"aku baru saja mendapat surat dari Erwin" Levi melambaikan sepucuk surat di tangannya. Levi memulai rapatnya setelah makan malam, seperti biasa. Dimana mereka selesai dengan latihan mereka dan mendapat sejenak istirahat sebelum berjaga malam.
Mereka mempercepat pekerjaan mereka membersihkan meja dan kembali duduk di kursi sebelumnya. Petra menaruh cangkir yang Levi beli sebelumnya berisi teh di hadapan Levi dan menempatkan dirinya di kursi yang tersisa. Siap memulai rapat.
"kelihatannya kita akan memulai ekspedisi pertama sebagai Special Squad dalam waktu dekat. Belum ada keterangan lebih detail, karna itu aku akan menemui Erwin besok."
Eld mengangkat tangan tanda interupsi. "apa ini ada kaitannya dengan collosal dan armor titan?"
"tidak. Ekspedisi ini hanya sekedar percobaan. Kalian terlalu lama berlatih disini. Dampaknya akan berbalik jika kalian lupa rasanya menghadapi titan asli."
Kali ini Oluo yang mengajukan pertanyaan. "apa kita akan melakukannya ekspedisi sendiri?"
".... aku akan memastikannya besok."
Atas jawaban yang tidak pasti, mereka mulai merasa cemas. Sehebat apapun mereka, melakukan eksedisi yang berisikan 5 orang tetap terdengar berbahaya. Tidak banyak formasi yang dapat mereka lakukan agar perjalanan menjadi efektif dan terkendali.
"selama aku pergi, kalian di bebaskan dari latihan. Namun tetap lakukan penjagaan 24 jam. Kika polisi militer mencium keberadaan kita, aku tidak menjamin eksistensi Squad ini lagi."
"mengerti!" Dan dengan itu rapat selesai. Mereka kembali ke aktifitas mereka sebelumnya. Namun Petra terhenti oleh panggilan Levi di belakangnya.
"ya, Kapten?"
"kutitipkan kamarku selama aku pergi."
Seolah mengerti apa yang Levi katakan, Petra hanya tersenyum melihat bagaimana cara Levi bicara. "jangan khawatir. Sku akan membersihkannya setiap hari."
Tidak ada maksud lain dari perintahnya. Ia hanya sekedar ingin menjaga ruang pribadinya tetap bersih ketika ia kembali. Di antara mereka semua, hanya Petra yang ia kenal dengan baik. Selain itu, karna Petra seorang wanita, setidaknya ia bisa membersihkannya.
Di sisi lain, Oluo kembali melihat kearah Levi dan Petra dari kejauhan. Jelas matanya mencoba mencari sesuatu di antara mereka. "lihat, mereka bicara berdua lagi." gumamnya. Eld yang saat itu di sisinya mencoba sebaik mungkin tidak memperhatikan Levi dan Petra seperti yang Oluo lakukan.
"apa salahnya jika mereka bicara berdua?"
"apa kau buta atau pura-pura tidak melihat? Jelas ada sesuatu di antara mereka!" Oluo mencoba mengecilkan suara sebaik mungkin, memastikan tidak ada yang mendengarnya selain Eld.
"mereka tidak melakukan tindakan kriminal jika memang benar ada sesuatu di antara mereka."
"a-aku tahu. Aku hanya kesal dengan bagaimana Petra menyembunyikannya."
"kurasa dia tidak menyembunyikan apapun. Dia hanya tidak menemukan alasan untuk mengatakannya."
"...." sejenak Oluo berpikir tentang apa yang di katakan Eld mungkin benar. Mungkin Oluo terlalu berlebihan memikirkannya. Ia bahkan tidak mengerti kenapa itu sangat menganggunya.
***
Pagi itu Levi sudah bersiap untuk kembali ke Base Recon Corps. Matahari bahkan belum sepenuhnya muncul dan udara masih terlalu dingin untuk berkuda. Ia melepas ikatan kudanya dan menuntunnya menuju gerbang ketika Petra yang sedang berjaga menangkap sosoknya. Ia dapat melihat Petra menghampirinya dari arah pos jaganya yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Kapten, ini bahkan belum pagi." Petra menatapnya khawatir.
