Download App
72.72% Teman tapi menikah / Chapter 8: ada rasa

Chapter 8: ada rasa

selamat membaca..... jika ada typo mohon di maklumi ya.... yuhuuu..... jangan lupa komen dan tambahkan buku ini ke rak kalian ya....

Awan, tidak bisa tidur sejak di antar oleh Lin ke rumah. kejadian itu buat jantung Awan berdetak sangat cepat. ada apa ini? batin Awan.

semakin Awan ingat wajahnya semakin bersemu merah.. dia pun bingung dengan diri sendiri. lama berteman baru kali ini Awan merasakan perasaan berbeda pada Lin.

hingga tak lama kantuk menyerang Awan membuat nya segera menuju alam mimpinya.

pagi harinya mood Awan tidak baik. di tambah lagi Awan mengalami datang bulan, semua bercampur aduk. wajahnya jutek saat menatap orang, kadang membentak ketika tidak sesuai dengan keinginan hatinya. hingga kegeraman Awan terjadi pada titik dimana hils yang dia gunakan patah saat berjalan menuju ruangan bosnya. benar-benar sial hari ini.

geram, Awan membuka sepatu nya berjalan kearah ruang bosnya hanya kali ayam.

"Wan, loh..." protes bosnya saat melihat kaki Awan tanpa sepatu.

"maaf ya pak... sepatu aku patah di depan ruangan bapak tadi, jadi dari pada kaki aku sakit makainya mending aku lepas aja. nanti siap ini aku beli ke mall depan deh pak. jangan marah apalagi sp saya ya pak!" ujar Awan mengungkapkan apa yang terjadi padanya. untung bos nya mengerti.

"Ya udah gak papa." jawab bosnya. "nih, aku ada nasabah besar lagi aku mau kamu yang handle lagi ya.... cuma kamu yang aku percaya untuk menghandle dia." pria itu menyerahkan berkas nasabah tersebut.

"Aku sudah atur pertemuan dengan mereka dua hari lagi, siap kan semua dengan matang."

"Siap pak."

dua hari berikutnya Awan sampai di salah satu hotel mewah tempat Meraka bertemu dengan nasabah nya. Awan bertanya kepada receptionis yang langsung mengarahkan dirinya ke kamar orang yang akan di temui oleh Awan.

kening Awan mengerut. pikiran nya mulai curiga, ada yang tidak beres di sini.

karena tidak ingin terjadi sesuatu Awan meminta kepada petugas itu menemani dirinya ke dalam kamar hotel tersebut. tetapi di tolak karena pria itu mengatakan mereka hanya bisa mengantar hanya sampai depan saja. tidak bisa masuk ke dalam.

Awan tidak ingin mengambil resiko. maka dia lebih dahulu menelpon Lin, yang kebetulan ada di hotel itu juga. setelah mengatakan apa niat Awan, wanita itu minta di temani ke dalam. Lin meminta lima belas menit lagi. tapi sebuah pesan singkat yang menyuruh Awan segara masuk membuatnya segara mengetok pintu kamar tersebut. hingga muncul Seorang pria paruh baya yang hanya menggunakan bathrof putih di tubuhnya. membuat Awan semakin ngeri.

"Mbak Awan ya?" tanyanya. yang di balas Awan dengan anggukan sebagai jawaban.

"Aku udah lama nunggu loh mbak. ayo masuk."

pria itu buka lebar-lebar pintunya. menyuruh Awan supaya masuk.

mengikis keraguan di dalam diri Awan berjalan lebih dahulu masuk ke dalam di ikuti pria itu di belakang. kamar itu luas. ada ruang tengah. di sana ada sofa berwarna merah. Awan duduk di sana menunggu pria tadi.

"Mau minum apa.mbak?" tawar pria itu pada Awan. yang langsung di tolak wanita itu. bukan apa-apa, Awan takut kalau pria itu menaruh sesuatu di sana yang merugikan dirinya.

"Gak usah pak. saya juga buru-buru."

pria itu tersenyum pada Awan. di ambil minuman berwarna merah pekat di atas meja. pria itu berjalan kearah sofa dimana Awan duduk.

