Chapter 126: Kisah cangkir Vintage masa kelam.

Tiga orang yang mengirim pesan kepadaku menjadi yang terakhir untuk membalas masing-masingnya. Masih terlalu bersinar di luar sana. Kesepianku mengundang di kala ku seorang diri dan kembali.

Aku menjejalkan ponsel ke dalam tas, lalu menginjakkan kaki untuk menaiki anak tangga. Setelah meninggalkan ruang garasi, ruang tengah, anak tangga, kemudian berjalan menuju sisi kamar sempit ini.

Kembali, tidak ada yang harus aku lakukan hari ini. Namun, di atas meja itu terletak naskah yang akan aku hafalkan sebelum tiba di Subang nanti.

Aku menunggu hari itu tiba, setelah hari ini, besok, dan kemudian hari.

"Habis mandi, baru gue hafalin lagi." Aku menyusun strategi untuk berada di rumah.

Waktu yang aku habiskan saat ini mendekap di dalam rumah. Walau tadinya, aku menjadi orang yang kaya mendadak dalam satu malam, tetapi aku akan berusaha untuk meraih kekayaan dengan jerih payahku sendiri.