Malam ini adalah malam yang begitu menyakitkan bagi seorang Rizki. Dia terkungkung dalam sangkar emas milik ibunya sendiri.
Air mata terus saja yang mengalir membasahi pipinya yang kemerahan merahan itu.
Anak itu hanya bisa diam sambil memandang bulan berharap ada seseorang yang mampu mengobati kesakitan hatinya.
Seorang pekerja di rumah dia sudah ada yang mengirim nasi untuk makan malam sang anak.
Namun nampaknya, anak itu sama sekali tak berkutik ataupun mengambil satu masih pun di atas piring.
Dia benar-benar sakit hati dan ingin sekali pergi dari rumah.
Ketika keadilan sudah tidak ada yang bisa menghargai, untuk apa dia tetap berdiri pada sebuah keluarga yang sama sekali tidak menginginkan anaknya bahagia sesuai keinginannya sendiri?
Air mata sang pujaan Lia tak bisa berhenti. Meskipun dia tidak merintih, namun air matanya cukup menjelaskan kepada semesta bahwa saat ini dia tengah terluka.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!