Download App
2.5% ROAD TO ORIGIN SYSTEM (HIATUS) / Chapter 1: Chapter 1 - PROLOGUE
ROAD TO ORIGIN SYSTEM (HIATUS) ROAD TO ORIGIN SYSTEM (HIATUS) original

ROAD TO ORIGIN SYSTEM (HIATUS)

Author: PENUNGGUNOVELEMAS

© WebNovel

Chapter 1: Chapter 1 - PROLOGUE

Aku mengamati kota dari kamarku di rumah yang ditempati keluarga ku. Gedung – gedung yang tinggi menjulang ke awan, kendaraan yang digerakkan melalui mesin manual ataupun otomatis, dan banyaknya manusia yang berjalan kesana kemari.

Namaku Raian Soraya 24 tahun aku lahir dari keluarga yang sederhana, aku mempunyai adik kembar 1 laki laki dan 1 perempuan yang bernama Erik Soraya dan Rain Soraya yang saat ini berumur 18 tahun, lalu Ibuku seperti ibu rumah tangga biasanya dia melakukan semua pekerjaan rumah ibuku bernama Rani Soraya, untuk Ayahku dia seorang Manajer Kantor Cabang dari sebuah perusahaan ternama dan ayahku bernama Daniel Soraya

Keluarga kami merupakan keluarga yang harmonis yang saling menyayangi satu sama lain. Saat ini Aku sedang berusaha untuk mencari tempat bekerja untuk meringankan beban orangtuaku dan dapat menyicil untuk membiayai Universitas untuk Adik adik ku yang akan lulus SMA tahun ini bahkan mereka juga bekerja paruh waktu untuk biaya mereka seperti dahulu.

Ayahku yang saat ini berumur 47 tahun walaupun ia sanggup untuk membiayai mereka berdua tapi ia menegaskan hanya akan membayar setengah biayanya saja sampai mereka lulus, bukannya karena ia pelit tapi ia ingin mengajarkan kami untuk bersifat mandiri agar tidak manja.

Ibu kami pun menyetujui ayah ku, walaupun ia sudah berumur 40-an tapi orang mengganggap ia masih berumur 30-an.

"Raian cepat turun ibu sudah selesai buat sarapan" kata ibuku

"Iya bu bentar raian tinggal pakai Dasi" Jawabku.

Setelah aku menjawab aku langsung bergegas memakai Kemeja dan Dasi lalu cepat – cepat turun karena dalam keluargaku sarapan harus selalu bersama dan jika salah satu belum kumpul maka akan kena denda 50 ribu, ini pun untuk mengajarkan kedisiplinan

"Kak Rai cepat duduk aku sudah lapar kelamaan dandan gk bakal bikin tambah ganteng juga" Kata Rain

"Bang Cepetan percuma juga lagian pakek kemeja rapih, masih aja gantengan aku" kata Erik

Kebiasaan mereka berdua adalah membuat aku kesal walaupun begitu aku tetap menyanyangi mereka karena itulah yang dimaksud keluarga. "Sabar dua Jancok, ini tuh namanya sopan dalam berpakaian yang menambahkan kesempatan untuk diterima kerja."

"Ini sudah ke 6 kalinya Abang(Kakak) mengucapkan itu" Jawab mereka berdua

Kekompakan mereka hanya ada saat akan mengerjai ku dan untuk lainnya mereka seperti api dan air, aku bingung kenapa mereka selalu kompak disaat begini saja dan disaat penting, dan juga disaat pentingnya itu dikit daripada saat mengerjai ku.

