Download App
57.37% Sweet cheating (BL) / Chapter 35: Triginta quinque

Chapter 35: Triginta quinque

Niko membalas pelukan calvin, dia menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang milik calvin yang sekarang tengah mendekapnya.

"Calvin maaf," batin niko yang sedari tidak berani mengeluarkan suaranya.

Pelukan mereka berlangsung cukup lama. Walaupun,sama sama terdiam.

Calvin mulai merenggangkan sedikit pelukanya dan mulai menatap niko sejenak sembari menebarkan senyum manisnya.

"Kok diem aja sih! kenapa?" tanya calvin lembut.

"Gak papa," jawab niko.

Sudut bibir calvin tersenyum tipis waktu mendengar jawaban niko, calvin bukannya tidak percaya. Dia percaya kok sama niko. Tapi, sikap niko yang membuat calvin menjadi curiga. Apa, ada sesuatu yang di sembunyikan sama niko saat ini?

"Yaudah, sekarang udah malam. Ayo, tidur!" ajak calvin.

"Mau," jawab niko.

"Aku, rapihin buku-buku dulu. Baru kita langsung tidur ya," kata calvin yang mulai beranjak dari duduknya. Niko menganggukan kepalanya pelan.

Calvin bergerak menuju meja belajar, dia mulai merapikan beberapa buku yang berserakan. Sementara, niko sudah membaringkan tubuhnya di atas ranjang kasur sembari menunggu calvin selesai merapikan semua bukunya.

Notifikasi dari nomor yang sama, kembali mengirimnya pesan untuk niko. Sebelum niko membalas dia melirik sekilas ke arah calvin yang terlihat sibuk sendiri. Niko mulai membalas pesan dari rehan walau masih merasakan takut, takut kalau ketahuan sama calvin.

*Line*

Rehan

"Gak di balas"

"Ada calvin?"

Niko

"Iya"

Rehan

"Gini ya rasanya pacaran diem-diem"

Niko

"Hum"

Rehan

"Panggilan sayang lu sama calvin apa?"

Kenapa tiba-tiba rehan nanya kaya gitu? Niko ingin membalas pesan rehan tetapi suara calvin membuatnya menoleh.

"Jangan main hape terus, tidur!" Calvin yang mulai mengomel apalagi kalau sudah melihat niko yang sibuk sendiri dengan ponselnya.

"Iya calvin," jawab niko sambil menganggukan kepalanya. Niko beralih dengan ponselnya dan kembali mendapat notifikasi pesan dari rehan.

Rehan

"Bales"

Niko

"Iya"

Rehan

"Buruan, jawab! Nama panggilan lu sama calvin apa?"

Niko

"Sayang"

Rehan

"Apa sayang"

Niko gagal paham sama maksud dari rehan! Tapi, sesaat sebelum niko ingin membalas pesannya untuk rehan, niko mendapat panggilan telfon langsung dari rehan mendadak membuatnya lupa untuk bernapas.

Rehan

"Angkat telfon gua!"

Rehan mengirim pesan lagi, dia mengancam niko untuk segera mengangkat telfonnya.

"Siapa sayang?" tanya calvin yang penasaran.

"Keyla," dalihnya.

"Keyla, nelfon kamu?" tanya calvin lagi.

Tumben banget keyla nelfon niko malam-malam. Ada apa?

"I-iya. Gua angkat bentar," jawab niko yang langsung beranjak dari atas kasur dan ingin menjauh dari calvin supaya tidak mendengar obrolanya nanti dengan rehan. Tetapi, langkah kakinya berhenti saat niko baru membuka pintu kamarnya.

"Mau kemana?" tanya calvin.

"Angkat telfon," Calvin terdiam.

"Harus keluar?" Pertanyaan calvin membuat niko sedikit kesal.

"Ayang, kenapa sih?! Kaya curiga gitu sama aku."

"Bukan, curiga. Kalau cuma ngangkat telfon aja kan bisa di sin—,"

[Hallo, iya bentar]

Niko tidak mendengar kelanjutan ucapan calvin. Dia memilih untuk pergi dari dalam kamar dan mengangkat telfon dari rehan.

Sementara calvin yang melihat niko pergi, merasa ada yang mengganjal di hatinya. Ada perasaan sakit yang menyerangnya saat ini, entah karena perubahan sikap niko yang tiba-tiba berbeda membuatnya takut. Atau cuma perasaanya saja..

^^^

Di waktu yang sama dan di tempat yang berbeda, niko sedang mengangkat telfonnya dari rehan. Sebenarnya, niko juga nggak ingin berbohong. Tapi, rehan selalu mengancamnya. Membuatnya nggak punya pilihan lain selain menurut rehan.

Niko nggak mau kehilangan calvin. Itu saja!

[Kenapa?" tanya niko dari sebrang telfon.

[kenapa, gimana?" tanya rehan balik yang membuat niko berdecak sembari memutar bola matanya malas.

