Sebuah mobil mercedes benz s-class bewarna hitam berhenti di depan gerbang seoul university.
Seorang pria berjas hitam dan berkaca mata turun dari mobil untuk membuka pintu penumpang. Semua pasang mata tertuju pada seorang wanita yang turun dari mobil. Kim Lalisa Manoban, wanita yang turun dari mobil mewahnya
"Terimakasih ahjussi" ucap lisa
Lisa pov
Aku berjalan memasuki gerbang sekolah. Setiap pasang mata tertuju menatapku. Para gadis dan pria berkerumun untuk membicarakanku. Aku terus berjalan tanpa mendengarkan celotehan mereka tentangku.
Hingga akhirnya aku sampai di depan kelas yang terlihat sangat ramai. Ku hentikan langkahku sejenak lalu ku letakkan tangan kananku di dada dan kupejamkan kedua mataku " i can do it" ucapku dalam hati untuk memotivasi diriku sendiri.
Ketika aku melangkahkan masuk kedalam kelas, suasana berubah seketika. Keheningan tiba tiba terjadi semua pasang mata tertuju padaku. Aku melihat sekeliling mencari tempat duduk yang kosong.
Aku melihat seorang gadis sedang melambaikan padaku sambil berteriak "Hei duduklah bersamaku" ucapnya. Aku pun berjalan menghampirinya dan langsung duduk di sampingnya.
"Aku park chaeyoung atau bisa di panggil rose" ucap rose sambil mengulurkan tangan dan tersenyum padaku
Aku membalas jabat tangan rose "Kim lalisa manoban" ucapku .
Lisa pov end
Beberapa saat kemudian speaker berbunyi meminta para mahasiswa baru berkumpul di sebuah aula. Lisa berjalan bersama rose. Sesekali rose melirik ke arah lisa yang terlihat begitu cantik, keren dan dingin. Para mahasiswa duduk sesuai dengan kelasnya masing masing. Lisa dan rose duduk di baris nomor 3 dari depan.
Kepala jurusan berdiri di atas panggung untuk memberikan pidato sambutan untuk para mahasiswa baru. Saat kepala jurusan berpidato lisa hanya menundukkan kepalanya memainkan game tetris yang ada di ponselnya. Tanpa disadari oleh lisa, rose beberapa kali meliriknya.
"Sepertinya kau bosan" ucap rose. "Yeah. Sedikit" ucap lisa. Rose hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah dingin lisa. Setelah pidato kepala sekolah selesai seorang pria berdiri di atas panggung
"hei para mahasiswa baru. Namaku cha eun woo. Aku ketua perwakilan mahasiswa jurusan bisnis. Selamat datang di keluarga besar jurusan bisnis seoul university" ucap cha eun woo. cha eun woo mulai memberikan pidato rose memandang cha eun woo tanpa berkedip sedikit pun "tampan sekali" gerutu rose. mendengar gerutuhan rose membuat lisa menoleh menatap rose kemudian bergantian menatap cha eun woo. lisa tersenyum melihat ekspresi wajah rose yang tak bisa melepaskan pandangannya dari cha eun woo "so cute" ucap lisa.
ucapan lisa membuat perhatian rose tertuju padanya. lisa terdiam seketika seolah olah tidak terjadi apa apa. pandangan lisa kembali terfokus pada game ponsel yang sedang ia mainkan. "apa kau mengucapkan sesuatu?" tanya rose. "hmm... tidak. aku tidak mengucapkan apapun" ucap lisa tanpa melihat rose. rose hanya mendengus kesal karena sikap dingin lisa. setelah pidato cha eun woo selesai rose dan lisa kembali ke kelas untuk memulai pelajaran pertama mereka.
"lisa, ayo kita makan siang bersama" ajak rose ketika perkuliahan selesai. para mahasiswa berhamburan keluar kelas untuk menikmati waktu istirahat. lisa hanya mengangguk kemudian berjalan ke kantin bersama rose. setelah mengambil makanan, rose dan lisa duduk di dekat jendela dengan view lapangan sepak bola. "hei, aku do kyungsoo kita teman sekelas. boleh aku bergabung dengan kalian?" tanya seorang pria yang berdiri menatap rose dan lisa sambil membawa nampan berisi makanan.
