Download App
37.5% STORY OF CALITHEA / Chapter 3: HARI YANG INDAH, MUNGKIN!

Chapter 3: HARI YANG INDAH, MUNGKIN!

"Selamat Pagi anak-anak!" Ucap seorang pria yang sebenarnya masih terlihat muda. Usia pria tersebut kira-kira 25 tahun.

"Shuuut, udah ada guru. Tempat bangku juga udah penuh semua, hehehe." Cengir Arfeen ketika melihat sudah tidak ada bangku yang kosong.

"Cih!" Decak Thea kesal! Bagaimana tidak? Sudah sangat jelas bahwa Arfeen menolak tawaran Thea mentah-mentah dengan alasan bosan bertemu kembali. Eh, tiba-tiba malah dirinya sendiri yang mendekati Thea. Emang cowok plin plan.

"Selamat Pagi anak-anak?" Sapa pria tersebut yang notabenenya merupakan seorang guru.

"Selamat pagi, Pak!" Sahut seluruh siswa yang berada di ruang kelas XI MIPA 3.

"Wush semangat sekali ya kalian. Baiklah, sebelumnya perkenalkan nama Bapak Arkaan. Kalian bisa memanggil saya Pak Arkan. Saya merupakan lulusan guru baru yang sudah mendapatkan sertifikat mengajar. Saya juga sudah pernah mengajar di sekolah lain." Jelas Pak Arkan kepada para siswa.

"Saya akan mengajarkan kalian mengenai mata pelajaran Fisika. Sekaligus, Bapak ditugaskan untuk menjadi wali kelas kalian untuk satu tahun ke depan." Sambung Pak Arkan lagi.

"Jadi, bapak mohon kerjasamanya ya, anak-anak!" Harap Pak Arkan kepada seluruh siswa.

"Siap, pak!" Jawab kompak seluruh siswa XI MIPA 3.

"Baiklah, karena kita baru memasuki semester baru di kelas yang baru, bapak minta sekarang kita memilih ketua dan wakil ketua kelasnya terlebih dahulu. Adakah yang yang minat untuk jadi ketua kelasnya?" Tawar Pak Arkan kepada seluruh siswa.

Tak ada jawaban yang diantara mereka, tak ada pula di antara mereka yang mengangkat tanganya sendiri. Hal ini membuat hal usil terlintas di pikiran Thea, Ia melirik ke arah Arfeen yang tersenyum tipis menatap ke arah Pak Arkan.

Dengan tersenyum jahil dan mengambil ancang-ancang (persiapan) untuk membuat tangan Arfeen terangkat sebagai tanda Ia mengusulkan diri.

Satu,

Dua,

Ti... ga!

"Saya, Pak," Putus Arfeen untuk mengusulkan dirinya sebagai ketua kelas XI MIPA 3 karena tidak ada yang rela menjadi ketua kelasnya.

DOENG

"Aduuh," Pekik Thea ketika Ia hendak mengangkat tangan Arfeen, Ia malah terjatuh dan hidungnya mendarat di lengan Arfeen.

Erangan yang dilontarkan Thea mampu mencuri pandangan siswa lain di seluruh kelas. Thea malu, apalagi dengan posisi hidungnya yang tergencet oleh lengan Arfeen.

"Mampus, masih awal aja udah malu-maluin diri!" Batin Thea ketika Ia mendapati pandangan teman-temanya yang menatapnya bingung, ada juga beberapa anak yang sudah menahan tawanya, sialan!

"Ngapain sih, lu?" Tanya Arfeen tangkas begitu melihat Thea di sampingnya sedang mengelus hidungnya yang malang.

"Kamu tidak apa-apa, nak?" Tanya Pak Arkan kepada Thea, berhubung Pak Arkan adalah guru baru, alhasil Pak Arkan belum mengenal siswanya satu sama lain.

"Tidak apa-apa, Pak. Tadi kaki saya tergelincir di lantai." Jawab Thea tentunya dengan berbohong.

"Kenapa sih lihatin mulu?" Tanya Thea begitu menyadari bahwa dirinya sedang ditatap oleh Arfeen.

"Hidung lo noh, merah! Banyak petakilan sih jadi cewe. Mantab kan tuh rasanya!" Ejek Arfeen sedikit terkekeh melihat hidung Thea berwarna pink kemerahan, Jujur warna tersebut sangatlah lucu, warna pink yang berbentuk bulat kecil berpadu dengan kulit Thea yang putih menambah kesan imut di wajahnya.

"Muka lo kayak gini aja!" Sahut Arfeen tanpa sadar, membuat Thea menatapnya tajam.

"Maksud lo biar muka gue kejedot terus?" Ulang Thea salah paham menangkap makna dari ucapan Arfeen.