[kenapa lu nelfon gua?!]

[Lah, lu kan pacar gua. Jadi, gak papa dong]

[Bukan, kalau itu gua juga tau. Tapi, sekarang gua lagi sama calvin]

[Ya, gak peduli. Itu, bukan urusan gua!]

[Cih]

[Gua nggak mau tau! Lu harus bisa bagi waktu ke gua. Tapi, harus banyakin ke gua lah dari pada si calvin.] kata rehan membuat niko mendengus. Ngajak pacaran maksa! Dan, sekarang minta perhatian juga maksa. Ada, ya orang kaya rehan.

[Kaga bisa begitulah anjing!] protes niko.

[Bisain byy]

[By by babi] Marah niko mulai jengah.

[Oh, gitu ya. Yaudah,—]

[Apa! Mau ngancam? Yudah, mau tidur]

[Cepet banget] kata rehan yang baru ngomong sebentar dan belum ada satu menit tapi, sama niko udah mau di tinggal tidur aja.

[Ya, lu ngeselin.]

[Sebagai tanda permintaan gua]

[Itu, kaga minta. Tapi, lu maksa!]

[Iya, iya serah. Yudah, sono tidur] suruh rehan.

[Matiin lah, kan lu yang nelfon gua] kata niko kesal.

[Hem, biasanya habis telfonann sama calvin lu ngasih kiss gak?] tanya rehan.

[Kaga. Ngape emang?]

[Minta kiss]

[Ogah,] Tolak niko mentah-mentah.

[Kiss doang anjing!]

[Kok, ngegas? Santai mas...]

[Kiss by]

[Gua bukan babi. Gak, usah pake embel2 by. Manggil nama aja kenapa sih?!]

[Ntar, kalau gua ikutan manggil lu sayang jadi, mirip sama calvin dong! Nggak mau lah gua.]

[Tapi, dia manggil gua liby]

[Paan tuh]

[Little baby]

[NAJIS!! Dah, lah makin geli gua. Bye selingkuhan] Niko tertawa lepas waktu ngelihat rehan yang bete dan marah gara-gara nama panggilan. Ya, sudah lah lebih baik kan dari pada keterusan telfonan, nanti calvin jadi curiga karena kelamaan menunggunya.

Niko membuka pintu kamarnya dan mendapati calvin yang tengah tertidur pulas di atas ranjang. Mungkin calvin lelah, niko segera melangkahkan kakinya mendekati calvin dan naik ke atas kasur.

"Ayang," panggil niko lembut

Niko beralih mendusel-dusel masuk ke dalam selimut dan membuat calvin menjadi terbangun gara-gara niko.

"Ayang," panggil niko lagi.

Calvin membalikkan tubuhnya ke samping saat niko mulai menyentuhnya. Dengan sengaja calvin membelakangi niko, seperti yang niko duga. Mungkin, calvin marah. Niko tersenyum, jadi begini ya? Reaksi dirinya dulu waktu tau kalau calvin lebih perhatian terhadap keyla. Dan, sekarang niko dapat mengerti setelah bersama rehan.

"Udah nelfonnya?" tanya calvin.

"Udah," jawab niko.

"Hem, yaudah kamu tidur. Besok kuliah pagi kan?" kata calvin tanpa mau menatap wajah niko, calvin masih memejamkan kedua matanya.

"Hu'um," jawab niko, niko menarik lengan calvin memintanya agar calvin memeluknya sebelum tidur.

"Calvin," panggil niko.

"Tidur!" suruh calvin dengan posisi masih sama.

"Ayang," panggil niko menarik pelan ujung baju calvin.

"..."

Niko mulai mendekatkan wajahnya buat menilik calvin yang sudah memejamkan matanya itu. Niko memainkan bulu mata lentik milik calvin membuatnya supaya kembali terbangun.

"Vin," panggil niko sambil mengecup bibirnya.

Calvin tersenyum, bagaimana calvin bisa marah? Kalau niko saja selalu seperti ini. Calvin berbalik badan, niko langsung meminta peluk dan tertidur di atas calvin. Calvin mengecup kening niko dengan lembut kemudian mengelusnya.

"Apa, sayang? Kamu suka banget ih ganggu. Tadi, aku nyuruh kamu apa?"

"Tidur," jawab niko pelan.

Calvin tersenyum," itu tau."

"Mau tidur sambil di peluk kamu," niko menatap wajah calvin lekat.

"Iya, ini aku peluk" Niko semakin mengeratkan pelukanya.

"Good night niko," bisik calvin di telinga niko membuat niko tersenyum.

"Good night to sayang. Maafin, niko ya," cicitnya pelan yang semakin lama calvin hanya bisa mendengar suara dengkuran kecil milik niko.

Calvin mengangguk, tangannya terulur untuk mengusap-usap rambutnya niko. Calvin ikut memejamkan matanya bersama niko.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C35
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login