"tentu saja. disini tidak ada tulisan reservasi kan" ucap lisa. mendengar perkataan lisa yang dingin membuat kyungsoo sedikit merasa kesal. "aku rose dan ini lisa duduklah. lisa memang seperti itu" ucap rose. perlahan kyungsoo meletakkan nampannya dan duduk disamping rose. keheningan terjadi diantara mereka. sesekali rose melirik ke arah lisa yang sedang sibuk mengunyah makanannya begitu pun dengan kyungsoo.
beberapa saat kemudian empat orang gadis memasuki kantin. semua mata tertuju pada mereka kecuali lisa. lisa tetap fokus menatap makanannya dan sesekali melihat kelayar ponselnya. "siapa mereka?" tanya rose. "kau tidak mengenal mereka?" tanya kyungsoo. rose hanya menggelengkan kepalanya. "kalian harus tau ini. mereka adalah fantastic four" ucap kyungsoo. "fantastic four?" tanya rose.
Lisa pov
"mereka seperti gengster" ucap kyungsoo. Mendengar ucapan kyungsoo membuatku tertarik dengan pembicaraan rose dan kyungsoo. Aku melihat empat gadis duduk sambil bersenda gurau.
"really? mereka terlalu cantik untuk menjadi kelompok gengster" ucap rose. "mereka kelompok senior wanita yang paling disegani disini. Mereka sangat cantik dan kaya. Kalian harus tau tentang mereka" ucap kyungsoo. "woah daebak. apa kau mengenal semuanya?" tanya rose.
"tentu saja. aku akan menjeleskannya kalian. yang pertama jennie kim wanita bermata kucing. dia cantik dan berbakat banyak pria yang mendekatinya. Dia seorang model. Orang tua jennie pemilik agensi artis terbesar di korea kim entertaiment" ucap kyungsoo. Aku dan rose menatap ke arah jennie.
"yang ada di sebelahnya bernama kim jisoo. Diantara mereka berempat jisoo baik, lucu, dan care. jisoo sudah memiliki kekasih. Mereka sudah berhubungan cukup lama dengan kekasihnya yaitu hanbin kapten basket jurusan kita. Dia putri kepala kejaksaan seoul" ucap kyungsoo.
"lalu ada krystal. krystal adalah senior yang harus kalian hindari. dia memang cantik tapi juga paling kasar dan frontal saat berbicara. Dia tinggal bersama kakaknya. Orang tua krystal memiliki perusahaan periklanan di amerika" ucap kyungsoo. "woah aku merinding mendengar ceritamu" ucap rose
"dan yang terakhir Yoona. Dia putri pengusaha properti terbesar di singapore" ucap kyungsoo.
"woah mereka berempat sangat cantik. benarkan lisa?" ucap rose. "hmm. mereka cantik karena mereka wanita rose" ucapku. rose hanya mendengus kesal mendengar perkataanku dan aku tersenyum saat melihat ekspressi wajah lucu rose.
"aishh kau menyebalkan sekali" ucap rose. "Jangan sampai kalian bermasalah dengan mereka" ucap kyungsoo.
"mereka hanya wanita biasa. nothing special" ucapku. rose dan kyungsoo bersamaan menatap lisa. "really? hati hati dengan ucapanmu. mungkin saja diantara mereka ada yang menjadi temanmu" ucap kyungsoo.
"dengar, bagiku mereka hanya beruntung. Mereka terkenal Karena mereka memiliki background orang tua yang memiliki banyak uang. Jika tidak mungkin kalian tidak akan mengenal mereka" ucapku kemudian pergi meninggalkan rose dan kyungsoo.
Lisa pov end
"apa dia selalu menyebalkan seperti itu?" tanya kyungsoo. "ya sejak aku mengenalnya" ucap rose. "kau mau berteman dengannya? belum genap sehari rasanya aku sudah tidak ingin berteman dengannya" ucap kyungsoo.
"entahlah. dia teman pertamaku disini. lagi pula aku rasa dia baik hanya saja mungkin kita belum mengenalnya" ucap rose. "kajja, sebentar lagi pelajaran kita dimulai" ucap kyungsoo. kyungsoo dan rose kembali ke kelas menyusul lisa.
****************
bel pelajaran akhir pun berbunyi. para mahasiswa berhamburan keluar untuk pulang termasuk lisa, rose dan kyungsoo. mereka berjalan menuju gerbang sekolah. tiba tiba sebuah mobil mengklakson mereka membuat mereka berbalik menatap mobil lamborghini gallardo bewarna putih. lisa menarik tangan rose dan kyungsoo bergeser sedikit agar memberikan jalan. mobil bewarna putih itu berhenti tepat di depan lisa. perlahan kaca mobil mulai turun dan terlihat krystal yang berada di balik kemudi dan jennie berada di sampingnya "kalau berjalan jangan di tengah. kau pikir ini jalan punyamu" ucap krystal dari dalam mobil.
