"Tapi kita masih butuh yang lain. Darah darimu saja tentu tak akan cukup."
"Mbak Alya, aku masih ingat saat itu aku dan mbak Alya yang memberikan darah kami untuk mas Djaka saat kecelakaan itu," ujar Ajeng yang memang masih mengingat kejadian yang belum lama ini terjadi. "Kita harus memanggil mbak Alya."
"Tunggu Jeng, aku pikir jangan. Lebih baik kita berusaha mencari optional yang lain dulu." Aldo melarang Ajeng yang sudah hampir menghubungi Alya.
Ajeng sendiri tentu merasa heran dan terkejut mengapa Aldo melarangnya di saat situasi sudah mulai cukup genting seperti ini, mengingat Djaka sudah harus segera dioperasi.
"Tapi kenapa Mas Aldo? Kenapa tidak boleh? Bukankah mbak Alya bisa membantu kita? Kita kan juga harus bisa mendapatkan stock darah secepatnya."
"Aku mengerti niatmu baik. Tapi aku hanya tak ingin ujung-ujungnya nanti akan terjadi kesalah pahaman lagi."
"Maksudnya? Kesalahpahaman apa?" tanya Ajeng yang tak mengerti mengapa Aldo mengatakan hal itu.