Setelah sangat sangat lama, Lei Lie dengan enggan melepaskan Fey William. Kedua tangannya meraih wajah Fey lalu menyeka air matanya dengan lembut, "Kelak aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Apa pun yang terjadi, kita harus bersama."
"Iya, iya." Fey William mengangguk-anggukkan kepalanya, "Perkataan harus dipegang, kita saling mengaitkan jari."
"Haha, iya…" Lei Lie mengaitkan jarinya dengan Fey kemudian mengecup keningnya dalam-dalam, "Ini adalah stempel yang kuberikan untukmu yang melambangkan janji kekalku."
"Kamu yang mengatakannya, kalau kelak kamu berani meninggalkanku lagi, aku akan membencimu seumur hidup…" Fey William cemberut.
"Aku tahu." Lei Lie mencubit wajahnya dengan sayang.
"Oh ya, biar kulihat kondisi lukamu." Fey William menarik Lei Lie dan mengamatinya dari atas ke bawah, "Kakimu masih belum sembuh, gipsnya bahkan belum dilepas. Kamu berjalan sejauh ini dengan kaki yang terluka, sakit tidak?"