Dika sudah sampai di rumah dengan wajah pura-pura merasa bahagia di hadapan Rani. Ia tadi sedang jalan-jalan dengan Friska, tapi gagal karena salahnya sendiri. Sang Ibu pun langsung bertanya padanya.
"Friska nya langsung pulang, ya?"
"Iya, Bu. Dia belum sempat mampir ke sini katanya."
"Yah, padahal Ibu lagi kangen banget sama dia nih."
Mendengar hal itu, Dika langsung terdiam. Ia seolah ikut sedih ketika melihat wajah sang Ibu yang langsung manyun karenanya. Ternyata Friska amat berarti bagi ibunya. Dika bingung harus apa sekarang.
"Nanti aku sampaikan sama Friska ya, Bu, buat mampir sebentar kalau kami jalan. Ibu jangan sedih lagi kek gini ya," ucap Dika.
"Iya, Nak. Ibu tuh sayang sama Friska."
Dika paham dengan ibunya. Lantas, ia harus bisa membawa Friska besok kemari hanya untuk sang ibu. Ia tak ingin kalau Rani terus bersedih dan akan membuat sakit yang diderita akan kambuh lagi.