"Hooh, biar muka lu warnanya jadi merah full! biar kek boneka Darmasan di film As The Gods Will," Lanjut Arfeen tanpa membenarkan kesalahpahaman dalam diri Thea.

Darmasan merupakan salah satu nama karakter di film As The Gods Will. Darmasan menjadi salah satu hal yang membunuh seluruh siswa dalam satu kelas dengan sebuah permainan yang mengharuskan siswa tersebut mendekati Darmasan untuk memencet tombol off miliknya, disaat Darmasan menyanyikan sebuah lagu. Namun, Jika Darmasan menghentikan nyanyiannya dan membalikan badanya, para siswa harus diam. Jika ketahuan bergerak sedikitpun, siswa tersebut akan mati dan berubah menjadi kelereng merah.

"Cih! Gak guna sekali omongan anda!" Ketus Thea mengakhiri perdebatan pagi yang kesekian kali mereka. Sebenarnya Thea tidak terima dirinya disamakan oleh Darmasan. Thea mengetahui karakter Darmasan karena Thea "dipaksa" menonton film pembantaian dalam sebuah permainan seperti itu. Sungguh, Arfeen memang tidak punya hati nurani!

"Baiklah kalau kamu tidak apa-apa. Oke, nama kamu siapa nak?" Tukas Pak Arkan kepada Arfeen yang mengajukan diri. Ucapan Pak Arkan kembali membuat Thea dan Arfeen sadar akan kehidupannya di dunia, bukan kehidupan yang bagaikan kucing dengan tikus yang saling berkejaran dan jarang untuk akur.

"Arfeen Arivali Arshad, Pak. Panggilanya Arfeen." Jawab Arfeen dengan sigap.

"Oke, Arfeen ya, ada yang akan mengusulkan diri lagi selain nak Arfeen?" Tanya Pak Arkan untuk menawarkan kesempatan terakhir sebelum keputusan fiks bahwa Arfeen menjabat sebagai ketua kelas.

"Tidak, Pak," Jawab seluruh siswa kompak,

"Baiklah kalau begitu, kita sudah putuskan secara otomatis bahwa Afreen ketua kelasnya, ya! Apakah kalian setuju?" Terang Pak Arkan kepada seluruh siswa.

"Setujuuuu, pak," Jawaban kompak kembali menggema di seluruh penjuru kelas XII MIPA 3.

"Semangat jadi ketua kelasnya Arfeen sayaaaaang!" Titah Eveleen yang berada di belakang tempat duduk Arfeen.

"Hah? Demi apa lo dibelakang gue?" Ucap Arfeen spontan begitu mengetahui bahwa Eveleen duduk dibangku persis belakang tempat duduk Arfeen.

"Haha, Mamam tuh sayang! Semangat sayang! Canda sayang," Ujar Thea mengejek Arfeen dengan menunjukan wajah nyebelin khas miliknya. Serta Thea yang mengulangi ucapan Eveleen sampai mampu membuat Arfeen geli mendengarnya.

Setelah puas mengejek Arfeen, Thea kembali mengalihkan pandanganya menuju ke arah Pak Arkan.

"Baiklah, untuk menyingkat waktu, pengurus kelas yang lain silahkan kalian bagi sendiri, Nanti ketua kelas kasihkan ke saya ya susunan pengurusnya!" Jelas Pak Arkan.

"Baik, Pak." Jawab Arfeen singkat.

"Oh iya, bapak ada sedikit tambahan supaya bapak bisa lebih mengenal kalian lebih jauh. Bapak berharap kalian menuliskan hal tentang diri kalian, seperti motivasi, mimpi kalian, hal yang kalian suka maupun tidak suka, dan yang paling penting adalah, kalian juga harus menggambarkan posisi duduk kalian dan nama sebelah kalian, Paham?" Jelas Pak Arkan memberikan sedikit tugas untuk para siswa kerjakan.

"Jelas, Pak." Jawaban kompak kembali terdengar.

"Nanti hasil tulisan kalian, berikan kepada Arfeen untuk nak Arfeen berikan saya di ruang guru!" Lanjut Pak Arkan.

"Baik, Pak!" Jawab para siswa lagi.

"Sekarang kita masuk ke pelajaran fisika terlebih dahulu, kita buka materi bab Kinematika Vektor." Jelas Pak Arkan dalam memulai menyampaikan materi pelajaran.

Para siswa pun membuka halaman buku paket yang menampilkan bab kinematika vektor.


CREATORS' THOUGHTS
Afisar_07 Afisar_07

Jika kalian menikmati cerita ini, jangan lupa tambahkan ke vollection dan kirimkan ps untuk mendukung cerita ini.

next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login