Mendengar perkataan orang itu, Vania mendadak lemas. Badannya merosot ke bawah dan segera dibawa oleh Farisha. Sudah berusaha mereka datang ke mall tapi mereka tidak bisa membeli tas yang jumlahnya terbatas itu. Hari ini sudah hilang semangat dari Vania.
"Tenanglah, Sayangku ... kita akan cari yang lainnya, hemm? Ayo, kita pergi ke toko baju, gimana?" tawar Farisha yang merangkul dan mengajak wanita yang dipeluknya.
Vania berjalan dengan menyandarkan kepalanya di bahu Farisha. Menggenggam tangan Farisha yang ia peluk. Ia lalu memposisikan diri di belakang Farisha dan masih menempelkan kepalanya yang malas ia angkat.
"Hushh, kamu kepalanya berat, Vania Ceyeng ... aku ini bukan kuli yang bisa mengangkat kepala yang berat ini," protes Farisha. Tapi ia tetap tersenyum. Ia mencium pipi kekasihnya, yang dibalas balik.