Lisa pov
"mianhe" ucap rose dan kyungsoo bersamaan.
"Sopanlah sedikit. Ini juga bukan jalan milikmu" ucapku. Rose dan kyungsoo terkejut mendengar ucapan lisa. Krystal keluar dari mobilnya dan berdiri menatap lisa. "Kau bilang apa tadi" tanya krystal. "Mianhe sunbaenim. Dia tidak mengenalmu" ucap rose untuk meredamku dan krystal.
Jennie keluar dari mobil untuk menenangkan krystal. "Aku bilang. Sopan lah sedikit kepada orang lain" ucapku dengan penuh penekanan. "Lisa" bentak rose.
Krystal semakin merapatkan tubuhnya padaku. Dia menatapku dengan tatapan seolah olah ia ingin membunuhku. Kami saling menatap hingga sebuah suara memanggilku dan memecah keheningan.
"Nona" panggil ahjussi. Aku menengok ke arah ahjussi yang berjalan menghampiriku. "Apa ada masalah nona?" Tanya ahjussi. "Tidak ada masalah ahjussi. Bisakah kau menungguku di mobil?" Ucapku. "Tentu saja" ucap ahjussi lalu kembali ke mobil.
Aku kembali menatap ke arah krystal. Tiba tiba jennie menarik krystal "ayo aku ada pemotretan sekarang" ucap jennie dan memaksanya untuk masuk ke mobil dan bergegas menjalankan mobilnya.
Aku masuk kedalam mobil dan pergi begitu saja meninggalkan rose dan kyungsoo. didalam mobil aku hanya terdiam memandang keluar jendela. "ahjussi, bisakah aku membawa mobil sendiri mulai besok?" tanyaku "maaf. Mr kim tidak akan suka jika anda mengendarai mobil sendiri" ucap ahjussi. "ya, aku mengerti. karenaku eomma meninggal. andai saja aku tidak mengendarai mobil sendiri mungkin kecelakaan itu tidak akan terjadi dan eomma akan tetap bersamaku" ucapku
"Nona, ini bukan salahmu. ini sudah takdir. Mr.Kim tidak mengijinkanmu mengendarai mobil karena ia sayang dan mengkhawatirkanmu. dia ingin kau aman"ucap ahjussi. "benarkah? appa memberitahumu tentang itu?" tanyaku. "tentu saja. kau adalah putri satu satu satunya yang dia miliki" ucap ahjussi.
"aku lega mendengarnya. aku pikir dia membenciku karena meninggalnya eomma" ucapku. "Mr kim dan anda memang jarang berbicara tapi Mr Kim selalu menanyakan perkembangan anda padaku" ucap ahjussi.
mendengar ucapan ahjussi membuatku tersenyum. sesampainya di rumah, aku langsung berlari ke kamarnya dan menceritakan hari pertamaku dikampus kepada eomma melalui foto yang ada di pigora kecil di samping tempat tidurku
******************
aku sedang berdiri di depan sebuah cermin besar sambil merapikan baju danrambutku. "Lisa kau memang cantik dan tampan" ucapku sambil tersenyum. setelah terlihat siap aku bergegas keluar dan menghampiri appa yang sedang membaca di ruang keluarga.
"morning appa" ucapku. "hmm. cepat makan jangan sampai terlambat" ucap ji won tanpa melihat ke arahku. Aku hanya menunduk kemudian berjalan ke ruang makan dengan wajah penuh kesedihan. "Nona, ahjumma membuatkan makanan kesukaanmu" ucap ahjumma. Moodku menjadi berubah seketika saat melihat nasi goreng kimci dan telur di depanku. "ahjumma terimakasih atas makanannya" ucapku. bagiku ahjumma seperti pengganti eommanya karena ahjumma bekerja pada keluarganya jauh sebelum aku lahir.
setelah melahap habis nasi goreng kimci buatan ahjumma. Aku bergegas berangkat kesekolah. sesampainya di sekolah aku melihat rose sedang berjalan "rose" panggilku. rose pun menghentikan langkah kakinya dan berbalik menatapku. "Lisa apa kau gila melakakukan hal seperti kemarin" ucapnya.
