Matahari dengan cahaya merah terbit dari arah timur, menandakan bencana telah terjadi saat malam tadi. Desa Woodland hancur porak-poranda. Tidak ada senyuman yang tergambar dari wajah penduduk desa Woodland. Mereka mengais sisa bahan-bahan makanan yang dapat di selamatkan.
Bau busuk menusuk hidung di akibatkan bangkai manusia yang bergelimpangan di sekitar desa. Rasa takut masih terasa oleh semua penduduk desa. Kejadian semalam memberikan efek yang buruk bagi warga desa dan menghempaskan harapan hidup mereka.
Dengan susah payah pasukan mayat hidup berhasil di kalahkan oleh Sir Finan beserta pasukannya. Tidak ada nyanyian kemenangan atas apa yang telah di capai, yang ada hanya rasa sedih tak bertepi. Sir Finan memerintahkan untuk mengumpulkan dan merawat dengan baik korban yang terluka di Rumah Kayu.
Korban yang meninggal di tumpuk bersama pasukan mayat untuk di bakar secara sekaligus. Sir Finan beranggapan bahwa di bakar adalah cara yang terbaik di banding menguburkannya, jadi kesempatan untuk bangkit dari kematian bisa di hindari.
Rumah Kayu menjadi satu-satunya tempat yang masih berdiri kokoh, Rumah Kayu dapat menampung seluruh warga desa yang hanya tersisa sepertiganya saja. Perang melawan pasukan mayat semalam merupakan kejadian luar biasa yang menelan banyak korban jiwa.
Sir Finan duduk di singgasana sambil memegang sepotong roti gandum di tangan kanannya, tangan beliau masih bergetar saat menggerakan tangannya, dikarenakan rasa lelah setelah pertempuran tadi malam. Pengalaman perang melawan pasukan mayat adalah pengalaman terburuknya, banyak perang yang telah beliau lewati. Menang atau kalah adalah hal biasa, tetapi perang yang baru di laluinya saat malam tadi membuat veteran sekelas Sir Finan di buat ketakutan hingga air mata menetes di pipinya. Melawan pasukan mayat memang berat, selain tidak memiliki perasaan, mereka juga sulit untuk di hentikan. Memenggal kepala musuh saat bertarung perlu kesempatan dan tenaga yang kuat.
Pasukan mayat yang menyerang desa Woodland semalam tak lebih dari lima puluh mayat. Hanya dengan pasukan mayat sekecil itu dapat menghancurkan desa dan menelan korban jiwa hampir dua ratus orang. Sir Finan masih belum mengerti kenapa mayat-mayat yang terkubur bisa hidup kembali dan menyerang penduduk desa. "Apakah ada sangkut-pautnya dengan benda asing yang terjatuh di bukit itu?", tanya nya dalam hati.
Sir Finan memanggil semua orang-orang yang tersisa berkumpul di Rumah Kayu, untuk membahas bencana yang sedang menimpa dan memusyawarahkan solusi terbaik bagi desa Woodland.
"Saudara-saudara sekalian, bencana yang menimpa desa tadi malam telah memukul telak kita semua. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk meratapi dan menangisi keluarga kita yang telah tiada. Kita harus bertahan dan kuat kembali, belum ada informasi yang jelas mengenai kebangkitan makhluk-makhluk itu, apakah akibat dari benda langit atau ada hal lain yang menyebabkannya." Sir Finan mencoba menjelaskan situasi yang sedang mereka hadapi.
"Apakah kejadian serupa menimpa pemakaman masal di dekat hutan juga tuan?". Seseorang bertanya kepada Sir Finan. Seluruh orang yang mendengar pertanyaan pemuda itu langsung bereaksi ketakutan. Mereka berpikir jika hal itu benar terjadi akan sangat berbahaya.
Pada masa silam pernah terjadi peperangan di kawasan hutan dekat bukit yang hancur itu. Semua korban dari kedua belah pihak di kubur dekat hutan sesuai kesepakatan bersama. Perang itu telah usai, pertikaian di antara kedua belah pihak tidak terjadi lagi sampai sekarang. Mereka membuat perjanjian dan membangun desa kecil dekat hutan sebagai bentuk perdamaian. Desa kecil itu di beri nama desa Woodland.
"Itulah alasan utama saya mengumpulkan para saudara disini, saya mengkhawatirkan pemakaman yang berada di sekitar hutan, apakah jasadnya bangkit seperti pemakaman di desa kita? , jarak pemakaman dengan desa cukup dekat. Tapi kita masih memiliki waktu untuk bersiap jika pasukan mayat menyerang desa kita lagi" Sir Finan berkata.
"Tuan kita masih lelah dan pembakaran para korban perangpun masih berlangsung, kita juga tidak cukup orang jika harus melawan pasukan aneh itu lagi" Sahut pria bertopi jerami.
"Apakah seseorang disini ada yang memiliki saran?" Tanya Sir Finan.
"Penduduk yang mampu mengangkat senjata hanya tinggal sedikit, jika kita harus melawan pasukan dengan kondisi terbuka, pasukan kita akan binasa dalam sekejap saja. Sebaiknya kita membuat pagar dari kayu sisa reruntuhan rumah dan membuat satu jalan untuk keluar dan masuk." Asisten Sheriff memberikan saran kepada Sir Finan.
Sir Finan berpikir sejenak untuk membayangkan ide yang tercetus oleh Asisten Sheriff. "Apakah ini bisa menahan serangan dari pasukan mayat hidup?"
" Apakah ada saran yang lain, selain ide membuat pagar ini?" Sir Finan kembali mengajukan Pertanyaan.
"Ide membuat pagar sangat bagus, kita bisa membuat pagar yang mudah terbakar untuk memastikan pasukan mayat tidak melewati pagar kayunya". Balas seorang menjawab Pertanyaan Sir Finan.
"Bagus, sungguh bagus. Kita buat pagar hanya untuk melindungi Rumah Kayu, buat ruang cukup besar di sekitar pintu, agar memudahkan kita menyerang dari dalam ke luar." Sir Finan melanjutkan pembicaraanya.
Walaupun rasah lelah dan gelisah masih melanda para penduduk desa Woodland, mereka tetap memaksakan diri untuk membuat pagar yang mengelilingi Rumah Kayu. Banyak sekali potongan-potongan kayu yang berserakan di sekitar desa Woodlan, Memudahkan pekerjaan yang sedang di lakukan. Hanya perlu setengah hari untuk menyelesaikan pagar.
Di dalam hutan dekat desa Woodland, mayat serentak bangkit dari kuburnya, tanah pemakaman rusak karena di gali dari dalam. mereka bergerak keluar mencari si pemberi perintah. Sihir kuatlah yang membangkitkan para mayat itu. Pasukan mayat berbondong-bondong masuk ke hutan dan berkumpul di suatu tempat. Seakan mereka bersiap-siap dan menunggu perintah dari tuannya. Udara di sekitar hutan merebak berbau busuk, Hutan sudah menjadi tempat yang sangat menyeramkan saat ini.