"Pinter banget ya lo jadi orang?" tanya Prisya sambil mendengkus merendahkan.
Kening Marsell mengernyit, baru dia bertemu dengan Prisya melalui Prisya yang menghentikannya, tapi pembahasannya sudah seperti ini.
"Maksud lo?" tanya Marsell yang sama sekali tidak paham dengan maksud pembicaraan Prisya.
Prisya cengengesan sambi menggelengkan kepalanya. Menatap Marsell dengan tatapan yang penuh keseriusan, bahkan terkesan tajam.
"Gak usah pura-pura bego deh lo, waktu itu aja lo memperlakukan gue dengan begitu baik, bahkan seolah membuat gue tidak perlu membenci diri, tapi ternyata?"
Prisya menepuk-nepuk kedua tangannya, dia berniat untuk menyinggung Marsell dengan memberikan sebuah tepukan.
"Memangnya ada apa lagi?"
Marsell sudah merasa lelah dengan apa yang terjadi, apalagi dia belum isa menyelesaikan masalah itu, lalu sekarang ditambah lagi?