Di kantor osis.
Sekarang sedang istirahat makan siang, seperti yang di sona katakan di gerbang sekolah tadi yang di mana Kaiser bisa ke kantor osis tidak, dan tentu saja bisa.
Dia juga ingin menghabiskan sebagian waktu bersama sona, ini juga bisa memperkuat hubungan nya kan?.
"Jadi Sona apa yang dibicarakan oleh mu?."
"Kaiser, apa kamu tau tentang monster kemarin?, yang tubuh nya penuh api dan bermata 3?."
Sona penasaran tentang Monster kemarin, dia baru pertama kali melihat monster seperti itu, jadi dia bertanya kepada tunangannya yang mungkin saja dia tahu sesuatu.
"Monster kemarin?, tidak itu pertama kalinya aku melihatnya." Kaiser menjawab dengan wajah tenang yang seperti tidak ada kebohongan dari kata-katanya.
Sona yang tidak melihat kebohongannya tentu saja Menganggukkan kepalanya dan hampir percaya.
[Maaf sona tapi itu bohong, aku tau monster apa kemarin, Nama Monster itu kalau tidak salah Infernogon, dia dari peradaban misterius di dunia sebelumnya, dan aku juga penasaran kenapa monster itu bisa kedunia ini?, aku juga belum bisa memberi tahu sona bahwa aku dari dunia lain kan?, mari menunggu saat waktunya tiba saja.]
Tidak Kaiser kamu sudah memberi tahu kami, bukan hanya tunanganmu tetapi seluruh pahlawan wanita yang bisa mendengarkan tau kamu dari dunia lain!.
Oh? Tunggu sepertinya dia ingin melanjutkan perkataannya...
[Hm... mungkin kah mereka ingin melakukan kekacauan seperti dulu?..dasar bajingan tengik, andai saja aku tau siapa yang mengendalikan monster-monster dari peradaban misterius.]
[Mungkin aku bisa menghabisinya seperti antek-antek nya kan?, aku juga harus mencari informasi untuk berjaga-jaga jika monster tengik itu muncul lagi di dunia ini, bukan hanya orang-orang supernatural yang akan tamat tapi seluruh dunia dan umat manusia juga akan hancur hingga planet ini akan mati!.]
Mereka terkejut dengan informasi ini, ada yang percaya ada juga yang tidak percaya, tetapi berbeda dengan Rias, Akeno, Sona dan Tsubaki yang melihat nya secara langsung kemarin.
Wajah mereka agak pucat, mereka juga tidak tahu sistem kekuatan monster tersebut, satu-satunya yang bisa memberi tahu mereka hanya Kaiser.
Tetapi mereka juga tau mereka tidak bisa memberitahu nya tentang suara hati karena setiap ingin memberi tahu nya suara mereka akan menghilang seolah-olah ada yang melarang nya memberitahu nya kalau tidak mereka akan mati.
Bukan karena larangan itu memberi tahu bahwa mereka akan mati, tetapi itu karena insting yang memberi tahu bahwa jika mereka bersikeras ingin memberi tahu nya mereka akan mati, begitu.
Ngomong-ngomong, wajah pucat Tsubaki dan Sona tentu saja di perhatikan oleh Kaiser yang membuat nya khawatir.
"Sona, Tsubaki apa kalian baik-baik saja?, wajah kalian pucat." Kaiser bertanya dengan ekspresi khawatir di wajah nya.
Kaiser bertanya-tanya kenapa wajah mereka pucat, saat dia memberi tahu mereka bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang infernogon.
"Tidak apa-apa kaiser, aku hanya mengingat monster kemarin."
"Benar, aku bertanya-tanya seberapa kuat monster kemarin."
Sebagai murid pintar, Sona dan Tsubaki membuat jawaban yang masuk akal.
"Oh" kaiser mengangguk dia pun melanjutkan perkataannya "monster kemarin mungkin setingkat iblis kelas menengah, dan kenapa kalian merasa bahwa monster itu terasa kuat seperti iblis kelas tinggi kan?."
Mereka mengangguk dengan tebakan kaiser.
"Itu karena api di sekitarnya, api tersebut membuat kalian ber ilusi."
"Ilusi?" 2X
"Benar, semisal begini, monster kemarin kan setingkat iblis kelas menengah, tetapi kalian merasakan nya seperti iblis kelas tinggi, nah jika kekuatan monster tersebut lebih tinggi seperti iblis kelas tinggi, kalian akan merasakan bahwa monster tersebut iblis kelas tertinggi seperti maou."
"Ohhh...begitu ternyata, pantesan aku merasakan kekuatan monster kemarin itu setingkat iblis kelas tinggi." Tsubaki bergumam sambil mengangguk.
