"Terserah kamu mau bilang apa juga, Reine. Semuanya sudah jelas dan tak perlu diperdebatkan lagi."
"Hamzah aku mohon...."
Dia akan pergi tapi aku segera mendahuluinya lalu mengunci pintu.
"Aku tak akan membiarkan kamu pergi sebelum kamu mendengar semua ucapanku."
Hamzah berdecak kesal kemudian membelakangiku.
"Aku tak pernah mengenal dan menyangka bahwa Hamzah ternyata seperti ini. Dia tak banyak mengutarakan apa pun ketika sedang marah." aku berjinjit menahan sakit kemudian menghadapnya.
"Sekarang kamu mau memutuskan semuanya? Baik." kataku sambil berusaha memberinya senyuman, "lalu bagaimana dengan hatimu?"
"Untuk apa kamu ingin tahu urusannya, Reine? Bukankah dari dulu kamu tak peduli padaku?"
Dia membuatku duduk.
"Sekarang aku sudah sadar dan pergi adalah pilihan utamaku. Tapi aku heran kepadamu, sebenarnya kamu ini mau apa? Ketika aku masih di sini, kamu memintaku pergi. Dan saat aku ingin pergi, kamu menahanku untuk tetap di sini."
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!