Download App
60.86% Suamimu Juga Suamiku / Chapter 14: Topeng & Darah

Chapter 14: Topeng & Darah

Budayakan Vote & Comment

Sorry For Typo

09maret20

Yoongi membuka pintu kamar jimin dan jungkook, setelah makan malam kemarin jungkook memutuskan untuk tidur bersama jimin dan menolak ajakan istri mudanya dengan halus. Jam dinding masih menunjukan pukul 04.00am tapi Yoongi tidak juga bisa memejamkan mata.

Akhirnya Yoongi memberanikan diri memasuki kamar jungkook sekedar untuk melihat sang suami yg ia rasa sangat merindukan jungkook. Yoongi membuka pintu kamar di lantai dua dengan hati-hati.

Tak ada cahaya yg masuk keretinanya karena lampu kamar tersebut di padamkan oleh pemiliknya, Yoongi menghidupkan lampu darurat di ponsel pintarnya dengan perlahan langkah kaki yoongi mendekat kearah ranjang.

"Kangen jungkook" Yoongi membelai pipi mulus jungkook yg tertidur pulas.

Yoongi melirik kearah seseorang yg tidur di dalam pelukan suaminya, rasa cemburu Yoongi tak dapat di tutupi, pelukan jungkook di tubuh mungil jimin begitu erat seakan jimin tak di izinkan jauh darinya bahkan 1 cm pun.

"Kenapa kau dan aku di pertemukan saat kau sudah memiliki Rumah tangga kook?"

Yoongi berbicara pelan dengan dirinya sendiri, tangannya membelai rambut jungkook dan meraba pipinya juga beberapa kali.

Yoongi menghentikan kegiatannya dan berniat kembali ke kamar sebelum jimin ataupun jungkook memergoki kejahatan yg saat ini di lakukan yoongi. Istri kedua tuan muda Jeon itu mencium bibir suaminya singkat lalu beranjak pergi.

Yoongi kembali turun kelantai dasar dengan perasaan sedikit bahagia, walau terkesan sembunyi-sembunyi setidaknya yoongi bisa melihat suaminya dan membelai jungkook untuk keperluan rohaninya.

Yoongi sudah berada di kamar nya dan bersiap untuk tidur, badannya lelah tapi matanya yg tak bisa di ajak kompromi namun setelah melihat dan menyentuh jungkook, Yoongi kembali mendapatkan moodnya.

"Kau senang baby?? Eomma juga" Yoongi mengelus perut buncitnya seakan berbicara dengan calon anaknya.

"Mimpi indahlah sayang, saranghae baby"

Yoongi memejamkan matanya yg sudah mulai merasakan kantuk, mungkin Yoongi membutuhkan sedikit perhatian dari suaminya, tetapi cara yg di lakukan yoongi untuk merebut perhatian suaminya terkadang salah.

Pukul 09.45am waktu setempat, setelah sarapan pagi jimin dan jungkook bersiap untuk keberangkat ke rumah eomma mertuanya untuk menjemput jungmin.

"Yoongi kau ingin ikut?" Jimin menghampiri kamar istri muda suaminya

"Kau menawariku?"

"Jika kau ingin ikut, bersiap²lah Yoongi. Kami akan menunggumu di mobil"

Jimin meninggalkan Yoongi setelah mengatakan demikian, Yoongi tampak berfikir dan akhirnya ia bersiap untuk ikut bersama jungkook dan istri pertamanya.

Jungkook membelah jalanan korea dengan mobil mewahnya, saat ini ia dan kedua istrinya akan berkunjung ke rumah sang eomma. Jungkook focus menyetir untuk mencari aman karena saat ini di dalam mobil tersebut seperti terjadi perang dingin.

Jimin duduk manis di kursi belakang, ia menatap gedung-gedung pencakar langit yg tersuguh di pelupuk matanya. Sementara Yoongi duduk diam di kursi depan di sebelah jungkook.

Sebelumnya Yoongi memaksa jimin untuk pindah kebelakang karena ia merasa mual dan pusing jika duduk di kursi belakang karena tekanannya lebih kuat. Jimin hanya mengangguk dan pindah ke belakang tanpa perlawanan, dari pada harus bertengkar lebih baik mengalah.

