Zalfa beserta abangnya, sampai di taman yang di maksud Zalfa.
"Abang pulang saja, Aku mau bertemu Dewan. Jadi, tidak perlu khawatir."
"No!" Tolak abangnya dengan tegas, jika dia tidak melihat Dewannya langsung, dia tidak akan mungkin memberikan ijin adiknya untuk turun di sini, dia belum membuka kunci pintunya.
"Tenang aja Bang, Dewan pasti akan datang."
"Tidak, menemukanmu dengan kondisi mengenaskan. Mana bisa, sekarang meninggalkan begitu saja."
Zalfa paham, mungkin abangnya sekarang sedang khawatir padanya. Memang tidak bisa dipungkiri, dia saja bisa merasakan begitu jika sampai melihat keluarganya yang lain dalam kondisi sakit.
Karena, Zalfa jika sakit memang suka seperti itu. Langsung tepar, dan tidak bisa apa-apa.apalagi saat terkena air hujan. Namun, dia tidak pernah kapok.
"Itu Dewan!" Teriak Zalfa, wanita itu menunjuk ke arah Dewan yang baru saja datang, dan keluar dari mobilnya.