"Huhh, lagi-lagi harus seperti ini. Awas kamu, Farisha! Tapi kenapa aku tetap menyukaimu? Kamu selalu begini kepadaku yang selalu membantumu," keluh Bram dengan wajah lesu. Ia selalu ditinggalkan Farisha begitu saja dan membuatnya mencari kendaraan lain untuk keluar dalam situasi seperti itu.
Bram meninggalkan pom bensin dan kembali tempat kerjanya. Karena tidak tahu di mana Azhari tinggal selama ini. Ia juga tidak mungkin menyusul ke mana wanita yang bersamanya setengah jam lalu.
"Bagaimana juga, Farisha tahu begitu banyak yang tidak ku ketahui? Untuk mencari ibunya dan mengambil beberapa miliknya, dia sampai begini. Kamu sungguh wanita yang luar biasa, Farisha. Andaikan aku bisa bersamamu. Setelah Usman ditemukan dan kalian bercerai, aku baru bisa menjadi sosok pria yang ada untukmu. Meski setiap kali kamu selalu berbohong. Kamu tidak bisa membodohiku dengan berpura-pura menikahi seorang lelaki yang masih kanak-kanak."