"Qianyu!" Lei Lie menghentikan mobilnya dan bergegas mendatangi mobil Xiao Han, "Aku mencarimu kemana-mana, kamu kemana saja? Kau terlihat sakit, apa yang telah terjadi?"
"Kau siapa?" Xiao Han menatap Lei Lie dengan pandangan dingin. Xiao Han selalu seperti ini, semua pria yang muncul di dekat Lan Qianyu pasti dianggapnya sebagai musuh.
"Kau sendiri siapa?" Lei Lie memelototinya sambil dalam hati mengatainya tidak tahu sopan santun.
"Dia adalah Xiao Han." Shen Xin turun dari mobil dan menghampiri mereka, "Qianyu, hari ini adalah hari pernikahanmu dan Xiao Qi. Kamu, kenapa kamu bisa bersama dengan Xiao Han?"
Lei Lie berpikir keras sambil mengerutkan keningnya. Xiao Han, sepertinya dia pernah mendengar nama itu…
Lan Qianyu membuka pintu mobil dan turun tanpa mengatakan apa-apa. Lei Lie baru saja akan mengulurkan tangan kepadanya, namun Xiao Han sudah memapahnya duluan. Pada dasarnya luka lama Lan Qianyu belum benar-benar sembuh, ditambah lagi peristiwa tadi malam, saat ini kondisi tubuhnya benar-benar buruk. Pada saat berdiri menjejak tanah dia tampak lemah, hampir saja dia terjatuh. Xiao Han pun segera menggendongnya, "Yang mana gedungnya?"
"Sini." Shen Xin memandu jalan di depan.
Xiao Han berlari ke lantai atas sambil menggendong Lan Qianyu. Lei Lie mengikuti di belakangnya. Baru saja berjalan beberapa langkah, tiba-tiba dia berkata, "Aku ingat, kau adalah mantan kekasih Qianyu, adiknya Xiao Qi."
Xiao Han menoleh dan melihatnya sekilas, dia lalu bertanya kepada Shen Xin, "Siapa dia?"
"Dia temannya Qianyu, dan juga tetangga kami. Namanya Lei Lie." Shen Xin agak gugup. Sejak kecil, jantungnya selalu berdetak kencang setiap kali Xiao Han melihatnya atau mengajaknya berbicara.
…..
Sesampainya di rumah, Xiao Han tanpa kesulitan membaringkan Lan Qianyu di atas tempat tidurnya. Dia menghamparkan selimut menutupi tubuh Lan Qianyu, lalu menoleh dan berkata kepada Si Hui, "Telepon dan panggil Dokter Feng ke sini."
"Baik." Si Hui pun segera mengambil ponselnya.
"Tidak perlu…" Lan Qianyu bergumam lemah, "Pergi, aku tidak ingin melihatmu."
"Qianyu…"
"Pergi, pergi…" Lan Qianyu berseru marah, tubuhnya bergetar tanpa henti.
Xiao Han sedih melihatnya, dia tidak pergi, tetapi juga tidak berkata apa-apa.
"Lebih baik kamu pergi dulu. Saat ini kondisinya sangat tidak baik. Jangan sampai membuatnya emosi lagi." Lei Lie berkata.
"Tutup mulut." Xiao Han memelototinya dengan pandangan penuh permusuhan dan menunjuk ke arah pintu, "Keluar."
"Hei, kalau bicara yang sopan sedikit." Lei Lie mulai marah.
"Kalian jangan ribut." Shen Xin berkata dengan suara pelan, "Xiao Han, lebih baik kamu pulang saja. Datanglah lagi untuk menengoknya nanti setelah kondisi Qianyu sudah lebih baik."
Xiao Han diam sejenak, dia menatap Lan Qianyu dengan pandangan tidak rela, "Baiklah, aku pulang dulu. Besok aku akan datang lagi untuk menengokmu."
Setelah itu dia melihat ke arah Shen Xin dengan pandangan penuh arti, kemudian berjalan keluar. Shen Xin bergegas mengikutinya. Di ruang tamu, Xiao Han mengambil sebuah kartu nama dan selembar cek yang masih kosong dan memberikannya kepada Shen Xin. Dia berkata pelan, "Sama seperti dulu, setiap hari telepon aku sebanyak sepuluh kali untuk melaporkan kondisi Qianyu. Kau isi sendiri angkanya."
"Haha, kau masih tetap Xiao Han yang dulu, sedikit pun tidak berubah." Shen Xin tertawa pelan. Saat menerima benda-benda pemberian Xiao Han itu, tangannya tidak sengaja bersentuhan dengan tangan Xiao Han. Gerakan kecil itu lagi-lagi membuat jantungnya berdebar semakin kencang.
"Si Lei Lie itu menyukai Qianyu?" Tanya Xiao Han.
"Sepertinya begitu, tapi Qianyu hanya menganggapnya seperti saudara." Shen Xin memandangnya sambil tersenyum.
Xiao Han menoleh dan berkata kepada Si Hui, "Kau tetap tinggal di sini." Kemudian dia pun pergi.
Saat memasuki elevator, Xiao Han bertemu dengan Qiao Qing yang sedang tergesa-gesa pulang dengan tubuh dipenuhi keringat. Qiao Qing berjalan cepat sambil menelepon, "Tante Leng, aku tadi menerima pesan dari Lei Lie, Qianyu sudah pulang. Aku sedang bergegas kembali, nanti…"
Perkataannya langsung terputus begitu melihat Xiao Han. Qiao Qing pun berseru kaget, "Xiao Han???"
Leng Ruobing yang berada di ujung sebelah telepon pun ikut terkejut, dia lalu bertanya dengan cemas, "Xiao Han ada di sana???"