"Aku hanya kesal karena dia tidak punya sopan santun" ucapku. "Tolong jangan ulangi lagi" ucap rose dan aku hanya terdiam. Aku dan rose jalan berdampingan menuju kelas . saat bel tanda masuk berdering, aku melihat cha eun woo masuk kedalam ruang kelasku.
"selamat pagi semuanya. maaf aku akan meminta sedikit waktu kalian. aku berdiri disini untuk memberikan pengumuman tentang open recrutment staff muda perwakilan mahasiswa. disini siapa yang ingin bergabung denganku menjadi staf muda perwakilan mahasiswa" ucap cha eun woo.
Lisa pov end
semua siswa mengangkat tangannya kecuali lisa. lisa hanya sibuk memainkan ponselnya. "hei kau. yang sedang memainkan ponsel" panggil cha eun woo. lisa tidak merespon ucapan cha eun woo hingga akhirnya rose memukul lengan lisa dan membuat lisa menatap cha eun woo. "siapa namamu?" tanya eun woo. "aku?" tanya lisa. "ya, kau?" ucap eun woo. "kim lisa manoban" ucap lisa. "kim laliisa manoban?" tanya cha eun woo dengan nada terkejut. semua mata tertuju pada lisa. "ne" ucap lisa.
"kau harus ikut aku setelah ini dan aku perhatikan kau dari tadi hanya memainkan ponselmu. apa kau tidak mendengarkanku berbicara" ucap cha eun woo. "aku mendengarkanmu" ucap lisa. "jika kau mendengarkanku kenapa kau tidak mengangkat tanganmu seperti yang lain?" tanya eun woo.
"i not interesting" ucap lisa. ucapan lisa membuat seisi ruangan terdiam seketika. bahkan cha eun woo sendiri tidak menyangka jika lisa akan menjawab seperti itu.
cha eun woo mengakhiri pidatonya kemudian membagikan formulir pendaftaran kepada para mahasiswa kecuali lisa. cha eun woo pun keluar dari kelas bersama lisa. lisa dan cha eun woo masuk kedalam ruang sekretariat perwakilan mahasiswa.
Jennie pov
Aku melihat cha eun woo masuk dengan seorang gadis yang bertubuh tinggi, berambut pirang, cantik sekaligus tampan. "Bukankah dia yang kemarin bertengkar dengan krystal?" Tanyaku dalam hati.
"oppa, siapa yang kau bawa itu?" tanyaku dan jisoo bersamaan. "dia murid baru. jisoo dimana kekasihmu?" tanya cha eun woo. "sedang membeli minuman dingin. tunggu saja" ucap jisoo.
"lisa perkenalkan ini jennie kim divisi pengembangan bakat dan minat mahasiswa dan ini kim jisoo dia wakil jennie" ucap cha eun woo. "hei sunbaenim. aku kim lalisa manoban" ucap lisa. Aku melihat lisa dari ujung rambut sampai ujung kaki.
beberapa saat kemudian seseorang datang dengan membawa beberapa botol minuman yang diberikan padaku dan jisoo.
Jennie pov end
"Ahh lisa perkenalkan ini hanbin. Dia ketua klub basket di jurusan kita. Hanbin ini lisa mahasiswa baru" ucap cha eun woo.
Hanbin hanya menatap lisa dari ujung kepala hingga ujung kaki. Begitu pun lisa, ia hanya tersenyum menatap hanbin.
"Apa ada hal penting yang ingin kau bicarakan padaku? Jika tidak ada aku akan kembali ke kelas" ucap lisa.
"Yakkk... jaga sopan santunmu anak baru" bentak hanbin. Lisa berbalik menatap hanbin "maaf sunbaenim. Aku tidak sedang berbicara dengan anda" ucap lisa.
Ucapan lisa membuat hanbin geram. Hanbin hendak melayangkan tinjunya kepada lisa tapi cha eun woo menahan tangan hanbin.
"Lepaskan aku hyung" ucap hanbin. "Lisa, kembali saja ke kelasmu. Aku akan memanggilmu nanti" ucap eun woo. Lisa berjalan kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajarannya.
"Kenapa kau membelanya" tanya hanbin. "Jaga emosimu" ucap eun woo. Hanbin menghempaskan tangan eun woo lalu bergegas meninggalkan ruangan.
Jennie dan jisoo hanya terdiam menatap eun woo dan hanbin. Mereka tidak berani melerai karna mereka tau bahwa hanbin orang yang sangat temprament.