Hanya tangisan yang bisa dirasakan oleh kedua orang yang kini tengah terduduk lemas sambil terus menatap keadaan Rizki yang semakin kesini semakin tidak stabil.
Air mata sama sekali tidak bisa berhenti untuk terus menjatuhkan dirinya.
Rasanya sudah tiada lagi cara untuk seorang Lia tentang bagaimana dia bisa memperjuangkan atau bahkan membahagiakan diri sendiri seperti apa.
Bak ilusi yang sudah berkepanjangan.
Cinta yang meredup tunduk, seakan memberi posisi kepada dirinya tentang seberapa harus diri ini berjuang atau justru merelakan dan mengikhlaskan.
Karena posisi teratas dalam cinta itu..., ketika diri mampu mengikhlaskan.
Ikhlas.
Ikhlas dengan berbagai cara atau berbagai kesakitan yang dihadapi.
Seperti tidak ada lagi beban dalam hidup kalau memang kenyataannya hati itu tidak bisa dibohongi.
Tentang bagaimana kita bisa mengejar semua harapan itu.
Sebab cerita cinta..., seakan sudah nama badi diri untuk tetap bertahan atau justru melupakannya dengan mudah.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!