*BAB 3*
Di negara serta di waktu yang berbeda, seorang pria dewasa tengah menikmati minuman alkoholnya di dalam bar mini yang berada di sudut kamar miliknya. Kamar yang di dominasi oleh warna hitam serta memiliki harum maskulin, memberikan kesan yang berbeda. Mansion mewah ini memang banyak di dominasi oleh warna hitam. Mansion yang ia tinggali seorang diri. Hanya pelayan serta anak buahnya lah yang membuat mansion ini menjadi sedikit lebih hidup dan berwarna.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, namun sang pemilik kamar ini belum menunjukkan tanda-tanda ingin memejamkan matanya. Ia masih asyik dengan tangan yang memegang sebuah gelas yang berisikan wine.
Dia adalah Xander Hill Hampton, yang kini sudah berusia 29 tahun.
Xander hidup dalam kesendirian, kejadian di masa lalu membuat Xander enggan memiliki sebuah hubungan serius dengan seorang wanita. Jadi yang di lakukan Xander hanyalah one night stand, ia akan bergonta-ganti wanita sesuka yang ia mau. Dan Xander hanya memanfaatkan tubuh sexy yang mereka miliki untuk menuntaskan nafsunya.
Xander adalah pria yang dingin, kejam, angkuh, sombong serta tak berperasaan. Ia akan melakukan apa saja jika ada sesuatu yang menghalangi langkahnya, tak perduli jika harus menghilangkan nyawa seseorang.
"Hei apa yang sedang kau lakukan?." Tiba-tiba muncul seorang wanita dengan keadaan yang sedikit kacau, tubuh polosnya hanya terbalut dengan sebuah kain tipis yang memperlihatkan bentuk lekuk tubuhnya. Meski cahaya di ruangan ini sangat temaram, namun tidak membuat Xander kesulitan untuk melihat keadaan sekitar. Wanita itu memeluk Xander dari arah belakang, dan mencium leher Xander secara sensual.
"Menenangkan pikiran." Balas Xander dengan sedikit acuh, mengangkat gelas yang berada di tangan kirinya.
Wanita itu adalah Nora Madison, seseorang yang akhir akhir ini cukup dekat dengan Xander.
"Kau bisa menceritakannya padaku Xander." Ujar Nora dengan bergelayut manja pada tangan kekar Xander yang tidak tertutupi oleh kain penutup, karena saat ini Xander hanya mengenakan celana kantornya.
Setengah jam yang lalu Xander dan Nora baru saja menyelesaikan kegiatan panasnya di atas ranjang, Nora yang sudah sangat kelelahan langsung tertidur ketika Xander mendapatkan pelepasannya.
Xander dan Nora sudah berhubungan kurang lebih dua bulan terakhir, entah apa yang membuat Xander memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Nora. Padahal sebelum-sebelumnya Xander akan meniduri wanita berbeda setiap akan menuntaskan nafsunya.
"Aku akan membersihkan tubuhku." Xander mengalihkan pembicaraan mereka, dan langsung menuju ke arah kamar mandi yang berada di dalam kamar mewah ini. Meninggalkan Nora sendirian yang masih diam seperti patung.
"Kenapa kau selalu bersikap dingin padaku Xander?." Nora bertanya kepada dirinya sendiri, sudah dua bulan sejak mereka menjadi dekat, namun hingga detik ini, Nora belum bisa mengubah sifat dingin Xander. Bahkan saat mereka sedang bercinta pun aura yang di keluarkan masih sama, ia akan bersikap dingin serta kasar dalam melakukan setiap sentuhannya pada tubuh Nora.
Xander membatasi dinding di antara mereka, dinding yang sangat tebal, kokoh, serta tinggi. Ia akan terus mempertahankan tembok itu. Dan Xander tidak akan pernah membuka hatinya untuk wanita lain.
Nora Madison hanya sekedar pemuas nafsunya saja. Alasan lain mengapa Xander mempertahankan wanita itu adalah untuk membantunya melakukan sesuatu.
Gemericik air memenuhi kamar mandi, di bawah guyuran air shower itu terdapat seorang pria yang sedang terdiam sembari merunduk menatap lantai yang basah oleh air shower.
Xander sudah terbiasa mandi di tengah malam sepert ini, ia tidak merasa kedinginan karena ia mandi menggunakan air hangat. 15 menit sudah cukup bagi Xander untuk membersihkan tubuhnya, ia melilitkan handuk untuk menutupi kejantanannya di dalam sana. Perlahan berjalan menuju walk in closetnya untuk mencari pakaian yang akan ia gunakan untuk pergi tidur. Xander hanya menggunakan bawahan piyama saja, tubuh atasnya sengaja ia biarkan telanjang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sixpack. Rambut basahnya ia keringkan menggunakan handuk lalu ia biarkan begitu saja.
"Xander, kau sudah selesai?." Tanya Nora bangkit dari ranjang berukuran king size menghampiri Xander yang baru saja keluar dari dalam walk in closet.
"Hmm." Balas Xander dengan deheman saja. Ia menatap Nora dengan tatapan tajam serta dingin. Sedangkan Nora yang di tatap seperti itu berusahalah bersikap normal, meski jantungnya berdetak lebih cepat daripada sebelumnya.
"Kembalilah ke kamar mu Nora." Ucap Xander dengan dingin, ia semakin menata Nora dengan tatapan tajamnya.
Xander dan Nora memang tidak saling berbagi ranjang, mereka hanya akan berada di ranjang yang sama ketika sedang bercinta saja. Selain hal itu, Xander akan menyuruh Nora untuk tidur di kamar yang lain.
"Tapi aku ingin tidur bersama mu Xander." Ujar Nora dengan sedikit rasa takut. Jujur saja, Nora sangat ingin tidur di atas ranjang yang sama bersama dengan Xander. Berada di dalam pelukan Xander yang memiliki tubuh kekar. Menghirup aroma maskulin yang menjadi ciri khas seorang Xander Hill Hampton.
Nora Madison sendiri merupakan seorang model majalah dewasa yang sudah sangat terkenal di penjuru dunia. Ia menjadi model dengan bayaran termahal, serta menjadi panutan banyak model lainnya.
Xander menahan rasa amarahnya begitu mendengar penuturan Nora yang menginginkan tidur bersama dirinya.
"Pergi ke kamarmu Nora." Ucap Xander dengan penuh penekanan di setiap ucapannya.
"Kenapa kau tidak pernah mengizinkan ku untuk tidur bersama mu Xander?." Tanya Nora dengan rasa penasarannya.
"Aku bilang pergi ke kamarmu Nora, apa aku perlu mengatakan nya hingga tiga kali?." Xander tidak suka mengulang perintahnya hingga tiga kali.
"Tidak. Aku ingin tidur bersama mu." Kekeh Nora tetap ingin tidur bersama Xander. Nora merasa jika dirinya seperti seorang jalang yang hanya di butuhkan jika Xander ingin bercinta dengan dirinya saja. Setelah itu Xander akan menyuruh nya untuk kembali ke kamar yang telah di sediakan.