Download App
16.66% school girl / Chapter 2: Sekolah

Chapter 2: Sekolah

"Kakak,bangun-bangun"elika mengoyang tubuhku.

"Ehhmm, ada apa elika"aku dengan wajah masih mengantuk.

"bangun sudah pagi"elika menujukan jam dinding yang menujuk angka 7.

"aku kesiangan, untung aja hari ini kakak libur"aku mengelus kepala elika.

"Cepat bangun-bangun"elika mendorongku.

"Oke Putri"aku berdiri dan mencuci wajahku.

Sudah 3 tahun tak terasa kepergian papa, mama, sekarang elika telah masuk tk, sedangkan emilia masuk smp kelas 1,aku sendiri sebenarnya tidak menginginkan sekolah lagi karena keadaan keuangan kami,entah apa yang terjadi kemarin saat kelulusan kepala sekolah memberikan beasiswa sma untukku walaupun, aku tidak tahu sekolah apa yang akan aku masuki, dia hanya memberikan surat dan nama jalannya, aneh juga sih.

"Yoshhhh, semangat"aku tersenyum sambil mengempalkan kedua tanganku.

Aku turun kebawa dan melihat emilia yang selesai memasak dan menungguku di meja makan.

"Kakak ren lama"elika mengembangkan pipinya dan duduk di kursinya.

"Maaf soalnya kemarin kakak lembur jadi tadi, kakak enggak sengaja ketiduran di kamar mandi"aku mengelus kepalaku.

"Bahaya tahu! "Emilia memarahiku.

"Maaf lain kali aku akan hati-hati"aku menundukan kepalaku.

Kami pun mulai makan pagi, emilia mendiamiku di meja makan mungkin karena aku terlalu banyak bekerja samapi lembur tadi malam.

"Lain kali kerja lihat kesehatan kak"emilia memalingkan wajahnya.

"(Malu-malu dia) baik"aku melihat telinga emilia yang memerah.

Kami pun selesai makan malam dan ke ruang tamu untuk mendoai ayah dan ibu, aku memulai doa dan diikuti emilia dan elika.

"Kami berangkat"elika tersenyum sambil melihat foto ayah ibu.

Aku,emilia, dan elika pergi ke sekolah karena jalan kami berbeda kami berpisah.

"Hati hati di jalan kakak ren"elika melambaikan tangan kearahaku.

"Hati-hati kak"emilia dengan wajah datar biasa dia.

Aku meniggalkan mereka dan menuju sekolah yang sama sekali tidak aku ketahui, sekolah apa yang akan aku tempati selama 3 tahun ini.

Tak beberapa lama, "disini ya"aku melihat alamat yang di berikan kepala sekolah, aku melihat sekolah yang tampak istimewa dari sekolah biasanya karena ukuran yang tidak normal,dan di jaga 10 penjaga berbadan kekar, dan "(entah kenapa semuanya anak cewek!) "aku berteriak dalam hati.

Aku mendengar para wanita banyak membisikanku,"cowok kok ada disini ya"aku mendengar wanita di belakangku yang mulai hampir mengepungku.

"Keren juga dia, lihat rambutnya aja putih "kata wanita yang ada dikanan.

"(Kalian ini kalau berbisik-bisik pelan-pelan bisa enggak kedengar tahu, baru aja masuk langsung jadi pusat perhatian, eh tunggu dulu bagaiamana kalau aku tanya ke mereka soal ruang kepala sekolah jujur, aku tidak tahu dimana ruangnya soalnya sekolah ini besar juga sih) anu"aku mencoba mendekati seorang namun.

Mereka mundur sangat jauh, "E... (Ada apa kenapa mereka mundur)"aku bingung,dan aku mencoba lagi mendekati namun mereka semua temundur lagi terus-menerus.

"(Maaf aku harus melakukan ini nona) sunggg"aku mengunakan kemampuan seni bela diriku yaitu peningkatan kecepatan.

