Chapter 215: Obrolan Baru

Angin mengalun lirih seakan turut merasakan bagaimana indahnya hidup di kota kedua yang penuh dengan kenangan selain Bandung ini.

Semua kisah kasih yang sebenarnya, ternyata terjalin di sini dengan penuh ketercampur adukan yang luar biasa.

Kota Bogor dan Bandung ini bagiku, sebagai kota yang di dalamnya penuh sekali dengan sarat makna dan arti dari sebuah kebahagiaan.

Tak ada yang bisa menyangkal bahwa kedua kota ini benar-benar menyimpan kenangan yang sangat menggetarkan hati.

Tak hanya aku. Tapi Alif, Hamza dan Ayssa pun turut membenarkan ucapanku.

Pagi ini setelah selesai berziarah dari pemakaman Alif. Aku, Hamzah dan Amzar kembali beranjak pergi kemudian masuk ke dalam mobil.

"Alhamdulillah. Hatiku sudah lumayan tenang." ujar Amzar kemudian. "Tadi, aku seperti benar-benar mengobrol di hadapan Alif. Semua unek-unek yang terus mengganjal dalam hati, perlahan pudar hanya karena itu."