"Pria di sebelah kiri, wanita di sebelah kanan!" sebuah suara memerintah bergema di seluruh kerumunan.
Pria dan wanita muda yang sedih dan tertekan keluar dari arah yang berbeda tanpa bersuara.
"Kakak, jangan pergi!" teriakan memilukan memecah keheningan dingin di hati semua orang.
Beberapa kepala menoleh ke arah tangisan itu dan tatapan mereka mendarat pada seorang gadis berusia sekitar 11 atau 12 tahun.
Gadis muda itu memiliki mata yang indah yang terlihat bagaikan air musim gugur yang jernih. Ia memegang erat-erat lengan seorang pemuda berusia sekitar 17 atau 18 tahun, menolak untuk melepaskannya.
Namun, ketika wajah pemuda itu memperlihatkan ekspresi sedih, seberkas cahaya pedang melintas dan memisahkan lengan pemuda itu dari tubuhnya.