Setelah selesai bercengkrama dengan Rizal, Lia dan Rizal memutuskan untuk pulang.
Tapi sebelum itu, Lia meminta Rizki untuk duduk di motornya masing-masing.
Dia seperti sudah benar-benar tahu kebimbangan yang tengah dilanda oleh Rizki.
"Sebelum aku mengatakan semuanya, aku ingin membacakan sebuah surat untukmu. Apa boleh?"
Aku tersenyum. "Tentu saja."
Rizki lantas merogoh sakunya kemudian dia membuka sebuah surat kecil. Sesaat dia melirik wajah Lia sebelum dirinya mulai membacakan surat itu.
"Aku menuliskan surat ini jauh hari sebelum aku mengenal kamu. Iya, di situ aku sangat berharap bisa mendapatkan seorang wanita yang aku cintai di suatu saat nanti.
Kamu adalah wanita yang sangat aku istimewakan dalam hidup.
Rasanya saat mengenal kamu, aku sudah menemukan belahan jiwa yang sejak lama sudah aku cari dan hilang dari kehidupan.
Kamu begitu berarti bagiku.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!