"Kenapa buru-buru? aku udah minta sama bos kamu loh supaya menyediakan waktu dua jam untuk ku. ini kita bahas masalah uang, jadi waktunya cukup lama. kalau hanya minum gak makan waktu banyak. aku hanya takut kalau tenggorokan kamu kering." ujar pria itu. Awan tersenyum kaku lalu mengangguk kepala.

"Terimakasih pak. tapi benar gak usah. aku juga bawa minum ko ini." tunjuk Awan pada botol air meneral yang ada di dalam tasnya.

"kita langsung ke pembahasan saja ya pak..."

tapi pria itu bukan mengiyakan ajakan Awan. malah mendekat ke sofa di mana Awan duduk. merapatkan jarak yang ada diantara mereka, membuat Awan sangat risih sehingga semakin mepet ke ujung hingga mentok.

"pak mohon maaf loh ini saya udah di ujung bapak jangan geser-geser lagi ke sini!" ungkap Awan mulai merasa tidak nyaman sama pria itu. tetapi malah pria itu tersenyum padanya. senyumnya yang membuat Awan ngeri melihatnya.

selanjutnya kalimat pria itu semakin membuat Awan tidak percaya.

"Bukan yang sempit itu malah enak ya? lagian kamu ini cantik, kenapa malah saya gak bisa mendekat."

Awan sudah merasa asing dengan pria ini. memintanya bertemu di hotel padahal sebelumnya mereka janjian di restoran. karena atasannya menyuruh dia harus menemui pria ini sehingga Awan harus menguatkan dirinya. lalu kini apa yang Awan dapatkan. semua kecurigaan dia benar, pria ini adalah pria yang tidak beres.

"Pak, tolong menjauh ya!" hardik Awan mulai marah. "Kalau bapak seperti ini saya bisa keluar dari sini dan mengadukan bapak ke polisi!" ancamnya menambah.

pria itu malah terkekeh. lalu tangannya menunjuk sebuah kartu di tangan sekaligus ada kalimat yang membuat Awan melongo.

"Kamu gak akan bisa ku dari sini. saya megang kartunya..." di tambah kekehan yang membuat Awan semakin merinding.

"Kita akan menikmati hari ini di sini. sayang kalau wanita secantik kamu di anggurin!"

pria ini benar-benar membuat Awan kesal sekaligus jijik. ia segara bangkit mengambil tas serta berkas-berkas nya. menyusunya dan memasukan secara asal kedalam tas. awan segara bangkit berdiri dan menjauh dari pria itu.

"Maaf saya bukan wanita murahan seperti itu!"

"Ayolah, semua wanita tidak ada yang menolak ku! bahkan aku bisa melakukan apapun, termasuk membuat kamu mendapatkan apapun yang kamu mau." rayu pria itu.

"Tapi saya tetap tidak tertarik pak. buka pintu nya saya mau keluar!" pinta Awan. pria itu tidak menggubris sama sekali.

"Kalau begitu aku akan batalin kerja sama ini. tau kan kalau aku batalin kerja sama ini gimana sama penilaian kamu. cobalah kamu pikir dulu. uang yang akan aku endapkan itu tidak sedikit loh... lima milyar. aku yakin dengan begitu kamu akan menjadi yang terbaik lagi tahun ini." godanya kembali.

tapi memang Awan bukan wanita yang mudah di goyahkan. tetap pada pendiriannya nya membuat pria tadi melakukan tindakan kasar. ia berdiri lalu menarik tangan Awan. membuat Awan berteriak saat itu juga.

karena kekuatan pria itu jauh lebih kuat dari pada Awan. sehingga dirinya di tarik kearah ranjang dan di hempas kan kesana.

"Sudah aku bilang tidak ada yang bisa menolak ku! apa kau tidak mengerti! jangan sok jual mahal!" kata pria itu kasar.

"Jangan! tolong jangan lakukan ini! aku bukan wanita murahan, lepaskan aku!" pinta Awan. tetapi yang di dapat kan olehnya adalah sebuah tamparan yang mendarat di pipinya. saat itu juga air mata Awan mengalir begitu deras. dia tidak sanggup menghadapi pria ini apalagi kekuatan' nya tidak sebanding. Awan hanya menangis dan terus menangis untuk meratapi hidupnya yang akan berakhir dengan pria bajingan ini


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C8
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login