Aku melihat Hamzah tengah menatap langit malam dibalik jendela.
Waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Aku yang sedari tadi hanya duduk menunggunya, memutuskan untuk menghampirinya juga.
"Hamzah?" panggilku.
Dia menoleh padaku, "ya?"
"Ayo istirahat. Sudah malam."
"Aku ingin di sini dulu. Kalau kamu sudah mengantuk, tidur duluan saja."
"Bukan itu maksudku, Hamzah. Aku-"
"Kamu sedari tadi menyebutku dengan nama itu." selanya, "memangnya dia siapa?"
Aku berjongkok di depannya. "Aku hanya ingin memanggilmu dengan nama itu. Yaa kamu juga kan tak tahu nama sendiri siapa, jadi aku yang memberimu nama Hamzah, bagaimana?"
Dia berpikir sejenak. "Boleh juga."
"Nah itu artinya..., ketika nanti aku memanggilmu dengan sebutan Hamzah, kamu jangan bingung lagi ya."
Dia mengangguk. "Baik. Berarti, namaku Hamzah ya?"
"Iya."
"Eh tadi kamu mau bilang apa?" ujarnya kemudian, "aku tadi menyela ucapanmu."
"Aduh apa ya." aku berpikir sejenak, "sepertinya tak ada."
"Lho iyakah?"
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!