggalkanku." suara Nicky tercekik matanya berkabut menatap manik mata Raka.

"Siapa yang akan meninggalkanmu sayang?" jawab Raka matanya membalas tatapan Nicky dengan penuh cinta.

"Lalu, apa yang ingin kamu katakan?"

"Hemmmmm..." Suara Raka menggantung, tidak melanjutkan kata-katanya.

"Apa?" tanya Nicky tak sabar.

"Ayo katakan Ka? jangan buat hatiku gelisah!" suara Nicky memohon.

Raka tersenyum simpul, matanya masih menatap mata Nicky tanpa berkedip, ingin dia mencari cinta di mata Nicky. Yahh...Raka masih menemukan cinta itu untuknya. Tampak jelas di mata Nicky.

Kedua tangan Raka memegang erat pinggang Nicky di dekatkannya tubuh Nicky dekat dengan tubuhnya.

Nicky terhenyak, nafasnya sesak, menahan degup jantungnya yang tiba-tiba tidak beraturan karena nafasnya begitu dekat dengan nafas Raka.

"Ka, apa yang ingin kamu bilang? please? jangan buat aku tersiksa." ucap nicky makin gelisah.

"Sayanngg...apakah kamu mengijinkan jika ada rasa cemburu di hatiku?" tanya Raka pelan.

"Cemburu?" tanya Nicky tidak mengerti.

"Cemburu kenapa?" lanjut pertanyaan Nicky yang tidak sadar jika sikap perhatiannya pada Bagas membuat seorang Raka cemburu.

"Cemburu, karena kamu membagi perhatianmu dan sayangmu pada laki-laki lain dan kamu bisa dekat dengan laki-laki lain, sedangkan aku jauh darimu...dan merasa kesepian tanpa dirimu." Raka mengeluarkan seluruh kegelisahan di hatinya.

Nicky terdiam mendengar curahan hati Raka.

"Kamu percaya padaku kan Ka? kalau hatiku...perasaanku...hanya untukmu." patah-patah suara Nicky.

Tiba-tiba Raka tertawa...sangat gemas dengan kepolosan Nicky, di dekapnya Nicky dalam pelukannya, di ciuminya kepala Nicky penuh kasih.

"Aku selalu percaya pada gadis kecilku, sangat percaya, aku hanya bertanya padamu? apakah kamu mengijinkan jika ada rasa cemburu di hatiku? jika melihat kamu dekat dengan laki-laki lain? jawablah pertanyaanku sayang?"

Nicky terdiam, berpikir sejenak mencoba mencerna pertanyaan Raka. Selang beberapa detik, Nicky menjawab dengan pelan, menatap Raka penuh cinta.

"Tentu aku mengijinkan Ka, pasti ada alasannya seorang Raka bisa cemburu, dan aku tahu itu karena apa?"

"Oh ya? karena apa? aku ingin tahu itu?" tanya Raka balik.

"Karena..seorang Raka yang sangat mencintai Nicky, dan takut kehilangan Nickynya." jawab Nicky malu-malu menahan senyum.

"Tepat." Raka mencubit hidung mungil Nicky, Di peluknya kembali tubuh Nicky. di rengkuhnya penuh sayang.

Sambil memejamkan matanya Raka berbisik tepat di telinga Nicky.

"Sungguh rasa cemburu ini sangat menyiksa Nick, tapi karena rasa cemburu inilah aku menyakini, jika aku sangat mencintaimu, dan takut kehilanganmu." lanjut Raka.


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C14
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login