"Dimana laki-laki tadi"semua wanita tersebut bingung.

Aku langsung berada di belakang mereka, aku menyentuh pundak salah satu wanita tersebut membuat mereka terkejut.

"Maaf aku mau tanya dimana ruang kepala sekolah"kataku.

Namun mendadak mereka semua terdiam, "aku tahu diman ruangannya"kata salah satu wanita menggunakan kacamata.

Terima kasih"aku tersenyum dan mengikuti dia.

"Maaf siapa namamu ya"kata wanita tersebut.

"Namaku ren"kataku.

"Aku ketua osis sekolah ini,namaku erina"kata wanita tersebut.

Dia menujukkan semua lingkungan sekolah yang sangat besar,dimulai dari ruang eskul dan tempat olahraga, namun yang paling membuatku terkejut adalah tempat seni bela diri nya yang sangat banyak, dan tempat pertarungan turnamen juga.

"Dan juga maaf apa tujuanmu datang ke sekolah ini"erina memainkan kaca matanya.

"Aku mendapatkan beasiswa disini jadi besok,aku akan bersekolah disini"aku tersenyum.

Mendadak erina terkejut dan terdiam sebentar, "tidak akan aku biarkan laki-laki disini"suara pelan erina.

"Erina ada apa"aku mencoba memegang bahunya namun.

"Sunggg"erina melancarkan pukulan tepat diwajahku namun.

Aku menghindar dengan mudah"woi, ada apa denganmu"aku bingung karena erina mencoba memukulku.

"Mustahil kau bisa menghindari pukulanku"erina terkejut karena pukulannya bisa aku hindari.

"Sunggg"

"Sunggg"

Erina memukulku bertubi-tubi namun semua aku hindari, "woi tenanglah"aku berlari meniggalkan erina namun dia mengejarku sanagt kencang sial,aku menibgktakan kecepatanku.

Aku sampai di tengah lapangan sekolah murid-murid wanita melihatku bingung,"itu cowok kan kenapa ada disini"kata wanita yang ada di belakangku.

"Woi, tunggu cepat sekali kau, kau hampir mirip princess"kata erina sambil menarik nafas, mendadak dia mencoba memukulku namun,"tapsss"aku memegang tanganya, "tenanglah"kataku.

"Mustahil, kau bisa menagkis pukulanku"mendadak erina terduduk.

"Mustahil pukulan ketua osis ditahan"kata wanita di belakang.

"Pok-pok"tepuk tangan berbunyi di tengah-tengah murid, "menarik sekali"aku melihat wanita.

"Kepala sekolah, kenapa anda disini biarkan aku yang menyelesaikan laki-laki ini"erina mendadak berdiri dan mentuapakn kuda-kudanya.

"Hentikan, dia tamuku"kepala sekolah tersebut mendadak berada di depan erina dengan senyuman.

"Baik"erina menundukan kepalanya dengan nada menghormati.

"Dan ren maaf soal kekacauan ini"kepala sekolah tersenyum kerahaku.

"Tidak masalah ,kepala sekolah"aku tersenyum kepada kepala sekolah.

Aku dan erina mengikuti kepala sekolah di belakangku, entah kenapa saat aku melihat erina dia menatapku seperti singa mengintai mangsanya.

Kami sampai di ruang kepala sekolah, aku melihat wanita yang berdiri di samping mejanya, dan menatapku seperti erina, kepala sekolah duduk dan mulai menjelaskan kepada kami.

"Oke baiklah akan aku jelaskan, dia adalah ren Yamamoto dan, dia akan bersekolah disini dengan gratis"kata kepala sekolah.

"Apa!! "Erina, dan wakil kepala sekolah berteriak.

"Tenanglah kalian berdua"kepala sekolah menutup telinganya.

"Kenapa harus ada laki-laki di sekolah perempuan"erina memarahi kepala sekolah.

"E.... Apa sekolah perempuan! "Aku berteriak.

"Double effect"kepala sekolah menutup telinganya.

