Download App
72.49% sistem the gamer / Chapter 672: Bab 190 misi penjinakan

Chapter 672: Bab 190 misi penjinakan

jam 4 pagi aku kembali ke rumah bibi sakura untuk mengambilkan motor skuter yg aku pinjam dari nya. "Harry, kenapa pagi pagi sekali." aku melihat bibi sakura yg sedang berjalan ke arahku dengan senyum lembut di wajahnya.

"apa bibi biasa bangun pagi seperti ini"

"tentu saja, apa menurutmu bibi ini wanita pemalas. walaupun bibi memiliki banyak pengurus rumah tangga bibi tetap memasak sendiri untuk eriri."

"aku hanya sedikit terkejut, tidak perlu mengomel panjang lebar."

"he he ayo masuk dulu, jangan bilang kamu ingin segera pergi setelah mengembalikan motor ini. kamu benar benar tidak sopan."

"baiklah" dengan expresi tak berdaya aku mengikuti bibi sakura ke kamar tamu.

"plak" saat itu bibi sakura meletakkan sebuah kunci dan 1 kotak kondom di depan meja ku yg membuatku melebarkan mata ku. "apa maksud mu bibi."

"ini kunci kamar eriri, masih ada 3 jam sebelum pengurus rumah datang. jinakkan eriri dalam waktu ini, apa kamu mengerti." melihat senyum bibi sakura, aku segera mengangguk dengan serius.

***

"Harry, apa yg kamu lakukan di atas tubuh ku" eriri langsung panik melihat ku yg sudah menaiki tubuh nya.

"aku nanya mempraktekan apa yg kamu gambar." eriri menjadi semakin panik dan saat dia melihat piyama bagian bawanya nya sudah lepas, wajah eriri langsung memerah.

"Harry tolong jangan lakukan ini, aku sepupumu."

"hmmmmmfff sakit, lepas kan harry."

"jangan hmmmff" eriri langsung menutup mulutnya dengan tangan kiri dan tangan kanannya terus menerus meremas otot pinggangku.

seiring berjalannya waktu, aku mempercepat gerakan ku dan eriri mulai memukul dada ku dengan sekuat tenaganya sambil menggelengkan kepalanya.

"hah hah hah jangan hah hah hah aku tidak tahan Harry hah hah." saat itu aku mulai berbisik di telinga eriri "aku akan keluar sepupuku yg cantik."

"jangan di dalam Harry hah hah hah" tapi eriri mulai memeluk leherku dengan kuat dan kedua kakinya mulai menjepit pinggangku.

"Harry aku hmmmmfff aaaahhhhhhhhhhhh" aku membenamkan senjataku dalam dalam dan menembakan cairan susu ku kedalam rahimnya. lalu aku mencium bibirnya dengan penuh nafsu dan mulai menggerakkan pinggul ku dengan cepat.

perlahan eriri juga mulai mengimbangi permainan lidah ku dan juga gerakan pinggul ku. "hah hah aku akan keluar lagi Harry hmmmmfff aaahhhhhhhhh" setelah ronde kedua, aku segera mengubah posisi ku dan membiarkan eriri berada di atas tubuh ku.

"ayo eriri mainkan pinggul mu dan keluarkan fantasi terliar mu."

"hmmmf kamu bajingan hah hah hah" eriri meletakkan kedua tangannya di dada ku untuk menopang tubuhnya dan mulai menggerakkan pinggulnya dengan cepat.

"plak plak plak plak plak" suara hantaman senjata ku dan lubang eriri bergema dengan kecepatan 2 ketukan perdetik. keringat eriri juga sudah memenuhi seluruh tubuh nya dan membasahi rambut nya. "Harry hmmmmff aaahhhhhhhh" perlahan eriri merebahkan tubuhnya di dadaku dengan nafas yg terengah engah. "Harry aku benar benar lelah, perutku rasanya sudah penuh." aku dengan lembut membelai rambut eriri sambil memeluk pinggang nya dan mulai menggerakkan pinggul ku dengan cepat yg membuat tubuh eriri kembali bergetar. "hmmf hah hah hah hah" saat itu eriri hanya bisa mendesah lembut kerena kelelahan sambil mencengkram rambut ku

"apa kamu sudah mulai menikmatinya." mendengar pertanyaan ku eriri hanya memberi anggukkan lembut karena dia sudah benar benar kelelahan.

***

jam 9 pagi, di meja makan rumah keluarga sawamura.

"ini semua salah mu, jalan ku jadi seperti ini. kamu harus menggendong ku kemana pun aku pergi selama satu hari ini." teriakan kesal eriri bergema ke seluruh ruang makan yg membuat senyum bibi sakura semakin lebar.

"jangan salahkan aku, kamu sediri yg kurang olah raga." mendengar jawaban acuh tak acuh ku eriri segera menampar meja sambil menatapku dengan kesal. "aku tidak mau tahu, kamu harus menggendong ku."

"eriri jangan marah marah seperti itu." eriri segera menatap bibi sakura dengan expresi memelas. "Bu, dia melakukan itu pada anak mu selama 4 Jam penuh tanpa henti dan ibu masih membelanya. apa ibu masih menganggap ku anak mu."

"bukan kah itu sangat nikmat"

"tentu saja" wajah eriri tiba tiba memerah karena dia tanpa sadar mengatakan hal yg senarnya. "Bu, bukan itu masalahnya."

"jadi kamu menginginkannya lagi."

"tentu saja." eriri langsung menutup mulutnya dan kembali menatapku dengan kesal. "semua salah mu, aku tidak mau tahu. semua ini tetap menjadi salah mu."

"ok ok aku akan menggendong mu seharian ini."

"huh, kenapa tidak katakan dari tadi. cepat bawa aku naik ke kamar. Megumi dan yg lainnya akan datang untuk pertemuan klub di sini."

"baiklah" lalu aku mengangkat tubuh eriri dari depan dan langsung memeluknya. "apa yg kamu lakukan, aku ingin di gendong." tapi aku langsung mencium bibirnya dan memainkan lidahku di mulut nya.

"aku ingin mmmm" dan ciuman kedua kembali terjadi yg membuatnya benar benar pasrah dan mulai menikmati ciuman ku. setelah beberapa menit kami perlahan melepaskan ciuman kami dan kembali saling menatap dengan mata lembut. setelah beberapa detik kami secara bersamaan mendekatkan bibir kami dan ciuman ketiga yg penuh nafsu pun terjadi.

setelah itu aku menggendong eriri dengan kedua tangan ku dan dia dengan wajah memerah merangkul leher ku sambil menyandarkan kepalanya di bahu ku. "bagiamana kalo kita lanjutkan sampai mereka datang." eriri hanya mengangguk lembut dengan expresi malu malu dan bibi sakura yg melihat ini hanya menunjukan senyum lembut dengan mata yg berbinar.


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C672
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login