Perkenalkan nama-ku adalah Erlangga Leonardi, seorang pria tulen berumur 17 tahun yang sebentar lagi akan terjun ke dalam dunia [Soul Island]....
Dunia yang di-gunakan oleh umat manusia untuk meneruskan kelangsungan hidup rasnya, itu sih tujuan awal terciptanya [Soul Island] tapi perkembangan zaman jelas membuat [Soul Island] tidak hanya berguna untuk hal itu saja. Karena sekarang [Soul Island] sendiri merupakan ajang dari tiap anak muda untuk menaiki hairiki keluarganya masing-masing, bahkan diriku-pun juga memiliki tujuan seperti itu....
Saat ini daku tengah berada di dalam perjalanan menuju sekolah tercinta-ku yakni [Sharpening Soul Academy], satu-satunya sekolah [Soul Island] yang berdiri kokoh di Asahan city...
Waktu pembelajaran sekolah di [Sharpening Soul Academy] sendiri tidak terlalu ketat mengingat bahan ajaran dari sekolah tersebut seputaran [Soul Island] yang memang sedari 400 tahun lalu telah menjadi sebuah tren umum teruntuk seluruh umat manusia sih.
Tapi hal tersebut bukanlah alasan untuk bangun siang serta berangkat di saat-saat sebelum bel masuk berbunyi bukan?? Jadi inilah diriku, Erlangga Leonardi seorang murid yang tengah menikmati suasana pagi dalam rangka menuju sekolah tercinta-ku.
.
.
{Area sekolah}
Seperti yang telah daku katakan sebelumnya, dikarenakan waktu masih menunjukkan pukul (7.00 AM). Maka daku merupakan satu-satunya murid yang berada di area sekolah tersebut, tapi hal tersebut tidak membuatku merasa takut sama sekali karena hal ini.
"Hihihi selamat pagi Leo, masih semangat seperti biasanya ya??" Sebuah makhluk aah tidak mungkin lebih tepat kalau daku menyebutnya sebagai sesosok jin berwujud Kuntilanak tengah menyapaku dengan nada ramah serta bersahabat layaknya seorang teman baik.
"Hallo selamat pagi juga Kak Ayu, tumben Kakak masih berkeliaran di area sekolah pada jam segini memangnya tidak kesakitan ya mbak kena matahari pagi??" Tanpa rasa takut serta canggung sedikit-pun, daku-pun ikut menyapa serta basa-basi dengannya.
"Hihihi, nah lho kalau masalah itu sih Kakak juga bingung nih 😕😕😕... Beberapa Minggu terakhir, Kakak mulai tidak merasakan perasaan terbakar lagi bahkan ketika matahari di puncaknya sekalipun" Dengan ekspresi bingung sekaligus bertanya-tanya Kak Ayu membalas pertanyaan basa-basiku tersebut
"Wah-wah itu sih namanya berkah buat mbak Ayu tapi penderitaan buat murid-murid yang lain kan mbak??" Dengan nada bercanda diriku-pun mengatakan hal tersebut, yang secara spontan membuat Kak Ayu menepuk pelan bagian torso-ku sambil berkata "Ishh, ucapanmu itu lho Nak Leo?? Sejak kapan Kak Ayu gangguin murid-murid sekolah, justru bang Jali kali yang sering gangguin"
Sembari tertawa lepas Daku-pun mengangguk menyetujui pernyataan dari mbak Ayu tersebut mengenai teman hantu-ku yang lain yakni bang Jali, hantu yang berwujud pocong tersebut memang sering usil terhadap murid-murid lelaki.
Tapi bang Jali sendiri mempunyai alasannya tersendiri untuk menjahili hampir seluruh murid dari [Sharpening Soul Academy] pengecualian untuk diriku, yang memang sedari kecil telah menjalin hubungan pertemanan dengan para makhluk hantu (Singkatnya aku merupakan anak indigo)
Dan ya jam pagi itu-pun saya lalui di temani oleh Kak Ayu yang entah kenapa nampaknya telah memiliki resistensi (ketahanan) melawan sinar mentari??? Well entahlah, daku tidak peduli selama bisa berbincang-bincang dengan teman hantu-ku yang ramah ini...
.
.
{Timeskip : Cafetaria}
Saat ini saya tengah berada di area cafetaria tentu saja alasan kenapa daku ada di area ini karena sekarang telah menunjukkan pukul (9.15 AM), waktu dimana istirahat pertama sedang berlangsung...
Tentu saja sebagai remaja manusia muda yang merupakan makhluk sosial serta selalu friendly terhadap seluruh makhluk yang ada baik itu manusia ataupun hantu, saya tidak berada di cafetaria sendirian melainkan di temani oleh beberapa teman manusia juga.
Contoh paling gampang sih ya, makhluk dengan kelamin perempuan yang tengah menikmati makanan berkalori tinggi bernama ramen paket daging sapi ini.
Namanya adalah Silvia Chang, sosok yang bisa ku panggil sebagai adik kelas, sahabat, serta kekasih masa kecil-ku. Ia hanyalah seorang gadis muda berumur kisaran 14 tahunan, seumuran dengan adik lelaki-ku lah
Penampilannya sendiri termasuk ke dalam kategori cantik sekaligus anggun mengingat ia merupakan putri sulung dari keluarga Chang, sebuah keluarga Tionghoa berukuran biasa-biasa saja sama seperti keluarga Erlangga milikku itu.
Tinggi sekitar 135 cm, cukup tinggi untuk anak perempuan seumuran dirinya tapi menurutku sendiri ia termasuk dalam kategori semekot (semeter kotor) sih?? Dia punya badan yang cukup ideal untuk perempuan seumurannya, tidak terlalu kurus serta terlalu gemuk juga...