★★★★★★

"Eommaaaaa..." jungmin berlari kearah sang eomma yg baru saja turun dari mobil

Jimin tersenyum bahagia saat melihat anak pintarnya yg sekarang memanyunkan bibir tipisnya mengisyaratkan kalau namja kecil itu sedang merajuk

"Nde, eomma arraseo. Mian jungminaahh eomma meninggalkan mu terlalu lama" jimin memeluk anak tunggalnya dengan penuh kasih.

"Jungmin tidak merindukan appa?"

"Appa? Nde, sedikit"

"Boleh appa memelukmu boy?"

"Jangan terlalu memaksakan diri jungkook-ssi, namja tampan tidak pernah berpelukan di hadapan para gadis" jungmin menggoda appanya

Jimin tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan spontan dari buah hatinya, kosa kata dari mana lagi itu, terkadang jimin khawatir dengan cepatnya perkembangan sang anak.

"Anyeong Yoongi, kau juga ikut?" Jungmin membungkuk untuk memberikan hormat kepada yg lebih tuan.

"Nde jungminah, lama tidak bertemu"

Keluarga mini Jeon memasuki rumah besar milik orangtuanya, mereka menghabiskan waktu di rumah mertua hingga pukul 03.55pm waktu setempat, asik bercengkrama akhirnya keluarga Jeon mengundurkan diri.

Sang eomma memeluk anak-anak kesayangannya sebelum keluarga Jeon meninggalkan kediaman sang eomma mertua. Jungkook memeluk eommanya dan meminta maaf karena sifat kekanakannya selama ini.

"Jungminahh... kalau kau merindukan halmoni segera datang ke sini arra?"

"Nde halmoni. Terima kasih banyak untuk makanan enak yg selalu halmoni  berikan"

"Aigoooo... cucu ku pintar sekali, kalian hati-hati di jalan nde"

"Arra eommani.. jimin pulang dulu, terima kasih untuk semua yg eomma lakukan"

"Menantuku tersayang, eomma yg harusnya mengucapkan banyak terima kasih untukmu"

Eomma jungkook memeluk jimin mengulurkan kecintaanya kepada namja mungil yg berperan sebagai istri pertama untuk anaknya.

"Yoongi sudah besar sekali perutmu?"

"8 bulan eomma"

"Sebentar lagi kau akan melahirkan, semoga lancar nak"

"Gomawo eommani"

Mereka berpamitan untuk kembali ke rumah keluarga kecil Jeon, jimin dan jungmin duduk di kursi depan di sebelah jungkook, yoongi memilih duduk di belakang karena takut jika eomma mertuanya akan complaint saat ia duduk di kursi depan.

Di sepanjang perjalanan hanya ada suara jungmin yg begitu antusias menceritakan kegiatan apa saja yg ia lakukan bersama halmoni saat menghabiskan waktu.

Jimin mendengarkan cerita anak tampannya dengan baik, padahal sang eomma hanya memperhatikan anaknya tersebut tanpa mengerti apa yg di ucapkan jungmin, ia hanya facus memeluk jungmin karena sangat merindukan anak tercintanya itu.

"Yoongi ikut menjemput Jungmin eoh?? Wae?" Jungmin melirik yoongi yg hanya diam saja di belakang seperti di abaikan oleh orang-orang yg berada di dalam mobi tersebut.

"Apa kau tidak boleh ikut?"

"Anni, terima kasih Yoongi karena ikut menjemput jungmin juga"

"Aku hanya bosan saja di rumah jungminah"

"Arraseo" jungmin kembali memutar kepalanya ke arah jalanan yg ada di depan matanya

"Eomma, apa jungmin akan mempunyai adik dari Yoongi?" Jungmin tampak penasaran karena ia melihat perut yoongi yg sangat besar itu.

"Iya, sebentar lagi kau akan mempunyai adik"

"Tidak mau, dia bukan adikku. Adik jungmin seharusnya lahir dari perut eomma bukan Yoongi"

Jimin memilih diam daripada menanggapi kepintaran anaknya yg entah menurun dari siapa, ia hanya mengelus surai jungmin yg sekarang sudah diam karena mengantuk

"Sayang kau butuh sesuatu??" Jungkook akhirnya bersuara.

