Ye Yan dengan cepat mengeringkan rambut Lan Qianyu, "Cepat tidur."
Saat berdiri, Lan Qianyu tiba-tiba merasa pusing, tubuhnya pun oleng. Ye Yan bergegas memeganginya lalu mengangkatnya ke atas tempat tidur, "Kamu kenapa? Mana yang tidak enak? Aku akan segera menghubungi Dokter Hua…"
"Tidak usah." Lan Qianyu menahannya, "Aku hanya terlalu lelah, cuma butuh istirahat."
"Lebih baik diperiksa, bagaimana kalau ada apa-apa dengan bayinya?" Ye Yan mengambil ponselnya.
"Kalau aku bilang tidak usah ya tidak usah, bawel sekali!" Lan Qianyu tiba-tiba marah.
Ye Yan berhenti bergerak dan menatapnya sambil mengerutkan kening, "Kamu ini kenapa? Aku mengkhawatirkanmu, tapi kenapa kamu malah marah-marah kepadaku?"
"Yang kau khawatirkan adalah bayimu, bukan aku!" Lan Qianyu berseru kesal, "Aku sudah capek seharian, fisik dan mentalku sangat kelelahan. Saat ini aku hanya ingin tenang sejenak, kumohon kepadamu, bisa tidak jangan ganggu aku lagi???"
Meskipun dalam hati Ye Yan ada kemarahan, namun melihat kondisi Lan Qianyu yang seperti itu, hatinya juga sedikit tidak tahan, "Baiklah, cepatlah beristirahat. Aku akan menyuruh Donna untuk membuatkan segelas susu hangat."
"Tidak usah, aku tidak ingin apapun." Lan Qianyu memutar tubuhnya, dia memunggungi Ye Yan dan mengubur wajahnya dalam bantal.
Ye Yan menyelimutinya, lalu tidur di sampingnya. Dia dengan hati-hati membuat sedikit jarak dari Lan Qianyu agar tidak menyenggolnya.
Pikiran Lan Qianyu sangat kacau, kepalanya juga sakit sekali dan tubuhnya pun merasa sangat lelah. Tidak lama kemudian dia pun tertidur.
Ye Yan membuka matanya dan menatap punggung Lan Qianyu. Pikirannya berkecamuk. Apa Lan Qianyu sedih karena perkataannya yang jahat tadi, makanya suasana hatinya menjadi sangat buruk? Dia tidak sama seperti Yuyao yang akan menangis ketika sedih dan terluka hatinya. Lan Qianyu selalu menahan semuanya dalam hati dan menyiksa dirinya sendiri…
Semakin memikirkannya, Ye Yan semakin merasa bersalah. Dia mendekati Lan Qianyu dengan hati-hati dan perlahan memeluknya dari belakang. Lan Qianyu bergerak sedikit sambil mengigau, "Jangan… jangan sentuh aku…"
Ye Yan terkejut, keningnya pun berkerut. Apa Lan Qianyu sebegitu tidak sukanya dengan keintimannya?
Ye Yan menarik kembali tangannya dan membalikkan tubuhnya memunggungi Lan Qianyu sambil menjaga jarak darinya…
**
Pagi-pagi sekali, Lan Qianyu terbangun karena lapar. Kondisi mentalnya sangat buruk. Ye Yan sudah tidak terlihat di dalam kamar. Donna membuka pintu dengan perlahan sambil mendorong kereta makanan yang diisi dengan berbagai macam makanan ala Tiongkok untuk sarapan.
"Maaf, Nyonya. Tuan menyuruhku untuk tidak membangunkan Anda, makanya aku tidak mengetuk pintu dan langsung membawa masuk makanan ini." Donna berkata sambil tersenyum, "Anda pasti sudah lapar, ayo bangun dan membersihkan badan dulu."
"Iya." Lan Qianyu bersiap-siap untuk bangun dari tempat tidur. Saat itu terdengar suara ketukan pintu serta suara Leng Ruobing dari luar, "Qianyu, apa aku boleh masuk?"
"Silakan masuk." Kebetulan Lan Qianyu juga ingin menanyakan sesuatu kepadanya.
Leng Ruobing berjalan masuk, wajahnya tampak sangat lesu, matanya merah kelelahan. Terlihat jelas kalau semalam tidurnya tidak nyenyak.
"Donna, keluarlah dulu," Lan Qianyu berkata kepada Donna.
"Baik." Donna menunjukkan gestur hormat kepada Leng Ruobing lalu dia pun keluar.
"Di sini ada banyak makanan, makanlah dulu sedikit. Aku mandi dulu." Lan Qianyu berkata acuh tak acuh kepada Leng Ruobing, lalu dia masuk ke kamar mandi.
Leng Ruobing sama sekali tidak berselera makan, dia hanya duduk melamun di samping meja makan.
Lan Qianyu selesai dengan cepat, dia pun keluar dari kamar mandi. Dia lalu berjalan ke pintu kamar dan menguncinya, kemudian langsung bertanya tanpa basa-basi, "Katakan, sebenarnya apa yang terjadi antara kamu dan orang tua Gong Yuyao."