Tetapi seperti makhluk normal pada umumnya, Silvia atau biasa daku panggil dengan Via ini punya kebiasaan buruk yang bisa membuat beberapa anak gadis menjauhi dirinya yakni tata makannya itu...
"Via, bisa tidak kalau makan jangan mengeluarkan suara yang menjijikkan seperti itu??" Temanku yang lain melayangkan protesnya kepada Via, satu ini bernama Irene Handono. Seorang gadis juga yang kebetulan memiliki umur serta kelas sama dengan-ku..
Irene sendiri memiliki penampilan yang menggambarkan kata 'Cantik kemayu' dengan kulit kuning langsatnya, berbeda dengan diriku serta Via yang memiliki kulit putih seputih susu sapi??
Irene Handono, seorang anak gadis yatim piatu yang kehilangan orang tuanya dalam insiden kecelakaan mobil pada 3 tahun silam. Kejadian yang menimpa satu-satunya anak dalam keluarga Handono tersebut jelas membuat Irene mengalami breakdown terhadap mentalnya, bahkan pernah sekali daku mendapati dirinya ingin mengakhiri hidup dengan gantung diri.
Tapi nasib baik, Silvia berhasil membujuk kedua orang tuanya untuk mengadopsi Irene ke dalam keluarga Chang dan ya Irene pun menjadi kakak angkat dari Silvia setelah itu.
Tinggi Irene sendiri kisaran 168 cm, untuk anak seumuran kami. Dia memiliki tinggi badan yang akan dengan mudahnya membuat hampir seluruh murid lelaki merasa ciut ketika berdiri di sampingnya....
Adapun penampilan fisik Irene sendiri, ia berpenampilan sangat ideal sekaligus seksi untuk anak gadis berumur 17 tahun (Ini hanyalah pendapat yang saya dengar dari teman lelaki-ku, bukan pendapatku yaaa)
Tapi buat diriku, penampilan Irene maupun Silvia sendiri tidak menimbulkan gejolak sedikitpun bukan karena memiliki seksualitas yang menyimpang tapi karena kami bertiga merupakan 'sahabat baik'...
Lingkaran bernama 'Sahabat Baik' inilah yang membuat alam bawah sadarku menganggap kedua sosok gadis ini sebagai keluarga sendiri, dan hal bernama 'Nafsu'-pun tidak bisa timbul sama sekali...
"Sluprt.... Memangnya kenapa sih Kak Irene, Leo saja tidak keberatan dengan cara makan-ku ini" Sanggah Via sambil menyeluprut seutas mie ramen kesukaannya itu seperti biasanya.
Ya seperti inilah tingkah laku dari Via, dia akan memanggil Irene dengan sebutan kakak tapi langsung memanggilku dengan nama tanpa tambahan kakak sedikit-pun... Hal ini terjadi karena status tambahan di masa kecil kami berdua yakni 'Kekasih masa kecil' mungkin??
"Eitss, di-mana sopan santunmu Via?? Ingat Leo seumuran denganku jadi kamu harus memanggilnya dengan sebutan kakak juga!!"Dengan tegas Irene menceramahi adik angkatnya tersebut, ya seperti inilah keseharian dalam masa sekolah...
.
.
{Timeskip : Selepas sekolah}
Setelah membina ilmu selama kurang lebih 6 jam lamanya, jam bel terakhir-pun berbunyi pertanda kalau pembelajaran sekolah telah berakhir pada pukul (3.00 PM)....
Tentu saja sebagai teman yang baik serta murid yang juga rajin, diriku-pun dengan sengaja menunggu murid-murid lainnya keluar dari ruang kelas mengingat kunci ruang kelas berada dalam tanggung jawab-ku.
Sehingga daku akan selalu menjadi murid yang pulang paling telat dibandingkan murid-murid lainnya tanpa terkecuali, meskipun sering mendapati diriku selalu pulang paling terlambat tapi tidak pernah terpikirkan oleh diriku sendiri sebuah perasaan kesal ataupun marah sedikitpun karena di jam-jam seperti inilah...
Seluruh teman hantu-ku mulai active entah itu Bang Jali yang tengah menjahili gerombolan murid di gudang belakang, Kak Ayu yang terlihat tengah menikmati semilir angin senja ataupun Eyang Putin yang tengah berpatroli mengelilingi seluruh area sekolah...
Oh ya daku hampir melupakan sosok anak kecil yang senantiasa menemani-ku sepanjang waktu, ia bernama Zing'er. Sosok hantu bocil (bocah cilik) dengan pakaian China khas zaman kekaisaran Ming (Itu-lho pakaian yang biasanya dipakai sama jiangshi / vampire China).
"Neee, Leo... Beberapa hari lagi, kamu akan memasuki [Soul Island] kan?? Apa kamu sudah kepikiran ingin membentuk [Soul Island] seperti apa??" Zing'er sang hantu bocil menanyakan hal yang paling tidak ingin-ku dengar selama beberapa tahun ini.
"[Soul Island] ya?? Jujur saja daku juga kebingungan ingin menciptakan [Soul Island] yang seperti apa nantinya?? Pariwisata, perkotaan atau justru perikanan ya?? daku bingung" Menghadapi pertanyaan tersebut, diriku-pun hanya bisa menjawab seadanya saja serta sedikit pasrah juga.
.
.
.
Kira-kira [Soul Island] seperti apakah yang akan dibentuk oleh Leo?? Pariwisata, Perkotaan teknologi tinggi, Kultivasi yang menentang surga, Perternakan ajaib atau justru....
.
.
.
.
Pulau Hantu???
.
.
.
.
Penasaran bukan?? Tetap ikuti dan simak seperti apakah perjalanan Leo untuk mengangkat harkat keluarga Erlangganya!!!
.
.
.
.
TBC
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!