"Tidak kook, Yoongi kau menginginkan sesuatu?" Jimin melirik Yoongi

"Aku ingin ice cream"

"Baiklah kalau begitu kita mene...."

TENNNNN!!!!! BRAKKKK!!!!!

mobil yg di kendarai jungkook di tabrak oleh Truk dari arah yg berlawanan, mobil mewah tersebut jungkir balik sejauh 100 m, kepulan asap yg berasal dari mobil itu menyeruak, dan semua orang yg berada di sekitar area tersebut sudah berkerumun untuk memastikan keadaan orang-orang yg ada di dalam mobil.

Sirine ambulance berbunyi nyaring membawa 4 orang yg saat ini dalam keadaan sekarat, tanpa ada yg tahu jika maut mengintai mereka sesuai dengan kehendak sang pencipta.

Tubuh jungkook, jimin, jungmin dan juga Yoongi sudah terbaring di ruang ICU, darah segar terus mengalir di tubuh mereka, semua dokter yg bertugas tampak sangat khawatir dengan keadaan pasien di hadapan mereka

"Kita harus menyelamatkan eomma dan anak di dalam kandungannya, karena hanya dia yg lukanya tidak terlalu buruk"

Media massa korea sudah menyoroti tentang kecelakaan yg menimpa aktor terkenal Jeon Jungkook, belum di ketahui pasti kenapa kecelakaan mengenaskan itu bisa terjadi dan semua masih dalam penyelidikan

Operasi di langsungkan di ruangan berbeda sesuai dengan keadaan masing-masing. Eomma jungkook sudah lunglai ketika mendapatkan kabar jika anaknya beserta menantu dan cucunya mengalami kecelakaan.

Eomma jungkook hanya bisa berdoa agar sang pencipta memberikan anugerahnya kepada orang-orang terkasih yg saat ini dalam keadaan kritis. Hampir 7 jam merekan berada di ruang ICU atau lebih tepatnya dalam penanganan dokter.

"Keluarga Jeon?"

"Saya dokter, bagaimana dengan anak-anakku??"

"Nyonya dengarkan dengan baik, kami tidak akan menutupi apapun. Tuan Jungkook sudah menjalani operasi dan saat ini keadaannya sudah stabil"

"Syukurlah Tuhan... lalu menantuku?"

"Tuan Yoongi masih dalam penanganan tetapi anak yg berada di kandungannya sudah berhasil di selamatkan, bayi itu perempuan"

"Terima kasih Tuhan, tolong selamatkan eommanya juga dokter"

"kami akan melakukan yg terbaik nyonya. Tuan Jimin masih kritis, ia kehabisan banyak darah karena waktu kecelakaan badannya terjepit. Maaf nyonnya dengan berat hati kami sampaikan kemungkinan tuan Jimin tidak akan bisa memiliki anak lagi, organ dalamnya sedikitnya ada yg rusak"

"Astaga menantuku, tuhan aku harus bagaimana, to.. tolong selamatkan menantuku dokter" eomma jungkook menangis tersedu.

" kami akan melakukan semaksimal mungkin nyonya, dan mohon maaf kami turut berduka karena tuan jungmin sudah menghembuskan nafas terakhir" dokter itu menunduk dalam sebagai ungkapan bela sungkawa

"Ya Tuhan cucuku... jungminahhh.. ottokae?? Astaga dadaku tuhan, cucuku" tangisan eomma jungkook sudah tidak terkontrol. Ia terus meronta sementara dokter kembali memasuki ruang ICU.

Beberapa perawat sudah membopong tubuh nyonya besar Jeon ke ruang inap karena ia hampir saja pingsan setelah mendengarkan apa yg dokter tadi sampaikan. Cobaan apa lagi yg kau rencanakan Tuhan??

Kepedihan yg mendalam di rasakan juga oleh semua warga korea, hampir seluruh penggemar Jeon Jungkook dan Min Yoongi menangis di sepanjang jalanan korea yg menyuguhkan berita kecelakaan maut yg menimpa keluarga selebriti tersohor itu.

Selamat pagi guys, selamat menangis bersama :'(

Bersambung

GW No Comment, gw mau tidur lagi

Anyeong Yorobun

Gw turut berduka cita

QaraTanjung


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C14
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login