"Kenapa sih kamu marah-marah sama mereka lagi, Ran? Padahal kan, Dika gak ada di sana," ucap Arif.
Arif mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia akan mengantar Rani pulang ke rumah. Mereka berdua bahkan tak tahu ke mana perginya Dika.
"Dika kan suka pergi ke sana. Jadi, apa salahnya aku nyari dia di rumah Mira." Rani melipat kedua tangan di dada sambil melihat ke arah kaca mobil di sebelahnya.
"Tapi, ya gak usah marah-marah sama mereka juga, Ran. Ngomongnya biasa aja sama Mira dan Leony."
Rani merasa kesal karena Arif selalu membela Mira dan Leony. Harusnya, pria itu membelanya, bukan mereka.
"Kenapa sih, Mas, bela mereka terus. Mas ini sebenarnya masih cinta sama aku atau nggak lagi?" tanya Rani dengan serius.
Terdengar embusan napas Arif yang panjang. Pria itu menggeleng kepala. Arif sungguh-sungguh masih mencintai Rani dan ingin kembali padanya.
"Mas masih cinta sama kamu, Ran. Kenapa jadi kamu nanya gitu sih? Masih gak percaya sama Mas, ya?"