Setelah pekerjaannya di kantor sudah terselesaikan, Oscar bergegas mengunjungi Bryan lagi. Dua hari belakangan ini ruangan kerja Bryan terasa seperti rumah keduanya. Setiap malam ia selalu mengungsi di ruangan berukuran cukup luas itu sambil diperiksa oleh pria itu.
Sama seperti sore itu. Oscar memarkir mobilnya dan melihat Bryan sudah menunggunya di depan pintu masuk rumah sakit.
Melihat wajah Oscar yang semakin lama terlihat lebih pucat dari kemarin membuat Bryan mengernyitkan dahinya. Pria itu melambaikan tangannya dan segera membawa Oscar ke dalam ruangannya tanpa banyak bicara.
"Lepas bajumu," Perintah Bryan sambil menutup pintu ruangannya, "Aku mau lihat perkembangan dari lukamu."
Wajah Oscar kali ini benar - benar terlihat seperti mayat hidup. Selain lukanya yang tak kunjung kering, pria itu kesulitan untuk tidur setiap malam karena kesakitan. Entah sudah berapa banyak obat pereda nyeri yang pria itu konsumsi, namun hasilnya sama saja.