Hujan mulai turun dari sejak Yena masuk, dan hingga sore hari masih belum mereda. Di ruang tengah, Yena mondar-mandir menggendong Sagara untuk menidurkannya.
Lewat jendela, ia melihat mahluk kecil itu datang. Hendak masuk ke dalam tetapi tubuhnya menabrak dinding barrier yang transparan.
Yena bersembunyi dan memperhatikannya.
Berkali-kali ia mencoba masuk, tetapi tubuhnya terus terpental.
Akhirnya, Yena keluar dan menghampiri.
"Kau tidak akan bisa masuk. Pergilah dan jangan datang ke sini lagi, mengerti?"
Mahluk kecil itu hanya menatap Yena dengan kedua mata bulatnya. Semakin ditatap semakin tidak tega.
Yena menghela napas.
"Tunggu di sini sebentar." Ia masuk dan beberapa saat kemudian kembali dengan sepotong roti hangat dan jas hujan kecil.
"Pakai ini dan makanlah." Yena menyerahkannya. Namun, mahluk kecil itu tampaknya tidak paham.
"Kemarilah, biar aku bantu." Yena berjongkok dan memakaikannya jas hujan. Dalam balutan jas hujan, ia terlihat seperti anak manusia.