"Aku mengerti, sungguh rumit jika mereka mempunyai kekuatan seperti itu, tetapi kaiser, bagaimana kamu bisa tahu Informasi itu?." Sona melihat ke arah kaiser dengan senyuman.
Dia hanya ingin menggoda kaiser, dia ingin tau apakah kaiser akan menjawab atau bingung dengan pertanyaan ini.
"Yah, itu karena selama pertarungan dengan nya aku sedikit mengerti cara kerja api tersebut." Kaiser menjawab sambil tersenyum lembut.
Sona sedikit terkejut karena kaiser menjawab dengan masuk akal, tetapi dia juga kecewa karena gagal menggoda kaiser.
"Oh, benar apakah keluarga mu baik-baik saja bertunangan dengan ku?."
Kaiser lupa menanyakan ini kemarin, dia juga agak penasaran apakah keluarga Sona baik-baik saja dengan pertunangan ini.
"Mereka baik-baik saja, One-sama juga sudah memberitahu orang tua ku tentang pertemuan dengan mu dan pertarungan kemarin." Soan menjawab dengan senyuman lembut.
"Oh? Bagus lah kalau begitu." Jawab Kaiser dengan senyuman lembut.
Tsubaki bertanya-tanya kapan mereka selesai berbicara, sebentar lagi masuk kelas.
"Batuk! Istirahat makan siang berakhir 2 menit lagi."
Karena tidak tahan Tsubaki berpura-pura batuk dan memberitahu mereka.
Dia juga tidak tahan untuk di abaikan terus menerus seperti ini, dan melihat percakapan tentang tunangan membuat nya sangat masam!.
(Ps: salah kan mimin karena pelupa:v)
"Benar, Terima kasih Tsubaki karena sudah mengingatkan, dan maaf bukannya kami ingin mengabaikanmu." Sona meminta maaf dengan tulus.
"Tidak apa-apa Kaichou." Tsubaki melihat ke arah sona dengan ekspresi datar.
"Baiklah ayo kita kembali ke kelas." Kata kaiser sambil bangkit dari sofa.
Sona dan Tsubaki mengangguk dan bangkit dari sofa, mereka berjalan ke arah pintu.
...
Di rumah kaiser.
Berjalan ke arah ruang bawah tanah di rumah kaiser, kaiser menuruni tangga.
Setelah menuruni tangga kaiser melihat di depan nya ada sebuah pintu besi dengan sidik jari dan iris mata.
Berjalan ke samping dan meletakan jempol nya di atas kaca yang bersinar dengan warna biru.
Setelah itu kaiser mencondongkan tubuh nya ke depan untuk indentifikasi iris mata nya.
Pintu besi pun terbuka dan bersinar dengan garis-garis yang terhubung dengan sinar cahaya di tengah pintu.
Ruangan ini adalah laboratorium yang di buat oleh kaiser, di dalam ruangan nya terdapat komputer, mesin, dan peralatan canggih yang hanya ada di masa depan.
Banyak kabel-kabel, ada yang di langit, dinding, dsb, mereka terhubung ke fasilitas tersebut.
Ruangan juga besar, buktinya di tengah nya terdapat robot besar yang seharusnya tidak ada di dunia ini.
Robot tersebut bewarna hitam legam dengan pedang di belakang punggung nya.
Saat kaiser mengamati robot itu, sebuah suara menonton terdengar di sisinya.
"Kaiser-sama? Apa yang anda lakukan disini?."
menoleh ke asal suara tersebut kaiser melihat robot kecil yang sedang terbang.
"Aku ingin mencari informasi tentang Infernogon."
"Infernogon? Tiba-tiba?."
"Pico, ternyata dunia ini tidak sesederhana itu, di dunia ini ada iblis, malaikat jatuh, malaikat dan naga."
"Iblis, apa mereka kejam?."
"Benar, dan mereka tidak kejam seperti iblis yang sering kita temui seperti sebelumnya, mereka adalah iblis baik, dan jika kamu melihatnya, kamu jangan sembarang membunuhnya, apa kamu mengerti pico?."
"Saya mengerti."
"Yah, kalau mereka mencari masalah tidak masalah jika kamu ingin menembaki nya mengunakan senjata mu."
Nama nya pico, dia adalah robot kecil yang diciptakan oleh kaiser di dunia tempat nya dilahirkan, Walaupun bentuk nya kecil, dia kuat jika ada senjata nya sih, dia juga yang menemani kaiser dari dulu.
(Ps: jika kalian ingin tahu seperti apa bentuknya, dia seperti Eve di film animasi berjudul Wall•E.)
"Saya mengerti, kalau begitu saya akan mencari informasi tersebut."
"Mm, tapi aku juga akan membantu mu."
Pico hanya mengangguk dengan kepala kecil nya, Kaiser pun berjalan ke arah komputer besar dan canggih.
Malam itu mereka mencari informasi tentang peradaban misterius.