"Ya sudah, kalau begitu..., aku istirahat dulu ya."
"Ah iya silakan."
Aku segera ke luar dari kamar Hamzah lalu menuju kamarku sendiri.
Atas obrolan yang tadi kami bicarakan, entah kenapa hatiku semakin tenang tak karuan.
Dia selalu menenangkanku untuk berbagai soalan.
Walau banyak hal yang masih berbanding jauh dengan Alif, tapi setidaknya Hamzah sudah bisa mengobatiku untuk itu semua.
"Eh, lho?" aku menggerak-gerakan engsel untuk membuka pintunya.
"Kenapa tidak bisa dibuka?" aku kembali mendorong pintunya tapi tetap tak ada hasil.
"Argh! Ini pasti ulah Ayssa." aku mengucek kepalaku gusar, "bagaimana aku tidur nanti?"
Lantas aku turun dan mengetuk pintu kamarnya.
Aku berusaha menelepon beberapa kalipun, dia tak menjawab sama sekali.
"Aku tidur di mana?" terus saja pikiranku berkecamuk mencari tempat.
Awalnya..., aku mau ke kamar bi Minah. Tapi ketika kuingat lagi, beliau tidur bersama suaminya.
Ah, mana mungkin aku ikut tidur di sana!
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!