Keduanya memutuskan pulang keesokan harinya. Namun sesampainya mereka di gedung apartemen yang Honey huni, perjalanan waktu sudah terlebih dahulu dimatikan. Semua manusia tampak diam di tempat seperti patung, tanpa menyadari kerusakan yang terjadi dimana-mana. Bahkan sebagian besar bangunan-bangun tinggi tampak nyaris rubuh dengan hampir seluruh kaca dan dinding yang hancur. Membuat mereka dapat memandang bebas ribuan vampir yang berterbangan di udara.
"A-Aku tak tahu mesti ngomong apa lagi," gumam Honey sambil geleng-geleng kepala. Ia masih belum juga terbiasa walau sudah ketiga kalinya dia menyaksikan kekacauan ini dengan kedua matanya sendiri. "Tapi kenapa waktunya bisa dimatikan? Padahal bukankah kau bilang hanya kaulah yang bisa melakukannya?" tanyanya pada sang raja vampir.