"Kepala sekolah, kenapa kau tidak menyampaikan dari awal, aku ini laki-laki tahu"aku mendadak bingung sekaligus agak kesal.

"Maaf aku lupa, tehehehe"kepala sekolah memukul kepalanya.

"Aku tidak masalah jika melawan 100 orang berbadan kekar, asal dia ini tidak sekolah disini"erina menujukku.

"Tenanglah erina, aku juga tidak tahu ini sekolah peremp.... "Mendadak aku berhenti bicara.

"Diamlah dasar sialan, dan juga jangan panggil aku erina"erina menatapku layaknya singa mengintai mangsa.

"Iya maaf"nyaliku mendadak ciut.

"Hahaha, kalian ini lucu sekali"kepala sekolah tertawa sambil menyentuh perutnya.

"Kepala sekolah, ini bukan waktunya bercanda tahu"kata wakil kepala sekolah .

"Maaf-maaf lagi pula kalian tahu, keputusanku adalah mutlak paham"kepala sekolah menatap erina, dan wakil kepala sekolah dengan tatapan penindas.

"Maaf kepala sekolah mungkin, aku tidak usah bersekolah disini"kataku.

Aku melihat reaksi kepala sekolah terkejut, "kenapa ren, apa ada yang salah dengan sekolah ini?"kata kepala sekolah.

"Karena ini kan sekolah perempuan kenapa juga ada laki-laki yang,sekolah disini kan"kataku.

"Ya enggak apa-apa kok mungkin ,kau bisa dapat wanita cantik disini loe, contohnya erina"kepala sekolah tersenyum keren.

"Ya enggak gue enggak minat dengan cewek begini"kataku.

"Huh"erina menatapku dengan mengerikan.

"Maaf"nyaliku main turun.

"Baiklah kalau begitu, kau ganti rugi atas rahasia dari sekolah ini"kepala sekoakh tersenyum seperti iblis.

"E... Ganti rugi rahasia, maksudnya? "Aku bingung.

"Iho, kamu enggak tahu ya sekolah ini adalah sekolah elit mana mungkin orang biasa bisa masuk,dan karena ada laki-laki du sekolah perempuan bisa-bisa nama sekolah ini tercoret akan keamanannya"kepala sekolah tersenyum.

"Apa.... Ya tenang aja mana mungkin aku memberitahukan ke orang-orang"aku panik karena perkataan kepala sekolah.

"Apa aku akan percaya begitu saja"kepal sekolah menatapku dengan sangat mengerikan, "baik kalau kau tidak mau sekolah disini bayar denda sebesar 50 juta munny, tapi jika kau bersekolah maka hutangmu akan hilang sepenuhnya"kepala sekolah tersenyum.

"(50 juta munny kapan aku bisa melunasinya, sampai tua pun tidak akan tebayar)baik aku akan sekolah disini"aku mengatakanya dengan banjir keringat.

"Oke baiklah besok kau boleh sekolah, aku sudah menyiapkan dokumen tentangmu"kepala sekolah memutar kursinya.

"Ehhhhhh"aku merasakan dua aura iblis di sekitar wakil kepal sekolah, dan ketua osis.

Akau terdiam dan tidak mengatakan apapun, tak beberapa lama kepala sekolah menyuruh kami keluar.

"Kepala sekolah kenapa anak itu mau kau masukan di sekolah ini"kata wakil kepala sekolah.

"Tenanglah lihat ini"kepala sekolah melempar dokumen.

Wakil kepala sekolah melihat isi dokumennya dan terkejut, "apa anak itu?! "Wakil kepala sekolah mendadak gerogi.

"Ya betul, dia ren Yamamoto, anak yang memenangkan kejuaran seni beladiri berkali-kali, saat aku pertama kali menjadi juri di pertarungan internasional, aku tertarik dengan anak ini dia bisa mengalahkan musuh hanya dengan satu pukulan dalam waktu 10 detik, alangkah mengerikannya dia bukan dianggap biasa namun bisa di bilang di itu jenius bagiku"kepala sekolah bersandar di kursinya.