"ada yang perlu kubicarakan dengan Erwin sebelum rapat pagi ini."
"begitu. Kuharap mantelnya cukup tebal." gumam Petra pada dirinya sendiri. "baiklah, hati-hati Kapten."
"...." entah kenapa Levi hanya terdiam memandang Petra sebelum akhirnya melanjutkan. "aku akan kembali besok."
"hm? okay." walau sedikit tidak mengerti tapi Petra tetap menjawab dengan senyuman sebelum akhirnya Levi menghilang di kejauhan. Petra hanya memandang ke arah dimana Levi menghilang, entah berharap Levi memalingkan wajahnya kearahnya tapi tentu saja itu tidak terjadi. Ia sendiri bertanya-tanya kenapa ia menginginkannya.
"lihat kau bertingkah seperti istrinya lagi." Suara Oluo dari belakangnya.
"dan bisakah kau berhenti bicara padaku? Itu mengganggu." tentu saja ia tidak serius, tapi belakangan ini Oluo memang agak menyebalkan. entah apa yang membuatnya seperti itu.
"apa yang kau rencanakan mendekati Kapten seperti itu?" Oluo menatapnya tajam, berusaha menekan Petra agar ia mendapat informasi yang ia inginkan dan tentu saja tidak berhasil.
"you're the weird one. Dia adalah Kapten kita, kenapa kau tidak mendekatinya juga?"
"wha? Aku? Kenapa harus? Dia menatapku seolah ia akan membunuhku sedikit saja aku lengah."
"karna dia Kapten. Bukankah aneh jika kita berada di Squad yang sama tapi kita tidak tahu apapun tentangnya? Selain itu ia bisa dengan mudah membunuhmu meski kau tidak dalam keadaan lengah sekalipun jika dia mau."
"jadi kau sudah tahu banyak tentangnya?"
"tidak. Dia cukup sulit terbuka pada orang lain. Terllihat jelas di wajahnya."
"dan lihat kau bicara seolah kau yang paling mengerti dirinya."
"setidaknya aku mencoba."
Oluo mendesah berat, berpikir mungkin memang tidak ada apapun diantara mereka. Tapi lubuk hatinya seolah menolak itu. "Katakan, sudah sejauh apa kau dekat dengan Kapten?"
"kubilang aku tidak tahu apapun tentangnya, ok?"
"tapi dia terlihat tertarik padamu."
"r-really? Maksudku, tentu saja. Kalian sama sekali tidak mendekatinya. Bukan dalam artian lain tentu saja." tidak dapat di pungkiri, jantung Petra sedikit berdebar ketika Oluo mengatakannya.
Sejenak Oluo diam memperhatikan Petra yang mulai salah tingkah. "kau menyukainya kan?"
"kau gila?!" persepsi Oluo tentang Levi yang melembut pada Petra ternyata tidak benar melihat bagaimana Petra menyangkal seolah jika ia mengatakan sebaliknya, Levi akan kembali dan membunuhnya. "Kapten Levi terlalu sempurna untukku!" lanjutnya seolah itu adalah hal paling jelas di dunia dan sekali lagi Persepsi Oluo yang baru saja ia bantah kembali lagi.
"jadi kurasa Kapten memperlakukanmu dengan lembut, huh?"
"tidak, tidak mungkin. Bagaimanapun di lihat, Kapten memperlakukan aku seperti pelayan."
Kini Oluo benar-benar tidak mengerti hubungan antara mereka berdua. Meskipun Oluo menyerah untuk mencari tahu, lubuk hatinya tetap ingin mengetahuinya.
"kalau begitu, apa yang kau pikirkan tentang Kapten?" Oluo akhirnya bertanya apa yang sebenarnya ingin ia ketahui. Terlepas dari kebenarannya.
"hmm.. dia terlalu kaku dan tegas. Wajahnya juga menyeramkan, tapi sepertinya wajahnya seperti itu meski moodnya tidak buruk. Dan sepertinya ia memiliki sisi lembut juga.." Petra mengingat ketika pertama kali dirinya melihat Levi menitikan air mata. Tapi entah kenapa ia ingin menyimpan memori itu sendirian.
