Jerry membantu mendorong kursi Anjani begitu gadis itu keluar dari ruang terapi. Sedari tadi Jerry sudah menunggunya di luar, sementara Klarisa di dalam menemani. Sebenarnya Jerry sedikit terlambat hari ini, seharusnya ia bisa datang satu jam sebelumnya, tetapi pekerjaan tambahan memaksanya pulang tidak sesuai jadwal.
"Gimana tadi? Feels any better? Some changes?" tanya Jerry, sedikit menundukkan kepala, karena Anjani tampaknya lemas sekali.
Anjani mengangguk, sedikit menghela, "It's always feels same, no difference. Sakit, Kak. Pokoknya kamu jangan sekali-kali deh sakit kayak aku. Udah diobatin pun tetap sakit, such a hopeless sufferer," ujarnya tertawa miris.
"Hey, apa aku bilang? Jangan begitu. Mungkin kamu udah bosen dengernya, tapi coba lebih sabar, Jan. alihkan pikiran negatif kamu ke hal positif." Jerry memuka pintu ruang rawat inap Anjani.