"Jadi apa tujuanmu"kata wakil kepala sekolah.

"kita lihat saja nanti "kepala sekolah tersenyum.

Tak beberapa menit aku berjalan dengan erina mengitari sekolah, agar aku tahu tempat-tempat di sekolah ini.

Pasti aneh bukan erina yang tadi seperti iblis mendadak mau, itu karena perintah kepala sekolah, "woi lambat ayo jalan"erina menatapku kesal kerahaku.

Aku hanya diam dan mengikuti dia saja, dia menjelaskan tempat-tempat yang belum dia beritahu tadi, tak beberapa menit kami selesai mengitari sekolah.

"Sudah kan aku pulang dulu"erina meninggalkanku namun aku merasa ada bunyi yang aneh, terdengar seperti batu tidak bukan kayu, aku melihat gelundukan kayu yang hampir patah di atas kepala erina.

"Erina awas"aku mendekati dia namun,pasti tidak akan sempat tidak ada cara lain.

Aku menggunakan kemampuan peningkatan kecepatan, dan memeluk tubuh erina agar kayu tersebut menimpa tubuhku.

"Bakkkkk"beberapa kayu jatuh tepat di punggungku, "tess-tess"tetesan darah keluar dari kepalaku dan terkena wajah erina, "kau enggak apa-apa, syukurlah"kataku sambil menyingkirkan kayu di punggungku.

"Awawaw" aku membersihkan darah di kepala ku karena potongan kayu kecil mengenai tepat di tulang tengkorak atasku.

"Grep"aku merasakan ada yang memegang baju belakangku, aku melihat erina menundukan kepalanya.

"Terima kasih"kata erina.

"Tidak masalah,hihihi"aku tersenyum namun darahnya masih keluar, "sial darah ini gangu aja!"aku kesal sambil membershikan darahku.

"Sretttt"erina mengeluarkan sapu tangan dan mengelapkan ke wajahku yang ada darah nya.

"Erina, enggak perlu sayang sapu tanganmu ada darahku tahu"aku mencoba menghentikan erina.

"Diamlah bego!"erina meneriakiku .

"Maaf"kataku.

Erina membersihkan darah di wajahku, dan membuat pendarahannya berhenti.

"Wow, terima kasih erina"aku tersenyum, dan berjalan meninggalkan erina, "sampai jumpa besok"kataku.

Aku melihat wajah erina yang agak merah dia hanya diam saja tanpa mengatakan apapun namun aku berharap bisa berteman dengan ya selama di sekolah ini.

"Aku pulang"aku membuka pintu dan melihat emilia dengan wajah kesal.

"Kenapa bajunya ada darah"emilia dengan tatapan datar.

"Oh tadi aku kejatuhan kayu, saat di sekolah"aku mengelus kepalaku.

"Hummmm, kakak bodoh! "Emilia meneriaki dengan suara datar.

"Dorong-dorong"mendadak elika di belakang dengan pakaian suster.

Aku di dorong masuk ke kamar mandi, aku melepasakn semua bajuku dan membersihkan darah yang sedikit menempel di tubuhku, selesai mandi.

Aku keruang dapur dan melihat ruangan kosong, aku melihat kesan kemari dan tidak melihat emilia, dan elika.

"Sekarang waktunya istirahat pasien"emilia dengan baju suster dan tatapan datarnya.

"Ayo makan dan istirahat"elika tersenyum manis.

"Kenapa kau pakai baju yang sama seperti elika,emilia" aku menujuk elika.

"Diamlah dan cepat makan"emilia mendudukiku di meja makan.

Aku makan disuapi emilia dan elika hanya sibuk makan-makanan nya saja .

Aku merasa senang karena memiliki adik yang sangat pengertian denganku, aku harap hari ini tetap akan selalu seperti ini.

Bersambung


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login