"Haiz, Sudah – sudah cepat duduk Raian kita baca doa dulu baru kita makan, kalo tidak cepat – cepat nanti kalian telat." Kata ibu ku

Setelah itu aku pun duduk dan kami membaca doa lalu kami sarapan dengan tenang dan tidak boleh berbicara karena tidak sopan kata ibu bicara saat makan. Lalu selesai makan ayahku bertanya

"Oh iya Rai, kamu hari ini mau melamar kerja dimana?" Tanya ayahku

"Aku melamar di Perusahaan K ayah, memangnya ada apa?" jawabku

"tidak ayah hanya bertanya, kalau kamu masih tidak keterima juga nanti kamu kerja saja dikantor ayah soalnya ada 1 orang yang mau pindah dari kantor cabang ayah dan belum ada orang baru, namun kamu harus berusaha sendiri untuk masuk ayah cuman bisa menaruh kamu di daftar rekomendasi sisanya terserah kamu" kata Ayahku

Mendengar hal itu aku pun senang karena dengan begitu tingkat keberhasilan ku masuk lumayan tinggi karena berada di Daftar Rekomendasi, apalagi Perusahaan ayah ku merupakan Perusahaan yang terkenal itu.

"Terima kasih ayah itu kita lihat saja nanti kalau aku masih tidak di terima maka aku akan mendaftar disitu, sekarang aku akan mencoba di perusahaan ini dahulu" Jawabku

"Ya sudah jika itu mau kamu ayah dan ibumu hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu." Jawab Ayahku

"Baik yah" Kata ku

"Sudah jam segini mari kita jalan kalau tidak nanti kalian akan telat nanti" kata Ibuku

"Baik Ibu" Kata aku dan Adikku, Hari ini kami tidak akan diantar oleh ayah karena ia sedang berlibur hari ini jadi kami tidak mau mengganggu waktu liburnya, kami pun bergegas memakai sepatu dan tidak lupa memberi salam kepada orangtua kami.

Dalam perjalanan udara disekitar kami masih lumayan bersih karena masih sedikit yang menggunakan kendaraan pada pagi hari walaupun ada juga tidak ramai sekali seperti saat siang hari.

Disaat perjalanan aku dan adikku berbincang – bincang seputar hal pelajaran mereka dan aku pun memberitahu mereka dimana mereka salah walaupun begini aku 3 besar di antara seluruh siswa angkatan ku, namun jangan anggap aku sebagai anak Nerdie yang anti social karena aku juga popular disekolah.

"Jadi Rumusnya begitu yah kak, kalau -X dengan perkiraan 2 yang berada di Sin 30 derajat bla bla bla bla… maka hasilnya 1" jawab Rain (A/N : abaikan ini gk usah nyari jawaban gw juga gk ngerti)

"Iyap Betul" Kata ku

Saat aku dan Rain sibuk si Erik hanya mendegarkan karena ia merupakan jenius dalam matematika dan Komputer yang mendapatkan banyak Piagam dalam Kompetisi Matematika dan Komputer.

Sedangkan si Rain juga merupakan Jenius namun dia Jenius dalam Kimia, Fisika dan Sastra. Disekolah pun mereka mendaptkan panggilan Jenius Duo yang mengharumkan nama sekolah mereka yang kebetulan sekolah ku dulu.

"Bang kalau Pronoun dan adverb dari ini sudah benar?" Tanya Erik

"Hmm, yah itu sudah benar" Jawab ku

Tanpa sadar kami pun sudah berada di tempat pemberhentian Bus yang menuju ke arah Sekolah mereka dan ke tempat lamaran kerja aku, di saat asik menunggu Erik dan Rain mempunyai kebiasaan mendengar lagu dengan Headset mereka saat itulah kejadian baru dimulai.

Saat aku sedang melihat jalan untuk melihat bus yang akan kami tumpangi bus pun tiba namun kecepatan bus itu tidak wajar dan bunyi klakson bus itu pun berbunyi aku pun langsung tahu kalau bus itu remnya bermasalah, bus itu berjarak dekat dengan kami aku pun langsung mendorong 2 adik ku lalu aku juga berhasil menghindar.

Yang tidak ku sadari bahwa dibelakang bus juga ada Truk yang melaju kencang aku langsung mendorong adikku yang sudah berdiri namun aku tidak sempat menghindar dari sini lah aku tau bahwa ajal ku sudah

tiba.

'ah sialan aku tidak bisa mengikuti manga, LN dan anime yg ku tonton lagi maafkan aku Ayah dan Ibu' dalam pikiranku hanya ada ini ketika ajal menjemputku


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login