Aku hanya anak kecil yang berumur 6 tahun, belum mengerti perasaan cinta atau perasaan rumah tangga lainya,,,,.
Tinggal beberapa hari di rumah eyang hindon membuat aku senang sebab aku tidak melihat wajah murung wanita paruh baya itu lagi setiap harinya mama membantu eyang hindon berjualan makanan khas kei, seperti sirsir, capeti embal, ikan bakar ala tomat, ikan goreng marut, ikan goreng momar, dengan warung kecil di depan jalan
- RETURN TO THE PLACE OF BIRTH
Semua itu membuat mama merasa tenang dalam beberapa bulan.. akhirnya tinggal 3 minggu aku menghadapi ujian nasionalku untuk keluar dari sd, namun mama malah membawa adik-adikku pulang ke kampung halamanya longar apara, tempat kelahiranya dan kelahiranku dengan fajar.
Aku tak diberitahu oleh mama, sebab beliau memikirkan masa depanku lebih penting dari apapun di bandingkan dengan perasaan sakit hatinya itu
Aku pulang dari lesku dan menemui eyang hindon, dan ternyata ibuku tak ada di rumah itu lagi.
Aku bertanya kepada mereka yang ada di rumah itu
Sesampainya aku di pelabuhan, di sana banyak sekali orang yang berjalan kaki, yang menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil, tahun 2006 tahun yang sudah sedikit terbuka oleh perkembangan teknologi..
Kakiku terus melangkah, namun mata ini terus mencari sosok wanita paru baya itu dengan ke 4 anaknya yang masih kecil-kecil.
Aku ingin memanggil mama, namun siapa yang akan menjawab. Wajahku begitu sedih dan tak sanggup menahan air mata yang keluar dari mata mungil ini yang belum paham dan belum siap berpisah dari seorang mama, yang selama kelahiranku menjadi sumber kehidupanku saat ini.
Mama ingin meninggalkan aku dengan keluarga yang tidak aku sukai, dengan melihat kehidupan mama saja aku merasa sedih..
Esst,,,,ssttstttsttt tangisku terus bercucuran memenuhi pipihku ini, aku hanya terus mencari mamaku yang sedari tadi tidak ke temukan.
Ma.ma..mama..mama.mama
Mama..mama
Mama di mana ??
Aku berjalan cukup jauh, hingga aku menemukan ada 2 kapal yang sedang berada di dermaga pelabuhan tual itu..
Aku masuk di salah satu kapal itu dan terus mencari-cari. Mamaku yang tak ku temukan
Dari aku masuk di dalam kapal sampai aku turun di bagian bawahpun aku tidak menemukan mamaku jua.
Di sana, tak ku sadari bunyi suara kapal terdengar sebanyak tiga kali namun tak ku hiraukan, aku terus mencari namun tak ketemu juga mamaku di sana, ketika aku ingin keluar dari kapal itu, ternyata kapal itu sudah tidak di dekat dermaga lagi, namun seluruh talinya sudah di lepaskan, terpaksa aku harus bertahan disana, hingga pagi mulai menyinsing dan aku melihat kota kelahiranku. DOBO.
06.00.wit.
Aku berada di dobo, tak lama kemudian 09.30, kapal marokehe berada di samundra laut arafuru dan tak lama bersandar aku bisa melihat adikku saat itu jua.