"Semua orang tahu tentang itu. maksudku perasaanmu kepada Kapten."
"kenapa kau selalu mengaitkan hubunganku dan Kapten kearah sana?"
"karena kalian jelas terlihat memiliki sesuatu diantara kalian."
"sudah kubilang tidak ada hal seperti itu di antara kami."
"jawab saja pertanyaanku."
"aku hanya sekedar menghormatinya. Ia terlihat tegas dan mampu berpikir rasional meski di saat terdesak. Meski sulit di dekati tapi ia tidak pernah memintaku untuk menjauh. Intinya, aku mengaguminya sebagai Kaptenku. Bagaimanapun dia yang di juluki manusia terkuat, bagaimana mungkin aku tidak merasa bangga sebagai bawahan langsung darinya. Walaupun ia tidak sekeren apa yang orang-orang katakan. Kenyataannya ia lebih pendek dari yang kukira tapi itu tidak membuatnya terlihat buruk."
"..." lagi-lagi Oluo hanya tertegun menatap Petra. Ia tidak tahu Petra memandang Levi begitu dalam meski yang ia katakan perasaan itu hanya sekedar rasa kagum. Ia bahkan tidak tahu Petra memperhatikan Levi bahkan sebelum mereka membentuk Squad ini. Memang benar semua alasan yang ia katakan masuk akal jika memang ia hanya sekedar mengagumi, bukan menyukai. Tapi ekspresi yang Petra buat saat mengatakan itu semua membuat Oluo berpikir dua kali. Karna ia tidak pernah melihat Petra membuat ekspresi seperti itu. Entah karna ia tidak pernah menganggumi seseorang sedalam ini, atau ada sesuatu yang lebih disana.
***
Hari itu langit mulai memerah. Petra sudah mendapat istirahat yang lebih dari biasanya siang tadi. Ia melakukan apapun yang sebelumnya tidak bisa ia lakukan seperti berendam di air panas tanpa perlu memikirkan hal lain. Cukup sederhana namun mampu membuatnya seolah menjadi Petra yang baru. Ia membersihkan kamarnya lebih dari biasanya sebelum beralih ke kamar Levi. Meski ia tahu Levi tidak didalam, ia tetap mengetuknya sebelum masuk. Ini bukan pertama kalinya ia masuk kedalam sini, namun karna Levi tidak disini membuatnya sedikit gugup.
Kamarnya sangat polos. Beberapa kali ia datang kesini dan ia sadar bahwa ranjang ini hampir tidak pernah di pakai. Ranjangnya terlihat sama rapinya dari Hari ke hari. Ia ingat Levi pernah mengatakan tentang dirinya yang memiliki insomnia ringan. Levi lebih sering menghabiskan waktunya di sofa yang ada di sudut sana. Jadi Petra membersihkan dengan sangat teliti bagian itu mengingat bagaimana ia tidak menyukai setitik debu pun.
Ia tidak pernah menyadarinya sebelumnya, tapi aroma ruangan ini berbeda dengan yang lainnya. Atau setidaknya dengan ruangannya.
Mungkin ini aroma Kapten? Pikirnya, namun ia merasa malu terhadap apa yang ia pikirkan sendiri. Benar-benar terdengar seperti orang mesum.
Tidak banyak barang pribadi. lemarinya pun tidak terisi sepenuhnya. Petra sempat berpikir haruskan ia mencuci pakaian Levi, namun ia mengurungkan niatnya. mungkin itu terlalu berlebihan. Maksudku, pakaian merupakan barang yang sangat pribadi, bukan?
Sedikit melirik pakian yang menggantung di lemarinya. Tanpa ia sadari wajahnya sudah berapa beberapa inci dari pakian Levi yang menggantung. Beruntung ia segera menyadari tindakan memalukannya dan segera menari diri.
T-terlalu berbahaya jika aku berlama-lama disini. Tapi aroma pakaiannya sama dengan aroma ruangan ini..
Pikirnya selagi menjauh dari ruangan itu. Sangat sadar betapa mesum dirinya.
Apa mungkin yang dikatakan Oluo ada benarnya?
TBC------>